Ukuran Besar Testis Anak Laki-laki pada Saat Awitan Pubertas

Hakimi Hakimi, Charles D. Siregar, Melda Deliana, Lily Rahmawati

Sari


Latar belakang: data memperlihatkan terjadi perubahan usia awitan pubertas pada anak
laki-laki dalam beberapa dekade belakangan ini. Hal ini mungkin disebabkan adanya
perbaikan kondisi sosioekonomi, status gizi, kesehatan umum dalam jangka waktu
tertentu tersebut. Perubahan tersebut mungkin juga mempengaruhi ukuran testis pada
saat awitan pubertas anak laki-laki.
Tujuan: untuk mengetahui gambaran besar testis anak laki-laki pada saat awitan pubertas.
Metoda: penelitian cross sectional pada anak laki-laki di beberapa sekolah SD/ SLTP,
dilakukan pada bulan Februari 2004 di kota Medan. Sampel penelitian diambil secara
systematic random sampling. Pemeriksaan ukuran testis dilakukan dengan cara
orkidometer Prader.
Hasil: diperoleh jumlah subjek 122 orang anak, besar testis anak laki-laki pada saat
awitan pubertas dimulai pada ukuran nomor 4 sampai 12. Dijumpai besar testis terbanyak
pada ukuran nomor 8 (37,3%) dan 12 (1,6%). Kelompok umur 9-10 tahun memulai
awitan pubertas pada ukuran testis nomor 4, umur 11-12 tahun pada nomor 5, dan
umur 13-14 tahun memulai pada nomor 6. Pada anak dengan obesitas memulai awitan
pubertas pada ukuran testis nomor 5, status gizi lebih pada nomor 6, status gizi baik,
sedang, kurang dan buruk masing-masing pada nomor 4.
Kesimpulan: besar testis anak laki-laki pada saat awitan pubertas dimulai ukuran nomor
4 sampai 12, dan besar testis terbanyak sesuai ukuran orkidometer Prader nomor 8.
Kelompok umur yang lebih tua dan status gizi lebih baik memulai awitan pubertas pada
ukuran testis lebih besar.


Kata Kunci


ukuran testis; awitan pubertas

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Lee PA. Disorder of puberty. Dalam: Lifshitz F,

penyunting. Pediatric endocrinology. Edisi ke-3.

NewYork : Marcel Dekker, 1996. h. 75-93.

Kulin HE. Normal pubertal development. Dalam:

Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD, penyunting.

Rudolph’s pediatrics. Edisi ke-20. Philadhelphia: Prentice

Hall International, 1976. h.1790-4.

Needlman RD. Adolescence. Dalam: Behrman RE,

Kliegman RM, Arvin AM, penyunting. Nelson textbook

of pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia: Saunders, 2000.

h. 52-7.

Garibaldi L. Physiology of puberty. Dalam: Behrman

RE,Kliegman JIE, Arvin AM, penyunting. Nelson textbook

of pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia: Saunders,

h. 1687-8.

August GP. Puberty, Normal mechanism. Disampaikan

pada A Current review of pediatric endocrinology. Edisi

ke-3. Washington DC: 28 April-2 Mei, 1993.h.45-63.

Styne DM. Pubertas. Dalam: Greenspan FS, Baxter JD,

penyunting. Endokrinologi dasar dan klinik. Edisi ke-

Jakarta: EGC, 2000. h. 651-61.

Parent AS, Teilmann G, Juul A, Skakkebaek NE, Toppari

J, Borguignon JP. The timing of normal puberty and

age limits of sexual precocity: variations around the

world, secular trends, and changes after migration. Endocrine

Riviews 2003; 24:668-93.

Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman

I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam:

Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar

metodologi penelitian klinis. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung

Seto, 2002. h. 259-87.

Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000 CDC

growth chart for the United State: Methods and development.

National Center for Health Statistics. Vital

Health Stat 11(246). 2002. Didapat dari: http://

www.cdc.gov/growthcharts

Rahmawati L. Perbedaan usia awitan pubertas pada anak

laki-laki di perkotaan dan pedesaan. Tesis. Medan:

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU, 2004.

Budiman M. Tumbuh kembang. Dalam: Markum

AH, Ismael S, Alatas H, Akib A, Firmansyah A,

Sastroasmoro S, penyunting. Buku ajar Ilmu

Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: FK UI Press, 1991.

h. 10-59.

Nielsen CT, Skakkebaek NE, Richardson DW, Darling

JA, Hunter WM, Jorgensen M, et al. Onset of the release

of spermatozoa (spermarche) in boys in relation to

age, testicular growth, pubic hair, and height. J Clin

Endicrinol Metab 1986; 62:532-5.

Leschek EW, Troendle JF, Yanouski JA, Rose SR,

Bernstan DB, Cutler GB, et al. Effect of growth hormone treatment on testicular function, puberty and

adrenarche in boys with non growth hormone deficient

short stature: A randomized, double blind, placebo controlled

trial. J Pediatr 2001; 138:406-10.

Irwin CE, Shafer MA, Ryan SA. The Adolescent patient.

Dalam: Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD,

penyunting. Rudolph’s pediatrics. Edisi ke-20. Philadelphia:

Prentice Hall International, 1976. h. 1800-2.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp7.2.2005.68-72

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.