Displasia Ektodermal Hipohidrotik

Eveline PN, Sri Rezeki Hadinegoro, Siti Aisah Boediardja

Sari


Seorang bayi laki-laki berusia 4 bulan menderita displasia ektodermal hipohidrotik (DEH),
merupakan kelainan genetik yang sebagian besar diturunkan secara x-linked recessive.
Sindrom ini ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya kelenjar keringat,
hypotrichosis,dan hypodontia. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan dipastikan
dengan biopsi kulit yang menunjukkan tidak ada atau hipoplasi kelenjar ekskrin dan
rambut. Trias gambaran klinis utama DEH adalah hipohidrosis atau anhidrosis, hipotrikosis
dan andontia total atau partial. Kelainan ini perlu segera ditegakkan untuk menghindari
komplikasi yang berat pada masa bayi dan diperlukan untuk menentukan penanganan
selanjutnya. Untuk mengetahui pola penurunan genetik pada pasien ini perlu disusun
silsilah penyakit dalam keluarga serta biopsi kulit atau uji starch-iodine pada kedua orang
tua pasien sehingga konseling genetik. Pencegahan dapat diberikan secara multidisiplin
sangat diperlukan dalam penanganan kasus seperti ini agar mendapatkan prognosis yang
lebih baik. Displasia ektodermal hipohidrotik yang disebut juga Christ-Siemens Touraine
syndrome atau displasia ektodermal anhidrotik digambarkan pertama kali pada tahun 1848
oleh Thurnam 1,2 dan diikuti pada abad-19 oleh Darwin.2 Pada tahun 1921, Thadani
menetapkan DEH sebagai suatu kelainan x-linked dan kemudian melaporkan bahwa
perempuan pembawa gen mutan menampakkan gejala yang bervariasi dari kondisi
tersebut.1,2
Angka kejadian DEH diperkirakan 1 per 100.000 kelahiran hidup,2,5 lebih 90% terjadi pada
anak laki-laki.2 Di Indonesia dilaporkan 2 kasus pada tahun 2000-2002,6 salah satu kasus
berobat di Subbagian Kulit Anak Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM.


Kata Kunci


displasia ektodermal hipohidrotik; anhidrosis; anodontia; hipotrikosis; x-linked recessive

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Francis JS. Ectodermal dysplasias. Dalam: Harper J,

Oranje A, Prose N, penyunting. Textbook of pediatric dermatology.

London: Blackwell Science, 2000. h.1163-87.

Harper JI. Genetic and genodermatoses. Dalam: Champion

RH, Burton JL, Burns DA, Breathnach SM,

penyunting. Textbook of dermatology. Edisi ke-6. London:

Blackwell Science, 1998. h. 357-436.

Micali G, Guitart J, Bene-bain MA, Solomon LM. Genodermatoses.

Dalam: Schachner LA, Hansen RC,

penyunting. Pediatric dermatology. Edisi ke 2 New York:

Churchill Livingstone, 1995. h. 347-411.

Hypohydrotic (anhidrotic) ectodermal dysplasia.

Didapat dari: URL:http//www.icondata.com/health/

pedbase/files/HYPOHIDR.HTM (disitasi tanggal 14

Februari 2003).

Duran-McKinster C. Ectodermal dysplasia. eMedicine

Journal 2001; 3:1-12.

Data Rekam Medik Subbagian Kulit Anak Ilmu Penyakit

Kulit dan Kelamin FKUI.

Anastasia A, Boediardja SA, Lestari T, Wardhani T.

Displasia ektodermal anhidrotik. MDVI 2001;28/

SI:116S-119S.

What is ectodermal dysplasia? Didapat dari: URL:http;/

/www.nfed.org/ectodermal.htm. (disitasi tanggal 14

Februari 2003).

Boediardja SA. Konseling genetik: Prinsip dan metode.

Disampaikan pada temu ilmiah dan reuni alumni Bagian

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI. Jakarta 23-25

Juni 2000. h. 6-12.

Odom RB, James WD, Berger TG. Some genodermatoses

and acquired syndromes. Dalam: Odom RB, James

WD, Berger TG, penyunting. Disease of the skin clinical

dermatology. Edisi ke-9. Philadelphia: WB Saunders

Company, 2000. h. 682-732.

Ectodermal dysplasia 1, anhidrotic; ED1. Didapat dari:

URL:http;//www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcg?cmd=

Retrive&db = OMIM&dopt=Detailed&t...( disitasi tanggal

Maret 2003)

Siverman R. Nail and appendageal abnormalities. Dalam:

Schachner LA, Hansen RC, penyunting. Pediatric dermatology.

Edisi ke-2. New York: Churchill Livingstone,

h. 615-59.

Clarke A, Phillips DIM, Brown R, Harper PS. Clinical

aspects of X- linked hypohidroticectodermal dysplasia.

Arch Dis Child 1987; 62:989-96.

The Executive and Scientific Advisory Boards of the National

Foundation for Ectodermal Dysplasia, Mascoutah,

Illinois. Scaling skin in the neonate: a clue to the early

diagnosis of X-linked hypohidrotic ectodermal dysplasia

(Christ-Siemens-Touraine syndrome). J Pediatr 1989;

:600-2.

Daneil E, McCurdy EA, Shashi V, McGuirt WF. Ectodermal

dysplasia: otolaryngologic manifestations and

management. Laryngoscope 2002; 112:962-7.

Johnson B, Honig P. Congenital disease (Genodermatoses).

Dalam: Elder D, Elenitsas R, Jaworsky C,

Johnson B, penyunting. Lever’s Histopathology of the

skin. Edisi ke-8. Philadelphia: Lippincott-Raven, 1997.

h. 117-50.

Cambiaghi S, Restano L, Paakkonen K, Caputo R, Kere

J. Clinical findings in mosaic carriers of hypohidrotic ectodermal

dysplasia. Arch Dermatol 2000; 136:217-224.

Bartstra HLJ, Hulsmans RFHJ, Steijlen PM, Ruige M,

de Die-Smulders CEM, Cassiman J. Mosaic expression

of hypohidrotic ectodermal dysplasia in an isolated affected

female child. Arch Dermatol 1994; 130:1421-4.

Vincent MC, Cossee M, Vabres P, Stewart F, Bonneau

D, Calvas P. Pitfalls in clinical diagnosis of female carriers

of X-linked hypohidrotic ectodermal dysplasia. Arch

Dermatol 2002; 138:1256-8.

Haake AR, Holbrook K. The structure and development

of skin. Dalam: Freedberg K Eisen AZ, Wolff K, Austen

KF, Goldsmith LA, Katz SI et al, penyunting. Fitzpatrick’s

Dermatology in general medicine. Edisi ke-5. New York:

Mc Graw-Hill,1999. h. 70-114.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp5.3.2003.131-6

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.