Pengaruh Pemberian Antibiotik Terhadap Populasi dan Produksi Toksin Clostridium difficile pada Pasien Demam Tifoid dan Pneumonia serta Hubungannya dengan Gejala Diare
Sari
Clostridium difficile merupakan flora normal dalam saluran pencernaan manusia, tetapi
dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan penyakit, yaitu menjadi patogen bila ada
kesempatan untuk bermultiplikasi dan membentuk toksin. Misalnya pemberian obat
anti jasad renik dapat menekan sementara unsur-unsur flora usus yang peka terhadap
obat tersebut. Sebaliknya kuman yang resisten tetap hidup, bahkan akan berkembang
terus sehingga terjadi pertumbuhan yang berlebih. Di Indonesia Clostridium difficile
belum begitu dikenal sebagai penyebab kolitis akibat pemakaian antibiotik. Kemungkinan
karena kurangnya kewaspadaan dalam klinik, tidak tersedianya fasilitas laboratorium
yang khusus untuk biakan anaerob atau kegagalan dalam melakukan biakan anaerob.
Tujuan penelitian untuk mengetahui jumlah kultur Clostridium difficile yang positif
pada pemeriksaan hari pertama (maksimum mendapat 3 hari pengobatan antibiotik),
peningkatan populasi Clostridium difficile dalam tinja pasien demam tifoid dan
pneumonia yang mendapatkan pengobatan antibiotik 8 hari, adanya toksin
Clostridium difficile dalam tinja anak penderita demam tifoid dan pneumonia yang
mendapat pengobatan antibiotik 8 hari dan mengevaluasi hubungannya dengan gejala
diare. Penelitian ini dilakukan terhadap 38 pasien demam tifoid dan 12 pasien pneumonia
yang mendapat antibiotik minimal 8 hari dan dirawat di Sub Bagian Infeksi dan
Pulmonologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-Unpad/Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Hasan Sadikin, Bandung. Sebagai kontrol dilakukan pemeriksaan tinja pada 20 anak
sehat. Pemeriksaan bakteriologik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.
Dari 50 pasien yang diteliti didapatkan 24 (48,0%) laki-laki dan 26 (52,0%)
perempuan. Kelompok umur 1-4, 5-9, dan > 10 tahun berturut-turut didapatkan 26
(52,0%), 13 (26,0%) dan 11 (22,0%). Antibiotik kloramfenikol diberikan pada 38
(76,0%) anak, sedangkan ampisilin pada 12 (24,0%) anak. Hasil kultur Clostridium
difficile pertama positif sebanyak 30 (60,0%) dan negatif 20 (40,0%) pasien. Ternyata
pada kelompok anak sehat ditemukan 8 anak dengan kultur Clostridium difficile positif
(40,0%) dan 12 anak dengan kultur negatif (60,0%). Dari hasil perhitungan statistik
tidak didapatkan perbedaan yang bermakna jumlah rata-rata koloni Clostridium difficile
per gram tinja pada kelompok anak sehat dan pasien infeksi yang diambil pada hari
pertama perawatan yang sebelumnya telah mendapat maksimum 3 hari antibiotik.
Didapatkan peningkatan jumlah koloni Clostridium difficile secara bermakna pada anak
pasien demam tifoid dan pneumonia setelah diberi antibiotik 8 hari. Walaupun toksin
Clostridium difficile terdeteksi pada 24,0% pasien, tetapi yang disertai gejala diare hanya
pada 2 penderita. Juga didapatkan perbedaan bermakna rata-rata jumlah koloni
Clostridium difficile per gram tinja antara pasien dengan toksin positif dan negatif.
Pada semua anak yang didapatkan toksin Clostridium difficile ternyata mempunyai
jumlah koloni Clostridium difficile melebihi 103 koloni per gram tinja.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Allen SD, Ellen JB. Clostridium. Dalam: Ballows A,
William J, Hausler JR, Kenneth LH, Henry DI, Shadoy
HJ, penyunting. Manual of clinical microbiology. Edisi
ke-5. Washington DC: American Society for Microbiology;
h. 505-21.
Rolfe RD, Finegold SM. Purification and characterization
of Clostridium difficile toxin. Infect Immun
;25:191-202.
Schuller I, Saha V, Lin Linm Kingston J, Eden T,
Tabaqchali. Investigation and management of Clostridium
difficile colonization in a paediatric oncology unit. Arch
Dis Child 1995;72:219-22.
Supardi I. Pola kepekaan kuman isolat dari bahan klinik
di Bandung terhadap berbagai jenis antibiotik. MKB
;XXI:41-8.
Rosmajudi O, Kartasasmita CB. Pneumonia. Dalam:
Garna H, Widjaya J, Rustama DS, Rahman O, Sjahrodji
AM, penyunting. Pedoman terapi ilmu kesehatan anak.
Edisi ke-1. Bandung: Bina Budhaya; 1993. h. 179-83.
Azhali MS, Garna H, Chairulfatah A. Penyakit infeksi
tropis. Dalam: Garna H, Widjaya J, Rustama DS,
Rahman O, Sjahrodji AM, penyunting. Pedoman terapi
ilmu kesehatan anak. Edisi ke-1. Bandung: Bina
Budhaya; 1993. h. 106-7.
Jawetz EJL, Melnick, Adelberg EA. Spore-forming gram
positive bacilli: bacilllus & clostridium spesies. Dalam:
Jawetz EJL, penyunting. Review of medical microbiology.
Edisi ke-16. Los Altos: Lange Medical Publication;
h. 180-7.
Feigin RD, Finta KM. Antibiotic associated colitis,
pseudomembranous colitis. Dalam: Behrman RE,
Kliegman RM, Nelson WF, Vaughan III VC, penyunting.
Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-14. Philadelphia:
WB Saunders Co; 1992. h. 750-2.
Triadafilopoulos G, La Mont JT. Pseudomembranous
colitis. Dalam: Walker WA, Durie PR, Hamilton JR,
Walker-Smith JA, Watkins JB, penyunting. Pediatric
gastrointestinal disease patophysiology, diagnosis, management,
vol 1. Philadelphia: BC Decker Inc; 1991. h.
-29.
Bartlett JG. Gastrointestinal disease, patophysiology
diagnosis management. Edisi ke-4. Philadelphia: WB
Saunders Co; 1989.
Fekety R, Kim KH, Bats DH, Browne MA, Silva J Jr,
Toshival R. Studies on the epidemiology of antibioticasociated
Clostridium difficile colitis. Am J Clin Nutr
;33:2527-32.
Prince AS, Neu HC. Antibiotic-associated pseudomembranous
colitis in children. Ped Clin North Am
;26:261-8.
Banno Y, Kobayashi T, Kono, Watanabe K, Ueno K,
Nozawa Y. Biochemical characterization and biologic
action of two toxins (D-1 and D-2) from Clostridium
difficile. Rev Infect Dis 1984;6:S11-9.
George WL, Goldstein EJC, Finegold SM. Aetiology
of antimicrobial agent-associated colitis. Lancet
;15:802-3.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp6.2.2004.58-63
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.