Hubungan Hiperbilirubinemia dan Kematian Pasien yang Dirawat di NICU RSUP Dr Kariadi Semarang
Sari
Latar belakang. Hiperbilirubinemia merupakan salah satu masalah kegawatan pada bayi baru lahir.
Peningkatan unconjugated bilirubin serum sampai dengan kadar 20 mg/dl sering menyebabkan â€kern ikterusâ€,
sehingga fungsi otak terganggu dan mengakibatkan kecacatan sepanjang hidup atau kematian. Sebagian
besar pasien hiperbilirubinemia yang dirawat di NICU mempunyai prognosis yang kurang menggembirakan.
Tujuan. Mengetahui hubungan hiperbilirubinemia dan kejadian kematian pasien yang dirawat di NICU
RSUP Dr. Kariadi Semarang periode Januari 2005 – November 2006
Metode. Studi observasional retrospektif pada pasien di bangsal NICU RSUP Dr. Kariadi Semarang,
Januari 2005 – November 2006. Variabel yang diteliti ialah karakteristik umum (masa gestasi, berat badan
lahir, cara persalinan, kejadian sepsis) yang merupakan faktor risiko hiperbilirubinemia dan hubungan
hiperbilirubinemia terhadap hasil keluaran (hidup atau mati). Kadar bilirubin diperiksa pertama kali pada
saat ditemukan ikterus. Analisis statistik menggunakan program SPSS versi 11.5 for Windows.
Hasil. Dari 90 pasien dengan ikterus neonatorum, 71 (78,9%) pasien mempunyai kadar bilirubin =10 mg/dL.
Limapuluh tiga (58,9%) pasien BBLR, 50 (55,6%) preterm dan 54 (60%) lahir spontan. Limapuluh tujuh bayi
(69,5%) pasien dengan sepsis awitan dini, 33 bayi ( 30.5 %) awitan lambat. Angka kematian 80% dan sebagian
besar 65 (90,3%) disebabkan oleh sepsis. Tidak didapatkan hubungan antara hiperbilirubinemia dan hasil keluaran.
Sepsis awitan lambat merupakan faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia OR 32,3 (95% CI 7,8 - 125) dan
partus dengan tindakan juga merupakan faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia OR 4,5 (95% CI 1,5 – 13,3).
Kesimpulan. Sepsis awitan lambat dan partus dengan tindakan merupakan faktor risiko terjadinya
hiperbilirubinemia pada pasien yang dirawat di NICU. (
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Kosim MS. Ikterus. Dalam: Buku panduan manajemen
masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan dan perawat
di rumah sakit. UKK Perinatologi, MNH-JHPIEGO,
Departemen Kesehatan RI, 2003. h. 42-9.
Indarso F. Transfusi tukar pada neonatus dengan hiperbilirubinemia.
Dalam: Makalah lengkap kongres nasional
Vll perinasia & simposium internasional, 2003. h.84-98.
Etika R, Harianto A, Indarso F, Damanik SM.
Hiperbilirubinemia pada neonatus. Dalam: Permono B,
Kaspan F, Soegianto S, Soejoso DA, Narendra MB, Noer
MS, penyunting. Continuing education ilmu kesehatan
anak, 2004.
Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE,
editor. Hyperbilirubinemia, indirect (unconjugated hyperbilirubinemia).
Dalam: Neonatology: management,
prosedures, on call problems, disease, and drugs. Edisi
ke-5. USA: Mosby; 2004. h. 247-50.
Porter ML, Dennis BL. Hyperbilirubinemia in the term
newborn. Am Fam Phy 2002; 65:599-606.
HTA Indonesia. Tatalaksana ikterus neonatorum.
Unit Pengkajian Teknologi Kesehatan, Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI,
Maisels MJ, Kring E. Risk of sepsis in newborns with
severe hyperbilirubinemia. Pediatrics 1992; 90:741-3.
Keren R, Bhutani VK. Predischarge risk assessment for
severe neonatal hyperbilirubinemia. Neo Rev 2007; 8:
-76.
Sarici SU, Serdar MA, Korkmaz A, Erdem G, Oran O,
Tekinalp G, dkk. Incidence, course, and prediction of
hyperbilirubinemia in near term and term newborn.
Pediatrics 2004; 113:775-80.
Sgro M, Campbell D, Shah B. Incidence and causes of
severe neonatal hyperbilirubinemia in Canada. CMAJ
; 175:587-90.
Modanlou HD. Neonatal Subgaleal Hemorrhage
Following Vaccum Extraction Internet Journal of
Pediatrics and neonatology. 2005. Volume 5 Number 2.
Available in: http://www.ispub.com/ostia/index.php?
xmlFilePath=journals/ijpn/vol5n2/vacuum.cml
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp9.4.2007.270-3
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.