Status Nutrisi sebagai Faktor Risiko Sindrom Syok Dengue

Sarah Buntubatu, Eggi Arguni, Ratni Indrawanti, Ida Safitri Laksono, Endy P. Prawirohartono

Sari


Latar belakang. Risiko kematian pada anak dengan sindrom syok dengue (SSD) tinggi. Obesitas diduga sebagai faktor risiko SSD tetapi hasil penelitian sebelumnya masih kontroversial.
Tujuan. Mengevaluasi overweight atau obes sebagai faktor risiko SSD pada anak.
Metode. Penelitian case control pada anak (0-18 tahun) yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dari bulan April 2012 sampai Maret 2015 dengan infeksi dengue, yang ditegakkan berdasarkan kriteria WHO 2011 dan hasil uji serologi darah atau NS1. Analisis statistik dikerjakan dengan analisis multivariat dan stratifikasi. Kemaknaan faktor risiko dilaporkan sebagai odds ratio (OR) dengan
interval kepercayaan 95%.
Hasil. Dilaporkan 264 anak terdiri dari 88 kasus (SSD) dan 176 kontrol (non SSD) diikutkan dalam penelitian ini. Anak dengan overweight atau obesitas mempunyai risiko SSD 2,29 kali dibanding bukan overweight atau obes OR=2,29; IK95%:1,24-4,22) dan perempuan mempunyai risiko SSD 1,84 kali lebih tinggi dibanding laki-laki (OR=1,84; IK95%:1,08-3,14). Jumlah trombosit
merupakan modifier, yaitu anak overweight atau obes dengan angka trombosit <20.000/μL mempunyai risiko 3,26 kali dibanding anak dengan SSD dengan overweight atau obes dengan angka trombosit ≥20.000/μL (OR=3,26;IK95%:1,22-8,72).
Kesimpulan. Overweight atau obes dan jenis kelamin perempuan merupakan faktor risiko untuk SSD dan jumlah trombosit <20.000 /μL merupakan modifier.


Kata Kunci


sindrom syok dengue, faktor risiko, overweight, obesitas, perempuan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Karyanti MR, Hadinegoro SR. Perubahan epidemiologi demam berdarah dengue di Indonesia. Sari Pediatri 2009;10:424-32.

Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.

Harun SR. Tatalaksana demam dengue/demam berdarah dengue pada anak. Dalam: Rezeki, S., penyunting. Demam berdarah dengue naskah lengkap pelatihan bagi dokter spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2000.h.83-137.

Halstead SB. Dengue fever and dengue hemorrhagic fever. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Texbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: W.B Saunders Company; 2004. h.1092

Sutaryo. Dengue. Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2004.

Trayhurn P, Wood LS. Signalling role of adiposetissue: adipokines and inflammation in obesity. Biochemical Society Transactions 2005;33:078-81.

Coppack SW. Pro-inflammatory cytokines and adipose tissue. Proc Nutr Soc 2001;60:349-56.

Pichainarong N, Mongkalangoon N, Katayanarooj S, Chaveepojnkamjorn W. Relationship between body size and severity of Demam berdarah dengue among children aged 0-14 years. Southlast Asian J Trop Med Public Health 2006;3:283-8.

Junia J, Garna H, Setiabudi D. Clinical risk factors for sindrom syok dengue in children. Paediatr Indones 2007;47:7-11.

Saniathi E, Arhana BNP, Suandi IKG, Sidiartha IGL. Obesitas

sebagai faktor risiko sindrom syok dengue. Sari Pediatri 2009;11:238-43.

Maron GM, Clara AW, Diddle JW, Pleités EB, Miller L, MacDonald G, dkk. Association between nutritional status and severity of dengue infection in children in El Salvador. Am J Trop Med Hyg 2010;82:324-9.

Ganda IJ, Bombang H. Morbiditas dan mortalitas sindrom syok dengue di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohosodo Makassar Januari 1998-Desember 2005. J Med Nus 2005;26:244-50.

Widiyati MMT, Laksanawati IS, Prawirohartono EP. Obesity as a risk factor for sindrom syok dengue in children. Paediatr Indones 2013;53:187-92.

World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever, revised and expanded edition. Geneva: WHO;2011.

Lemeshow S,Hosmer Jr DW, Klar J, Lwanga SK. Adequacy of sample size in health studies.World health organization. England. Published by John Wiley & Sons Ltd 1990;7:36-8.

World Health Organization. WHO child growth standards and the identification of severe acute malnutrition in infants and children. 2007. Diunduh pada 20 Agustus 2016. Didapat dari: http://www.who.int/nutgrowthdb/about/introduction/en/

print.html.

World Health Organization. Growth reference data for 5-19 years.

Diunduh pada 20 Agustus 2016. Didapat dari: http://www.

who.int/nutgrowthdb/about/introduction/en/print.html.

Whitehorn J, Simmons CP. The pathogenesis of dengue. Vaccine 2011;29:7221-8.

Anders KL, Nguyet NM, Chau NVV, Hung NY, Thuy TT, Lien LB. Epidemiological factors associated with sindrom syok dengue and mortality in hospitalized dengue patiens in Ho Chi Minh City, Vietnam. Am J Trop Med Hyg 2011;84:127-34.

Suharti C, Setiati TE, Gorp ECMV, Djokomoeljanto RJ, Trastotenojo MS, Meer JWMV. Risk factors for mortality in sindrom syok dengue. M Med Indones 2009;43:213-9.

Phuong CXT, Nhan NT, Kneen R, Thuy TT, Solomon T, Stepniewska K, dkk. Clinical diagnosis and assessment of severity of confirmed dengue infections in Vietnmese children: Is the world health organization classification system helpful?. Am J Med Hyg 2004;7:172-9.

Bunnag T, Kalayanarooj S. Sindrom syok dengue at the emergency room of Queen Sirikit national Institute of Child Health, Bangkok, Thailand. J Med Assoc Thai 2011;94:S57-S63.

Ganda IJ, Bombang H. Morbiditas dan mortalitas sindrom syok dengue di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohosodo Makassar Januari 1998-Desember 2005. J Med Nus 2005;26:244-50.

World Health Organization. Dengue, dengue haemorrhagic fever and sindrom syok dengue in the contex of the integrated management of childhood illness. Department of Child and Adolescent Health and Development. WHO;2005.

Guzman MG, Kouri G, Bravo J, Valdes L, Vazquez S, Halstead SB. Effect of age on outcome of secondary dengue infections.Int J Infect Dis 2002;6:118–24.

Huang YH, Lei HY, Liu HS, Lin YS, Yeh TM. Dengue virus infects human endothelial cells and induces IL-6 and IL-8 production. Am J Trop Med Hyg 2000;63:71-5.

Tantracheewathorn T, Tantracheewathorn S. Risk factors of sindrom syok dengue in children. J Med Assoc Thai 2007;90:272-7.

Soegijanto S. Aspek imunologi penyakit demam berdarah, dalam Demam berdarah dengue Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press. 2006.h.41-59.

Recker M, Blyuss KB, Simmons CP, Hien TT, Wills B, Farrar J, dkk. Immunological serotype interactions and their effect on the epidemiological pattern of dengue. Proc R Soc B 2009;276:2541-8.

Chuansumrit A, Puripokal C, Butthep P, Wongtiraporn W, Sasanakul W, Tangnararatchakit K, dkk. Laboratory predictors of sindrom syok dengue during the febrile stage. Southeast Asian J Trop Med Public Health 2010;41:326-32.

Dewi R, Tumbelaka AR, Syarif DR. Clinical features of dengue

hemorrhagic fever and risk factors of shock event. Paediatr Indones 2006;46:144-8.

Sutaryo. Patogenesis dan patofisiologi demam berdarah dengue. Cerm Dunia Kedokter (edisi khusus) 1992;81:35-8




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp18.3.2016.226-32

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.