Pengaruh Suplementasi Seng dan Probiotik Terhadap Kejadian Diare Berulang
Sari
Latar belakang. Angka kesakitan diare pada balita di negara berkembang masih tinggi. Pada beberapa
penelitian terbukti efek seng dan probiotik masing masing dalam mencegah diare dapat menurunkan
angka kejadian. Namun pemberian secara bersamaan belum banyak diketahui.
Tujuan.Membuktikan pengaruh suplementasi seng dan probiotik secara bersamaan pasca perawatan
diare akut pada anak terhadap kejadian diare berulang.
Metode. Penelitian kohort prospektif lanjutan Studi I “Pengaruh suplementasi seng dan probiotik terhadap
durasi diare akut cair anakâ€, selama 3 bulan. Subjek adalah 75 anak usia 6-24 bulan pasca rawat diare akut
cair di RS Dr. Kariadi Semarang. Pengelompokkan dilakukan secara acak menjadi 4 kelompok, kelompok
I hanya mendapat terapi baku tanpa suplementasi, kelompok II mendapat suplementasi seng, kelompok III
diberikan suplementasi probiotik, dan kelompok IV kombinasi seng-probiotik. Setiap kelompok mendapat
terapi baku, rehidrasi, dan dietetik. Uji statistik menggunakan analisis kesintasan untuk mengetahui kejadian
diare berulang, uji Kruskal Wallis untuk perbedaan frekuensi dan lama diare.
Hasil. Kelompok suplementasi seng- probiotik bersamaan memiliki rerata survivaldiare berulang terlama
yaitu 10,94 minggu (CI 95% 9,24 -12,65), dibanding kelompok lainnya, meskipun secara statistik tidak
berbeda bermakna (p=0,892). Frekuensi maupun lama diare berulang keempat kelompok pada bulan
pertama, kedua dan ketiga pasca suplementasi secara statistik tidak berbeda bermakna.
Kesimpulan. Pemberian suplementasi seng- probiotik bersamaan berpengaruh dalam memberikan rerata
perlindungan terhadap terjadinya diare berulang lebih lama. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam
rerata survivaldiare berulang, lama dan frekuensi diare berulang di antara keempat kelompok.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2005.
Widaya IW, Gandi. Konsistensi pelaksanaan program
serta morbiditas dan mortalitas diare di era ekonomi
dan krisis. Disampaikan pada Kongres nasional II Badan
Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia (BKGAI);
-5 Juli 2003; Bandung,.
Dinas kesehatan kota Semarang. Profil Kesehatan Kota
Semarang 2007, Pemerintah Kota Semarang, Dinas
Kesehatan Kota Semarang, hal. 27. (Diunduh 11
Juni 2008). Didapat dari: URL:http://www.dinkes-kota
semarang.go.id/
Walker-Smith J. Postenteritis diarrhea. Dalam: E
lebenthal, editor. Textbook of gastroenterology and
nutrition in infancy. New York: Raven Press, Ltd; 1989.
h. 1171-86.
Lebenthal E. Prolonged small intestinal mucosal injury
as a primary cause of intractable diarrhea. New York :
Raven Press; 1984.h. 5-27.
WHO. The treatment of diarrhea, a manual for
physicians and other senior health workers. 4
th
rev.
Geneva, Switzerland : WHO Document Production
Services, 2006.
Tim Pendidikan Medik Pemberantasan Diare (PMPD).
Buku ajar diare. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
: 3-14.
WHO. Implementing the new recommendations on the
clinical management of diarrhea, guidelines for policy
makers and programme managers. Geneva, Switzerland:
WHO Document Production Services, 2006.
Juffrie M. Diare persisten. Dalam : Modul pelatihan
diare. Edisi pertama. UKK Gastro-Hepatologi Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2009.h. 29-45.
Fontaine O. Evidence for the safety and Evidence for
the safety and efficacy of zinc supplementation in the
management of diarrhea. Sari pediatri 2008: 14–20.
Lukacik M, Thomas RL, Aranda JV. A Meta-analysis
of the effects of oral zinc in the treatment of acute and
persistent diarrhea. Pediatrics 2008;121;326-36
Hidayat A. The effect of zinc supplementation in
children under three years of age with acute diarrhoea
in Indonesia. Med J Indones 1998;7:237-41.
Bhandari N. Substantial reduction in severe diarrheal
morbidity by daily zinc supplementation in young north
indian children. Pediatrics 2002;109;e86
Endang-Purwaningsih. A community-based randomized
controlled trial of iron and zinc supplementation in
indonesian infants : effect on child morbidities. MMI
;40:52-60
Patel A, Dibley MJ, Mamtani1 M, Badhoniya1 N,
Kulkarni H. Zinc and copper supplementation in
acute diarrhea in children: a double-blind randomized
controlled trial. BMC Medicine, (in press). (Diunduh pada
Mei 2009). Didapat dari: http //www.physorg.com/
news160724065.html
Szajewska H. Probiotics and prebiotics in pediatric:
where are we now? Turkish J pediatrics 2007;49:231-44
Michael de Vrese, Marteau, PR. Probiotics and prebiotics:
effects on diarrhea. J Nutr 2007; 137: S803–S11.
Saavedra JM, Bauman NA, Oung I, Perman JA,
Yolken RH. Feeding of Bifidobacterium bifidum and
streptococcus thermophilus to infant in hospital for
prevention of diarrhea and shedding of rotavirus. Lancet
;344:1046-9.
Sazawal, Hiremath G, Dhingra U, Malik P, Deb S,
Black R. Efficacy of probiotics in prevention of acute
diarrhoea: a meta-analysis of masked, randomised,
placebo-controlled trials. The Lancet Infect Dis 2006;
:374-82.
McFarland LV, Elmer Gindian W, McFarland M. Metaanalysis of probiotics for the prevention and Treatment of
acute pediatric diarrhea. Int J Probiotics and Prebiotics
;1:63-76.
Van Niel CW, Feudtner C, Garrison MM, Christakis
DA. Lactobacillus therapy for acute infectious in
children: A meta-analysis. J Pediatr 2002;109:678-84.
Shamir R, Makhoul IR, Etzioni A, Shehadeh N.
Evaluation of a diet containing probiotics and zinc the
treatment of mild diarrheal illness in children younger
than one year of age. J Am Coll Nutr 2005: 370-5.
Agustina R. The effect of early nutritional supplementation with a mixture of probiotic, prebiotic, fiber and
micronutrients in infant with acute diarrhea in Indonesia.
Asia Pac J Clin Nutr 2007;16:435-42.
Sudigbia I. Pengaruh suplementasi tempe terhadap
kecepatan tumbuh pada penderita diare anak umur 6-24
bulan. Disertasi. Universitas Diponegoro, 1990:7-37.
Arifeen S, Black RE, Antelman G, Baqui A, Caulfield
Becker S. Exclusive breastfeeding reduces acute
respiratory infection and diarrhea deaths among infant
in Dhaka slums. Pediatrics 2001;108;e67
Riedel BD, Ghishan FK. Acute Diarrhea. Dalam:
Pediatric Gastrointestinal disease: pathophysiology,
diagnosis, management. Edisi ke-2. St Louis Missouri:
Mosby;1996. h. 251-62.
Adisasmito W. Faktor risiko diare pada bayi dan balita di
indonesia:systematic review penelitian akademik bidang
kesehatan masyarakat. Makara Kes 2007;11:1-10.
Adisasmito W. Faktor risiko diare pada bayi dan balita di
Indonesia: systematic review penelitian akademik bidang
kesehatan masyarakat. Makara kesehatan 2007;11:1-10.
Strina A, Cairncross S, Barreto M.L, Larrea C, Prado
MS. Childhood diarrhea and observed hygiene behavior
in Salvador Brazil. Am J Epidemiol 2003;157:1032-8.
Fisher RG, Boyce TG. Gastrointestinal syndromes.
Dalam : Moffet’s pediatric infectious diseases a problemoriented approach. Edisi ke-4. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins;2005. h.420-43.
Baqui AH. Effect of zinc supplementation started
during diarrhea on morbidity and mortality in
Bangladeshi children: community randomized trial. BMJ
;325:1059.
Baqui AH, Black RE, Walker CLF, Arifeen S, Zaman K.
Zinc supplementation and serum zinc during diarrhea.
Indian J Pediatr 2006;73:493-7.
King JC, Shames DM, Woodhouse LR. Zinc homeostasis
in human. J Nutr 2000;130:1360S-S6.
Artana WD, Suraatmaja S, Aryasa KN, Suandi IKG.
Peran suplementasi mineral mikro seng terhadap
kesembuhan diare. Sari pediatri 2005;1:15-8.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp13.2.2011.96-104
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.