Skrofuloderma pada Anak: Penyakit yang Terlupakan?

Johnny Nurman, Darmawan B. Setyanto

Sari


Skrofuloderma atau tuberkulosis kulit sering mengalami keterlambatan dalam diagnosis baik pada negara
berkembang ataupun industri dewasa ini. Seorang anak perempuan umur 13 tahun 6 bulan dirujuk dengan
keluhan utama pasca biopsi benjolan di leher dan ketiak kanan. Pasien menderita kelainan pada regio
servikalis, submandibula dan aksila dekstra berupa benjolan sebesar telur puyuh, keras, tidak nyeri dan
terfiksasi dan lesi plak eritematosa dengan pinggir kebiruan dan hiperpigmentasi berukuran 1x1 cm sampai
5x 10 cm, bentuk tidak teratur, tersusun linier, berbatas tegas. Benjolan dikeluhkan sejak 4 tahun yang
lalu dan memburuk sesuai perjalanan waktu. Kuku jari tangan tampak berwarna kuning kecoklatan dan
mengeras dengan permukaan yang tidak merata. Konsultasi kepada dokter telah dilakukan namun orang
tua pasien tidak pernah dijelaskan mengenai penyakit yang diderita anaknya. Pengobatan dengan obat
yang tidak jelas dan perawatan luka dilakukan pada setiap konsultasi. Riwayat tuberkulosis dalam keluarga
disangkal namun tetangga pasien diketahui menderita batuk berdarah. Hasil uji Mantoux memperlihatkan
bula berdiameter >15 mm, kemudian pecah dan menjadi lesi ulkus setelah 2 minggu. Hasil biopsi kulit
menunjukkan seluruh dermis dipadati oleh sel radang terutama limfosit, sel plasma polimorphic multiple
nucleous (PMN), dan tampak sel-sel epiteloid dan sel datia Langhans; juga daerah yang granulomatus. Kultur
jaringan setelah 8 minggu, memperlihatkan hasil biakan positif Mycobacterium tuberculosis, apusan sedian
langsung tidak ditemukan kuman tahan asam, tetapi uji niasin positif. Berdasarkan telaah dari anamnesis,
pemeriksaan fisis dan penunjang, dapat disimpulkan diagnosis skrofuloderma, gizi kurang, perawakan pendek
karena penyakit kronis, tersangka anemia defisiensi besi, dan onikomikosis. Pasien mendapat terapi obat
anti tuberkulosis per oral dengan isoniazid 1 x 200 mg/hari dan rifampisin 1 x 300 mg/hari selama 6 bulan,
pirazinamid 1 x 400 mg/hari dan etambutol 1 x 500 mg/hari, selama 2 bulan pertama dan menunjukkan
penyembuhan. Pasien dipantau lebih lanjut untuk masalah nutrisi dan perawatan pendek di poliklinik IKA
RSCM.


Kata Kunci


Skrofuloderma; Mycobacterium tuberculosis; anak

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Arzu K, Ãœlker G, Secil S, Ilhan K, Levent A.

Scrofuloderma: A forgetten disease? J SKIN med.

:303-4.

Sethuraman G, Kaur J, Nag HL, Khaitan BK, Sharma

VK, Singh MK. Symmetrical scrofuloderma with

tuberculosis verrucosa cutis. Clin Exp Dermatol.

;31:452-82.

Mlika RB, Tounsi J, Fenniche S, Hajlaoui K, Marrak

H, Mokhtar I. Childhood cutaneous tuberculosis: a 20

years retrospective study in Tunis. Dermatol Online.

;12:11-3.

Monte SM, Carol AN. Cutaneous tuberculosis.

medscape.com. 2010. Diunduh dari: http//www.

eMedicine Specialties/Dermatology /Mycobacterium

Infections emedicine. Diakses tanggal 27/4/2009.

Patra AC, Gharami RC, Banerjee PK. A profile of cutaneous

tuberculosis. Indian J Dermato. 2009; 51:105-7.

WHO. Global tuberculosis control. WHO. Country

profile Indonesia. 2009:113-6. Geneva, WHO.

Djuanda A. Tuberkulosis kutis. Dalam: Djuanda A,

Hamzah M, Aisah S, penyunting. Ilme kesehatan kulit

dan kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Fakultas kedokteran

universitas indonesia; 2007. h.64-72.

Vashisht P, Sahoo B, Khurana N, Reddy BSN.

Cutaneous tuberculosis in children and adolescence: a

clinicohistological study. J Eur Acad Dermatol Venereol.

;21:40-7.

Handog EB, Gabriel TG, Trinidad RT. Management of

cutaneous tuberculosis. Dermatol Ther. 2008;21:154-

Rahajoe NN, Basir D, Makmuri MS, Kartasasmita CB.

Diagnosis dan tatalaksana tuberkulosis ekstrapulmonal.

Dalam: Unit kerja koordinasi respirologi, penyunting.

Pedoman nasional tuberkulosis anak. Edisi ke-2. Jakarta:

UKK Pulomonologi PPIDAI; 2008. h.13-72.

Tappeiner G, Klaus W. Tuberculosis and other

mycobacterial infections. Dalam: Leffell DJ, Klaus

W, Paller AS, Gilchrest BA, Stephen IK, Goldsmith

LA, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general

medicine. Edisi ke-7. New York, USA: McGraw-Hill;

h.1768-86.

Lim-ong AL, Dizon MA, Carlos CC, Bunyi MAC,

Yambao RG. Tuberculosis in infancy & children.

Dalam: Fong MF, penyunting. Handbook of childhood

tuberculosis Philippine Pediatric Society. Edisi ke-

Philippines: PPS; 2003. h.10-80.

Mataix J, Botella R, Herrero A, Lucas A. Tuberculous

primary complex of the skin. Int J Dermatol.

;47:479-81.

Munoz FM, Starke JR. Tuberculosis. Dalam: Behrman

RE, Kliegmen RM, Jenson HB, Stanton BF, penyunting.

Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia:

WE Saunders; 2007. h.1240-62.

Steger JW, Barrett TL. Cutaneous tuberculosis. 2010.

Diunduh dari: http//www.wramc.army.lib/ healthcare/

med/derm/textbook/cutaneous/tb.pdf. Diakses tanggal

/1/2009.

Aggarwal P, Singal A, Bhattacharya SN, Mishra K.

Comparison of the radiometric BACTEC 460 TB

culture system and Löwenstein-Jensen medium for the

isolation of mycobacteria in cutaneous tuberculosis

and their drug susceptibility pattern. Int J Dermatol.

;47:681-7.

Ramam M, Tejasvi T, Manchanda Y, Sharma S, Mittal

R. What is the appropiate duration a therapeutic trial

in cutaneous tuberculosis? Further observation. Indian

J Dermatol Venereol Leprol. 2007;73:243-6.

Widodo E. Tuberkulosis pada anak: diagnosis dan tata

laksana. Dalam: Trihono PP, Prabosiri A, penyunting.

Pediatrics update 2003. Edisi ke-Jakarta: Balai penerbit

FKUI; 2003. h.67-76.

Gopinatahn R, Pandit D, Joshi J, Jerajani H, Mathur

M. Clinical and morphological variants of cutaneous

tuberculosis and its relation to mycobacterium species.

Indian J Microbiol. 2001;19:193-6.

Raphael SS. Mycobacterium. Dalam: Raphael SS,

penyunting. Medical laboratory technology. Edisi ke-4.

New York: W.B Saunders; 1983. h.396-400.

Arya L, Koranne RV, Deb M. Cutaneous tuberculosis

in children a clinico-microbiological study. Indian J

Dermatol Venereol Leprol. 1999;65:137-9.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp12.2.2010.108-15

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.