Hubungan Dosis Kumulatif Prednison dan Gangguan Umur Tulang pada Sindrom Nefrotik Relaps Sering

Budi Firdaus, Ina Rosalina, Nanan Sekarwana

Sari


Latar belakang. Pemberian prednison jangka panjang selama pengobatan sindrom nefrotik (SN) mengganggu proses pertumbuhan, terutama pertumbuhan kartilago secara langsung dan gangguan faktor-faktor pertumbuhan (growth factors). Pada SN relaps sering, selalu diberikan prednison jangka panjang yang berulang sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan yang dapat diketahui dari gangguan umur tulang.
Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara dosis kumulatif prednison dan gangguan umur tulang pada anak pasien SN relaps sering.
Metode. Penelitian menggunakan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian adalah anak pasien SN relaps sering, berumur 1-14 tahun, yang berobat jalan di poliklinik Subbagian Nefrologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung mulai bulan April sampai dengan Juni 2008. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisis, penghitungan dosis kumulatif prednison selama pengobatan, dan pemeriksaan umur tulang. Analisis regresi linier multipel digunakan untuk menilai dosis kumulatif prednison, umur awitan penyakit, lama pemberian prednison, dan jumlah relaps, merupakan faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan umur tulang. Dinyatakan bermakna bila p<0,05.
Hasil. Didapatkan 23 anak dengan rata-rata dosis kumulatif prednison (9.677,8±5.016,8) mg, umur awitan (53,30±24,7) bulan, lama pemberian prednison (36,3±22,2) bulan, jumlah relaps (4,5±1,7) kali, dan selisih umur tulang adalah (35,52±21,2) bulan. Analisis regresi multipel dari faktor risiko menunjukkan hanya dosis kumulatif prednison yang menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,05) sedangkan umur awitan penyakit akan menunjukan hubungan yang bermakna (p<0,05) bila jumlah sampel minimal 33.
Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara dosis kumulatif prednison dan gangguan umur tulang pada anak pasien SN relaps sering.


Kata Kunci


sindrom nefrotik relaps sering; dosis kumulatif prednison; umur tulang

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Hodson EM, Knight JF, Willis NS. Corticosteroid therapy in nephrotic syndrome: a meta-analysis of randomized control trials. Arch Dis Child. 2000;83:45-51.

Wasilewska A, Zoch-Zwierz W, Tomaszewska B, Wiercinski R, Stasiak-Barmuta A. Expression of glucocorticoid receptors in mononuclear cells in nephrotic syndrome. Pediatr Nephrol. 2003;18:778-82.

Clark AG, Barratt TM. Steroid responsive nephrotic syndrome. Dalam: Barrat TM, Avner ED, Harmon WE, penyunting. Pediatric Nephrology. Edisi ke-4. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 1999. h. 731-47.

Donatti T, Koch V, Fujimura M, Okay Y. Growth in steroid-sensitive nephrotic syndrome: a study of 85 pediatric patients. Pediatr Nephrol. 2003;18:789-95.

Motoyama K, Osamu H, Iitaka K, Kikuo A. Final height in children with steroid-sensitive nephrotic syndrome. Pediatr Inter. 2007;49:623-5.

Emma F, Sesto A, Rizzoni G. Long-term linear growth of children with severe steroid-responsive nephrotic syndrome. Pediatr Nephrol. 2003;18:783-8.

Allen D, Julius J, Breen T, Attie K. Treatment of glucocorticoid-induced growth suppression with growth hormone. JCEM. 1998;83:2824-9.

Clayton PE, Gill MS. Normal growth and its endocrine control. Dalam: Brook CG, Hindmarsh PC, penyunting. Clinical pediatric endocrinology. Edisi ke-4. London: Blackwell Science; 2001. h. 95-114.

Smith DW. Textbook of Endocrinology. Edisi ke-4. Philadelphia: WB Saunders; 1977.

Kaplan A. Clinical pediatric endocrinology. Philadelphia: WB Saunders; 1990.

Styne D. Growth. Dalam: Styne FS, Gardner DG, penyunting. Basic & clinical endocrinology. Edisi ke-6. New York: Appleton & Lange; 1997. h. 163-200.

Bergstein JM. Nephrotic syndrome. Dalam: Behrman RM, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia:WB Saunders; 2000. h. 1592-6.

Vogt BA, Avner ED. Nephrotic syndrome. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: WB Saunders; 2004. h. 1753-7.

Haycock G. The child with idiopathic nephrotic syndrome. Dalam: Nicholas JA, Postlethwaite RJ, penyunting. Clinical paediatric nephrology. Edisi ke-3. New York: Oxford; 2003. h. 341-66.

Wati KD, Suarta K, Soetjiningsih. Tinggi badan dan usia tulang sindrom nefrotik yang mendapat terapi steroid jangka panjang. Sari Pediatri. 2002;4:83-7.

Grimberg A, Leon DD. Disorders of growth. Dalam: Moshang T, penyunting. Pediatric endocrinology, the requisites in pediatrics. Edisi ke-1. St. Louis: Mosby Inc; 2005. h. 127-66.

Nash MA, Edelmann CM, Bernstein J, Barnett HL. The nephrotic syndrome. Dalam: Edelmann CM, Bernstein J, Meadow RS, Spitzer A, Travis LB, penyunting. Pediatric kidney disease. Edisi ke-2. Boston: Little Brown and Company; 1992. h. 1247-66.

Mushtaq T, Ahmed SF. The impact of corticosteroids on growth and bone health. Arch Dis Child. 2002; 87:93-6.

Loke KY, Yap HK, Tan SP, Chao SM, Lee KO. Efficacy and safety of one year growth hormone therapy in steroid dependent nephrotic syndrome. J Pediatr, 1997;130:793-9.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp10.6.2009.357-61

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.