Risiko Gangguan Pendengaran pada Neonatus Hiperbilirubinemia
Sari
Latar belakang. Menurut data WHO tahun 2007, diperkirakan prevalensi gangguan pendengaran pada
populasi penduduk Indonesia 4,2%, salah satu penyebab gangguan pendengaran adalah hiperbilirubinemia
pada neonatus. Identifikasi dini gangguan pendengaran dan intervensi optimal pada usia enam bulan
pertama dapat mencegah gangguan bicara dan bahasa, prestasi akademik, hubungan personal sosial, dan
emosional pada anak.
Tujuan. Membuktikan dan menganalisis risiko hiperbilirubinemia terhadap terjadinya gangguan
pendengaran pada neonatus.
Metode. Dilakukan penelitian kohort pada 36 neonatus dengan hiperbilirubinemia di RS Dr. Kariadi,
Maret 2009 – Maret 2010, terdiri dari 18 kelompok kasus dengan kadar bilirubin indirek >12 mg/dl dan
18 kelompok kontrol dengan kadar bilirubin indirek <12 mg/dl. Subyek penelitian dipilih menggunakan
metode consecutive sampling. Dicatat data klinis, laboratorium, dilakukan tymphanometri, OtoAcustic
Emission (OAE) dan Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA) pertama serta OAE dan BERA tiga
bulan kemudian. Analisis dilakukan dengan uji Chi-square, uji Mc Nemar dan uji t tidak berpasangan.
Hasil. Kejadian gangguan pendengaran pada pemeriksaan BERA awal sebanyak 9 kasus (25%) dan 3 kasus
(8,3%) pada pemeriksaan BERA kedua, secara statistik tidak bermakna (p>0,05). Pada pemeriksaan BERA
awal, rerata kadar bilirubin indirek tidak berbeda bermakna (p>0,05) antara neonatus dengan gangguan
pendengaran 14,1 8+6,289 mg/dl dan neonatus tanpa gangguan pendengaran (11,29+2,995) mg/dl. Nilai
risiko relatif (RR) 2,0 (p>0,05; 95% CI 0,6-6,8), namun secara statistik tidak bermakna.
Kesimpulan. Kejadian gangguan pendengaran pada neonatus dengan hiperbilirubinemia adalah 25%.
Kadar bilirubin indirek >12 mg/dl belum dapat disimpulkan sebagai faktor risiko gangguan pendengaran
pada neonatus dengan hiperbilirubinemia.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Suwento R. Gangguan pendengaran pada bayi dan anak.
Dalam: Seminar Sehari Penatalaksanaan Gangguan
Pendengaran dan Ketulian. Semarang; 2007. h.1-12.
World Health Organization: Situation review and update
on deafness, hearing loss and intervention programmes:
proposed plans of action for prevention and alleviation
of hearing impairment in countries of the South-East
Asia Region. 2007.
Rapin I. Hearing impairment. Dalam: Swaiman K.F,
Ashwal S, penyunting. Pediatric Neurology Principles
and Practice. Edisi ke-3. New York: Mosby Inc;
h.77- 95.
Cunningham M, Cox E O. Hearing assessment in
infants and children: recommendations beyond neonatal
screening. Pediatrics 2003; 111:436-40.
Mason JA, Herrmann KR. Universal infant hearing
screening by automated auditory brainstem response
measurement. Pediatrics 1998;101:221- 8.
Sharma P, Chhangani N.P, Meena K.R, Jora R, Sharma
N, Gupta B.D. Brainstem evoked response audiometry
(BAER) in neonates with hyperbilirubinemia. Indian J
Pediatr 2006;73:413-6.
Tioseco JA, Aly H, Milner J, Patel K, El-Mohandes
AAE. Does gender affect neonatal hyperbilirubinemia
in infants? Pediatr Crit Care Med 2005; 6: 171-4.
Boo NY, Oakes M, Lye MS, Said H. Risk factors
associated with hearing loss in term neonates with
hyperbilirubinaemia. J Trop Pediatr 1994;40:194- 7.
Ahlfors CE, Parker AE. Unbound bilirubin concentration
is associated with abnormal automated
auditory brainstem response for jaundiced newborns.
Pediatrics 2008;121: 976-8.
Madden C, Rutter M, Hilbert L, Greinwald JH,
Choo DI. Clinical and audiological features in auditory
neuropathy, Arch Otolaryngol Head Neck Surg
;128:1026-30.
Fallon JB, Irvine DRF, Shepherd RK. Cochlear implants
and brain plasticity. Hear res 2008;238:110-7.
Holster IR, Hoeve LJ, Wieringa MH, Willis-Lorrier
RMS, Gier HHW. Evaluation of hearing loss after failed
neonatal hearing screening. J Pediatr 2009;155:646-
Oysu C, Ulubil A, Aslan I, Baserer N. Incidence of
cochlear involvement in hyperbilirubinemic deafness.
Ann Otol Rhinol Laryngol 2002;111:1021-4.
Boo NY, Rohani AJ, Asma A. detection of sensorineural
hearing loss using automated auditory brainstem-evoked
response and transient-evoked otoacustic emission in
term neonates with severe hyperbilirubinemia.Singapore
Med J 2008; 49:209-14.
Wennberg RP, Ahlfors CE, Bhutani VK, Johnson
LH, Shapiro SM. Toward understanding kernicterus:
a challenge to improve the management of jaundiced
newborns. Pediatrics 2006;117;474-85.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp12.4.2010.222-7
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.