Obesitas Sebagai Faktor Risiko Sindrom Syok Dengue
Sari
Latar belakang. Beberapa peneliti melaporkan bahwa anak obese memiliki risiko mengalami SSD (sindrom syok dengue) lebih tinggi dibandingkan anak non-obese, walaupun hal ini masih kontroversial.
Tujuan. Mengetahui risiko SSD pada anak obese dibandingkan dengan anak non-obese.
Metode. Rancangan kasus kontrol telah dilakukan terhadap 51 anak SSD sebagai kasus dan 51 anak DBD (demam berdarah dengue) non syok sebagai kontrol. Data diambil dari rekam medik pasien anak berumur kurang dari 12 tahun dengan DBD dan SSD dan dirawat inap di bagian anak, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode tanggal 1 Januari sampai 31 Juli 2008. Obese dan non-obese ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan per tinggi badan. Risiko ditentukan dengan menghitung rasio odds dan analisis multivariat dilakukan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap SSD. Tingkat kemaknaan yang diinginkan apabila p<0,05 dan interval kepercayaan 95%.
Hasil. Rerata umur subjek pada kasus (7,5±2,5) tahun, kontrol (7,7±2,9) tahun (p=0,767). Jenis kelamin laki-laki 26 (51%), kontrol 27 orang (52,9 %)(p=0,843). Infeksi sekunder 84,3% dan 64,7% pada kontrol (p=0,693). Pasien obese yang mengalami SSD 78,9% pada non-obese 43,4% (p=0,005), rasio odds 4,9 (IK 95% 1,5–16,0). Pada analisis multivariat, didapatkan hanya status gizi yang bermakna berpengaruh terhadap terjadinya SSD dengan p=0,009.
Kesimpulan. Obesitas adalah faktor risiko terjadinya syok pada DBD. Risiko SSD pada anak obese 4,9 kali lebih besar dibandingkan dengan anak non-obese.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Darmowandono W. Correlation between humoral immune response and the severity of dengue hemorrhagic fever. Dalam: Kuntaman, Lusida MI, Hargono R, Poernomo B, penyunting. International seminar on dengue fever / dengue hemorrhagic fever in South East Asia. Surabaya: Tropical Center Disease; 1999. h.68-75.
Hung NT, Lei HY, Lan NT, Lin YS, Huang KJ, Lien LB, dkk. Dengue Hemorrhagic fever in infant: a study of clinical and cytokine profiles. The Journal of Infectious Diseases 2004;189:221-32.
Suroso T dan Umar AI. Epidemiologi dan penanggulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia saat ini. Dalam: Sri R, Hindra IS, penyunting. Naskah lengkap pelatihan bagi pelatih, dokter Spesialis Anak dan dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam tatalaksana DBD. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2005.h.14-31.
Thasan NK, Vaughn DW, Shope RE. Dengue and dengue hemorrhagic fever. Dalam: Gershon AA, Hotez PJ, Katz SL, penyunting. Krugman’s infectious diseases of children. Edisi ke-11. USA: Mosby; 2004.h.73-81.
Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR. Infeksi virus dengue. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002.h.176-207.
Karyana IPG. Uji diagnostik rasio IgG:IgM untuk menentukan tipe infeksi dengue dan kadar IgG sebagai prediktor terjadinya sindrom syok dengue akhir sebagai persyaratan untuk mendapatkan tanda keahlian dibidang ilmu kesehatan anak. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. RS Sanglah. Tesis 2005.
Harun SR. Tatalaksana demam dengue/demam berdarah dengue pada anak. Dalam: Rezeki S, penyunting. Demam berdarah dengue naskah lengkap pelatihan bagi dokter spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2000. h.83-137.
Halstead SB. Dengue fever and dengue hemorrhagic fever. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Texbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: W.B Saunders Company; 2004.h.1092-94.
Sutaryo. Dengue. Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2004.
Trayhurn P, Wood LS. Signalling role of adiposetissue: adipokines and inflammation in obesity. Biochemical Society Transactions 2005;33:078-81.
Coppack SW. Pro-inflammatory cytokines and adipose tissue. Proceedings of the nutrition society 2001;60:349-56.
Thisyakorn U, Nimmannitya S. Nutritional status of children with dengue hemorrhagic fever. Clin Infect Dis 1993;16:295-7.
Pichainarong N, Mongkalangoon N, Katayanarooj S. Chaveepojnkamjorn W. Relationship between body size and severity of dengue hemorrhagic fever among children aged 0-14 years. Southlast Asian J Trop Med Public Health 2006;3:283-8.
Hung NT, Lan NT, Lei HY, Lin YS, Lein LB, Huang KJ, dkk. Association between sex, nutritional status, severity of dengue hemorrhagic fever, and immune status in infants with dengue hemorragic fever. Am J Trop Med Hyg 2005;72:370-4.
Ganda IJ, Boko SH, Daud D. Comparison of blood gases analysis in patient with dengue shock syndrome and dengue hemorrhagic fever. J Med Nus 2006;27:151-5.
Ganda IJ, Bombang H. Morbiditas dan mortalitas sindrom syok dengue di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohosodo Makassar Januari 1998-Desember 2005. J Med Nus 2005;26:244-50.
World Health Organization. Dengue, Dengue haemorrhagic fever and dengue shock syndrome in the contex of the integrated management of childhood illness. Department of Child and Adolescent Health and Development 2005.
Wills BA, Oragui EE, Dung NM, Loan HT, Chau NV, Farrar JJ, dkk. Size and charge characteristics of the protein leak in dengue shock syndrome. J Infect Dis 2004;190:811-8.19. Setiati TE, Wagenaar JFP, De Kruif MD, Mairuhu ATA, Van Gorp ECM, Soemantri A. Changing epidemiology of dengue haemorrhagic fever in Indonesia. Dengue Buletin 2006; 30:1-14.
Tantracheewathorn T, Tantracheewathorn S. Risk factors of dengue shock syndrome in children. J Med Assoc Thai 2007;90:272-7.
Kalayanarooj S, Nimmannitya S. Is dengue severity related to nutritional status. Southlast Asian J Trop Med Public Health 2005;36:380-4.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp11.4.2009.238-43
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.