Perbedaan Respon Hematologi dan Perkembangan Kognitif pada Anak Anemia Defisiensi Besi Usia Sekolah Dasar yang Mendapat Terapi Besi Satu Kali dan Tiga kali Sehari
Sari
Latar belakang. Anemia defisiensi besi (ADB) dapat menyebabkan gangguan belajar dan mental dalam jangka panjang, bahkan dapat menetap. Tingkat kepatuhan pengobatan yang diberikan tiga kali sehari masih rendah. Hal ini dapat ditingkatkan dengan pemberian satu kali sehari sehingga diharapkan pengobatan akan berhasil.
Tujuan. Membandingkan respon pengobatan pada pemberian sulfas frosus satu kali sehari dengan 3 kali sehari pada anak usia sekolah yang menderita anemia defisiensi besi.
Metode. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Rantau Prapat terhadap murid sekolah dasar. Anak dengan Hb <12, hipokrom mikrositer, Mentzer Index >13 dan RDW index >220 diikutsertakan dalam penelitian. Fungsi kognitif dinilai dengan Weschler Intelligence Scale for Children. Sampel secara random dibagi menjadi 2 kelompok yang mendapat sulfas ferosus 3 kali sehari dan satu kali sehari dengan dosis yang sama (besi elemental 5 mg/kgBB/hari).
Hasil. Lima puluh anak dinilai dengan WISC, didapati rerata Full IQ 83,80 (SD=13,14), Performance IQ 81,08 (SD=14,58) dan Verbal IQ 88,10 (SD=14,20). Didapatkan skor aritmatika yang rendah (7+3,23). Tingkat IQ didapati average 36%, dull normal 28%, borderline 24%, dan mental defective 10%. Konsentrasi yang rendah dijumpai pada 44% dan sangat rendah 10%. Terdapat peningkatan bermakna kadar hemoglobin pada kedua kelompok setelah pemberian terapi besi (p<0,05), namun tidak dijumpai perbedaan bermakna peningkatan Hb antar kedua kelompok (p=0,29).
Kesimpulan. Full IQ anak sekolah dasar yang menderita anemia defisiensi besi tidak melebihi tingkat average, didapati gangguan konsentrasi dan fungsi kognitif, terutama dalam matematika. Tidak didapati perbedaan bermakna antara kelompok terapi besi tiga kali sehari dibandingkan satu kali sehari dalam peningkatan Hb.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Fomon SJ. Iron. Dalam: Fomon SJ, penyunting. Infant nutrition. Edisi ke 2. Philadelphia: WB Saunders, 1974. h.299-317.
Raspati H, Reniarti L, Susanah S. Anemia defisiensi besi. Dalam: Permono B, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting. Buku ajar hematology onkologi anak. Badan penerbit IDAI; 2005. h. 30-43.
Lukens JN. Iron metabolism and iron deficiency. Dalam: Miller DR, Bachner RL, Miller LP, penyunting. Blood diseases of infancy and childhood. Edisi ke 7. Toronto: Mosby; 1995. h. 193-219.
Weatheral DJ, Kwiatkowski D. Hematologic disorders of children in developing countries. Pediatr Clin N Am 2002;49:1149-64.
Dirjen Kesmas Depkes RI. Situasi gizi terkini dan penanggulangan masalah gizi di Indonesia. Depkes RI, Juli 2000.
Soedjatmiko, Sekartini R. Anemia pada anak sekolah di 11 propinsi di Indonesia. IDAI, 2003.
Schwartz E. Iron deficiency anemia. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke 17. Philadelphia: WB Saunders; 2004. h. 1614-16.
Will AM. Iron metabolism, sideroblastic anemia and iron overload. Dalam: Lilleyman JS, Hann IM, Blanchette VS, penyunting. Pediatric hematology. Edisi ke 2. New York: Churchill Livingstone; 2000. h. 105-12.
Oski FA. Iron deficiency in infancy and childhood. N Engl J Med 1993;329:190-3.
McGregor SG, Ani C. A Review of studies on the effect of iron deficiency on cognitive development in children. J Nutr 2001;131:649S-68S.
Sandoval C, Jayabose S, Eden AN. Trends in diagnosis and management of iron deficiency during infancy and early childhood. Hematol Oncol Clin N Am 2004;18:h.1423-38.
Zlotkin S, Arthur P, Antwi KY, Yeung G. Randomized controlled trial of single versus 3-times daily ferrous sulfate drops for treatment of anemia. Pediatrics 2001;108:613.
Wu AC, Lesperance L, Bernstein H. Screening for iron deficiency. Pediatrics in Review 2000;23:171-7.
Halterman JS, Kaczorowski JM, Aligne CA, Auinger P, Szilagy,PG. Iron deficiency and cognitive achievement among school aged children and adolescents in the United States. Pediatrics 2001;107:1381-6.
Andrews NC. Disorders of iron metabolism. N Engl J Med 1999;341:1986-95.
Irwin JJ, Kirchner JT. Anemia in children. Am Fam Physician 2001;64:1379-86.
Lozoff B, Jimenez E, Wolf AW. Long-term developmental outcome of infants with iron deficiency. N Engl J Med 1991;325:687-94.
Lozoff B, Jimenez E, Hagen J, Mollen E, Wolf AW. Poorer behavioral and developmental outcome more than 10 years after treatment for iron deficiency in infancy. Pediatrics 2000;105:E51.
Stoltzfus RJ. Effects of iron supplementation and anthelmintic treatment on motor and language development of preschool children in Zanzibar: double blind, placebo controlled study. BMJ 2001;323:1-8.
Yager JY, Hartfield DS. Neurologic manifestations of iron deficiency in childhood. Pediatr Neurol 2002;27:85-92.
Araneda M, Krishnan V, Hall K. Reactive and clonal thrombocytosis: proinflammatory and hematopoitic cytokines and acute phase proteins. South Med J 2001;94;417-20.
Schultink WS, Gross R, Gliwitzki, Karyadi D,Matulessi P. Effect of daily vs twice weekly iron supplementation in Indonesia preschool children with low iron status. Am J Clin Nutr 1995;61:111-15.
Kruske SG, Ruben AR, Brewster DR. An iron treatment trial in an aboriginal community: improving non adherence. J Pediatr Child Health 1999;35:153-8.
Desai MR, Dhar R, Rosen DH, Kariuki SK, Shi YP, Kager PA. Daily iron supplementation is more efficacious than twice weekly iron supplementation for the treatment of childhood anemia in Western Kenya. J Nutrition 2004;134:1167-74.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp10.3.2008.184-9
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.