Spektrum Klinis Demam Berdarah Dengue pada Anak
Sari
Latar belakang. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemis di beberapa daerah di dunia.
Setiap tahunnya WHO melaporkan 50–100 juta terinfeksi virus dengue dengan 250-500 ribu menderita
DBD dan 24.000 di antaranya meninggal dunia. Di Indonesia, 12 dari 30 propinsi di antaranya merupakan
daerah endemis DBD dengan case fatality rate 1,12%.
Tujuan. Untuk mengetahui gambaran klinis, laboratorium, serta mengevaluasi terapi yang telah diberikan
pada penyakit demam dengue/DBD.
Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, subjek adalah pasien yang di rawat di
Bagian Anak RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari 2007 sampai dengan Febuari 2008 dengan diagnosis
demam dengue/DBD/sindrom syok dengue (SSD) berdasarkan kriteria WHO tahun 1997 dan dilakukan
uji serologi (rapid test Panbio Australia). Analisis data dengan program SPSS 13 for window.
Hasil. Dari 123 subjek gejala klinis yang mencolok adalah demam 93,5%, muntah 65,1%, nyeri perut
50,4%, ruam konvalesen 47,1%, pusing 19%, batuk 17,9%, pilek 9,8%, perdarahan gusi 6,5%, epitaksis
4,1%, dan melena 3,3%. Pada pemeriksaan fisik uji forniket positif 62,6%, hepatomegali 38,2%, efusi
pleura 37,4%, dan asites 27,6%. Hasil laboratorium menunjukkan rerata angka leukosit lebih rendah
pada SSD dibandingkan dengan DD dan DBD, dan secara statistik berbeda bermakna (p=0,007), nilai
rerata hematokrit lebih tinggi pada SSD dibandingkan DBD dan DD, secara statistik berbeda bermakna
(p=0,049), rerata nilai trombosit SSD lebih rendah. Kadar SGOT 76,7% dan SGPT 86% meningkat pada
SSD. Penggunaan cairan kristaloid pada demam dengue 81,1%, DBD 86,4% dan SSD 86,1% dari semua
kasus, sedangkan penggunaan cairan koloid pada SSD 56,1%.
Kesimpulan. Gejala klinis yang mencolok l demam, mual, muntah, nyeri perut, epitaksis, dan melena.
Pemeriksan fisik, yang mencolok uji forniket positif, ruam konvalesen, hepatomegali. Leukopenia,
trombositopenia serta peningkatan SGOT/SGPT lebih banyak dijumpai pada DBD dan SSD dari pada
DD.Â
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
World Health Organization. Dengue, dengue haemorrhagic
fever and Dengue shock syndrome in the context of the
integrated management of childhood illness. Geneva 2005.
Sri Rezeki S. Hadinegoro. Seminar sehari pengelolaan
infeksi virus dengue. Jakarta, 1997.
Halstead SB. Global epidemiology of dengue: health
systems in disarray. Trop Med 1993;35:137-46.
Sumarmo. Penatalaksanaan demam berdarah dengue.
Medika 1989;2:161-70.
Suharyono. Masalah penyakit demam berdarah dengue
pada Pelita VI. Cermin Dunia Kedok 1994; 92:11-3.
Saleha S, Ismid. Bionomik Aedes aegypti, vektor utama
demam berdarah dengue. Medika 1994;7:64-8.
Chairulfatah A, Setiabudi D, Ridad A. Clinical
manifestation of dengue haemorrhagic fever in children
in Bandung Indonesia. Ann Soc Belg Med Trop 1995;
:293-303.
Gonzales D, Osvaldo E, Peres J, Eric Martines, Suzan
V, Castro G dkk. Classical dengue haemorrhagic fever
resulting from two dengue infections spaced 20 years of
more apart: Havana, dengue 3 epidemic 2001-2002. Int
J Infect Dis 2005;9:280-5.
Aryanti. Manfaat tes dengue stick IgM dan IgG pada
demam berdarah dengue. Dalam Makalah lengkap
seminar: Penatalaksanaan demam berdarah dengue. Trop
Dis Centre Unair, Surabaya 2001:62-8.
Cuzzobo AJ, Rowland D, Michel JL, Devine PL.
Comparison of the Panbio dengue IgM dan IgG
immunochromatographic card test and the Panbio
dengue IgG immunochromatographic strip test. Panbio
Pty Ltd 2000;41-8.
Kutner I, Robinson MJ, Kubnle U. Dengue virus infection:
epidemiologi, pathogenesis, clinical presentation,
diagnosis and prevention. J Pediatr 1997;131:516-24.
Phoung CX, Nhan NT, Wills B, Kneen R, Han NT, Mai
TT dkk. Evaluation of the World Health Organization
standart torniquet test in the diagnosis of dengue
infection in Vietnam. Trop Med and Int Health 2002;
:125-32.
Daniel H, Lybrati, Khin SA, Myint, Clinton K, Robert
V dkk. A comparative study of leptospirosis and dengue
in Thai children. Plos Negl Trop Dis 2007;1:111-7.
Agus D, Sekarwana N, Setiabudi S. Hubungan kadar aspartat
aminotransferase (AST) dan alanin aminotransferase
(ALT) serum dengan spektrum klinis infeksi virus dengue
pada anak. Sari Ped 2008; 9:359-62.
Mohan B, Parwati AK, Anand VK. Hepatic dysfunction
in chilhood dengue infection. J Trop Med
;46:40-3.
Gubler DJ. Dengue and dengue haemorrhagic fever. Clin
Microbiol Rev 1998;11:480-96.
Petdachai W. Hepatic dysfunction in children with
dengue shock syndrome. Dengue Bull 2005;29:1-8.
Kalayanarooj S, Osotkrapan S, Nimmannitya S.
Abnormal elevation of hepatic transaminase in dengue
haemorrhagic fever patients. Studies/collaborative on
dengue infection/dengue haemorrhagic fever at Queen
Sirikit National Institute of Child Health (Children,s
Hospital). Bangkok: WHO Collaborating Centre for
Case Management;1991.
Ayub M, Khazarnidal M, Lubbad EH, Shahid S, Alyafi
AY, Al-Ukayli S. Characteristic of dengue fever in large
public hospital, Jeddah, Saudi Arabia. J Ayub Med Coll
Abbottabd 2006;18:9-12.
Bridget AW, Nguyen M , Ha Loan, Dong TH, Tran
TN, Thuy MD. Comparison of three fluid solution for
resusitation in Dengue shock syndrome. N Engl J Med
;353:877-89.
Kalayanarooj S, Chaimongkol Y, Nimmannitya
S. Volume of intravenous fluid, blood and blood
components used in Dengue haemorrhagic fever
patients. Study collaborative on dengue infections
an Queen Sirikit National Institute of Child Health
Hospital Bangkok. WHO collaborative centre for case
management 1991:199-202.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp10.3.2008.145-150
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.