Insidens dan Faktor Risiko Hipotermia Akibat Memandikan pada Bayi Baru Lahir Cukup Bulan

Irma Rochima Puspita, Rulina Suradi, Zakiudin Munasir

Sari


Latar belakang. Mandi merupakan salah satu paparan dingin pada bayi baru lahir
yang dapat menyebabkan hipotermia. Data mengenai insidens dan faktor risiko
hipotermia akibat memandikan bayi baru lahir di Puskesmas atau di rumah bersalin
sampai saat ini belum ada. Hasil pengamatan awal yang dilakukan di sebuah Puskesmas
dan sebuah rumah bersalin swasta didapatkan sebesar 50% bayi baru lahir mengalami
hipotermia sesudah mandi.
Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens dan faktor
risiko hipotermia akibat memandikan pada bayi baru lahir cukup bulan setelah
mendapatkan penyuluhan tentang hipotermia.
Metoda. Penelitian ini adalah studi kohort prospektif pada bayi baru lahir cukup bulan
dan sehat yang dimandikan saat usia lebih dari 6 jam. Bayi dimandikan dengan cara
seluruh tubuh bayi dibasahi dengan air hangat dan dibersihkan dengan sabun bayi,
kemudian seluruh tubuh bayi dimasukkan ke dalam bak mandi. Suhu aksila tubuh diukur
dengan termometer digital. Suhu ruangan diukur dengan termometer digital, suhu air
mandi diukur dengan termometer air raksa dan lama mandi diukur dengan stopwatch.
Sebelum penelitian berlangsung, kepada petugas kesehatan setempat telah diberikan
penyuluhan mengenai hipotermia dan persiapan mandi yang baik.
Hasil. Subyek penelitian adalah 100 bayi terdiri dari 53 bayi lahir di Puskesmas dan 47 bayi
lahir di RB swasta. Insidens hipotermia di Puskesmas lebih tinggi yaitu sebesar 49%
dibandingkan dengan insidens di RB swasta sebesar 25,5% (RR 1,79; IK 95% 1,07; 3,00, p
= 0,016). Insidens hipotermia pada bayi yang dimandikan pagi hari lebih sering (44%)
dibandingkan dengan yang dimandikan sore hari (28%), namun secara statistik tidak
bermakna (RR = 1,57; IK 95% = 0,88;2,79, p = 0,107). Faktor risiko hipotermia adalah
suhu aksila segera sebelum mandi (r = 0,73, p = 0,000) dan suhu air mandi (r = 0,73, p =
0,008). Suhu aksila segera sebelum mandi dan suhu air mandi yang aman untuk memandikan
bayi baru lahir berusia lebih dari 6 jam adalah berturut-turut 37,25°C dan 35°C.
Kesimpulan. Terjadi penurunan insidens hipotermia setelah mendapatkan penyuluhan tentang
persiapan mandi yang baik, dari 50% pada awal pengamatan menjadi sebesar 49% di Puskesmas
dan 25,5% di rumah bersalin swasta. Faktor risiko yang berkorelasi dengan hipotermia akibat
memandikan bayi cukup bulan lebih dari 6 jam sesudah lahir adalah suhu aksila segera sebelum
mandi dan suhu air mandi. Suhu aksila segera sebelum mandi dan suhu air mandi yang aman
untuk mencegah hipotermia adalah berturut-turut masing-masing 37,25°C dan 35°C.


Kata Kunci


hipotermia; termoregulasi; infant bathing; umur kehamilan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


World Health Organization. Thermal protection of the

newborn: a practical guide. WHO/RTH/MSM/97.2.

Ellis M, Manandhar N, Shakya U, Manandhar DS,

Fawdry A, Costello AM. Postnatal hypothermia and cold

stress among newborn infants in Nepal monitored by

continous ambulatory. Arch Dis Child 1996; 75:42-5.

Christensson K, Arvidson ABR, Kakoma C, Lungu F,

Darkwah G, Chikamata D, dkk. Midwifery care routines

and prevention of heat loss in the newborn: a study

in Zambia. J Trop Pediatr 1988; 34:208-12.

Gomella TL. Temperature regulation. Dalam: Gomella,

Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE, penyunting.

Neonatology: management, procedures, on-cal problems,

diseases and drugs. New York: Lange Medical

Books, 1999. h. 38-42.

Askin DF. Complication in the transition from fetal to

neonatal life. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs 2001;

:318-27.

Blackburn ST. Thermoregulation. Dalam: Blackburn ST,

Loper DL, penyunting. Maternal, fetal, and neonatal

physiology: a clinical perspective. Philadelphia: WB

Saunders Company, 1992. h. 677-97.

American Academy of Pediatrics. Committee on fetus

and newborn: skin care of newborns. Pediatrics 1974;

:682-3.

Lund CH, Osborn JW, Kuller J, Lane AT, Lott JW,

Raines DA. Neonatal skin care: the scientific basis for

practice. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs 1999; 28:241-

Medeves JM, O’Brien B. Does bathing newborns remove

potentially harmfull pathogens from the skin?

Birth 2001; 28:161-5.

Nako Y, Harigaya A, Tomomasa T, Morikawa A, Amada

M, Kijima C, dkk. Effect of bathing immediately after

birth on early neonatal adaptation and morbidity: a prospective

randomized comparative study. Pediatrics International

; 42:517-22.

Gunawijaya E, Hamid A. Changes in temperature of

newborn babies bathed immediately after birth. Med J

Indones 2003; 12:73-80.

Takayama JI, Teng W, Uyemoto J, Newman TB, Pantel

RH. Body temperature of newborn: what is normal?

Clin Pediatr 2000; 39:503-10.

Medves JM, O’Brien B. The effect of bather and location

of first bath on maintaining thermal stability in newborns.

J Obstet Gynecol Neonatal Nurs 2004; 33:175-82.

Varda KE, Behnke RS. The effect of timing of initial

bath on newborn’s temperature. J Obstet Gynecol Neonatal

Nurs 2000; 29:27-32.

Penny MGT. Newborn ¢s first bath: when? J Obstet

Gynecol Neonatal Nurs 1996; 25:481-7.

Stothers JK. Head insulation and heat loss in the newborn.

Arch Dis Child 1981; 56:530-4.

Cusson, Regina M, Madonia, Joyce A, Taekman, Jeanne

B. The effect of environment on body site temperatures

in full-term neonates. Nurs Res 1997; 46:202-7.

Medves JM, O’Brien B. The effect of bather and location

of first bath on maintaining thermal stability in

newborns. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs 2004;

:175-82.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp8.4.2007.258-64

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.