Gambaran Tanda Pubertas pada Murid Sekolah Dasar
Sari
Latar belakang. Pubertas merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Penelitian terdahulu
menyatakan bahwa pada perempuan diawali dengan pembesaran payudara pada usia 8–13 tahun, sedangkan
pada laki-laki diawali dengan pembesaran testis pada usia 9–14 tahun.
Tujuan. Mengetahui pola pubertas murid Sekolah Dasar di wilayah Tangerang Selatan.
Metode. Penelitian cross sectional,deskriptif, pada murid kelas 4–6 di dua Sekolah Dasar di Tangerang
Selatan, pada bulan Januari 2011.
Hasil. Didapatkan 471 subjek yang memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari 215 laki-laki dan 256 perempuan.
Pada perempuan, tanda pubertas timbul pada usia 9–<10 tahun 48,2% dan pada usia 12–<13 tahun semua
sudah dalam masa pubertas. Tanda pubertas laki-laki timbul pada usia 9–<10 tahun 1,7% dan pada usia
12–<13 tahun 66,7%. Rambut pubis pada perempuan timbul pada usia 9–<10 tahun (4,4%) dan pada
laki-laki pada usia 11–<12 tahun (29%). Terjadi menarke pada usia 10–<11 tahun (5,7%).
Kesimpulan. Tanda pubertas di dua SD Tangerang Selatan sudah terjadi pada usia 9–<10 tahun, baik pada
perempuan maupun laki-laki. Pada usia 12–<13 tahun, semua perempuan sudah masuk masa pubertas,
sementara pada laki-laki belum semuanya (66,7%). Pada perempuan, rambut pubis muncul lebih awal
daripada laki-laki. Menarke terjadi mulai anak berusia 10–<11 tahun.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Rosenfield RL. Puberty in the female and its disorders.
Dalam: Sperling MA, penyunting. Pediatric Endocrinology, edisi ke-2. Philadelphia: Saunders; 2002.h.
–518.
Ducharne JR. Forest MG. Normal pubertal development. Dalam: Bertrand J, Rappaport R, Sizonenkon
PC, penyunting. Pediatric Endocrinology. Edisi ke-2.
Baltimore: Williams, 1993.h.372–86.
Lee PA, Houk CP. Puberty and its disorders. Dalam:
Lifshitz F, ed. Pediatric endocrinology. Edisi ke-5. New
York: Informa Health Care Inc; 2007.h. 273–303.
Styne DM. Puberty. Dalam: Greenspan FS. Basic and
clinical endocrinology; edisi ke-3. San Fransisco: Lange;
h. 519–40.
Pathomvanich A, Merke DP, Chrousos GP. Early puberty:
A Cautionary tale. J Pediatr 2000;105: 797–802.
Ducharme JR, Collu R. Pubertal development: normal
precocious and delayed. Dalam: Bailey JD, penyunting.
Clinics in endocrinology and metabolism. London:
Saunders; 1982.h. 57-87.
Jones, Kenneth W, penyunting. Smith’s recognizable patterns
of human malformation. St. Louis, Mo: Elsevier Saunders;
Zuckerman, Diana. Early puberty in girls. national research
center for women and families. 2009. Diunduh dari : http://
www.center4research.org/2010/04/girls-to-women
Slora EJ,Wasserman RC. Secondary sexual characteristics
and menses in young girls seen in office practice: a study
from the pediatric research in office settings network. J
Pediatrics 1997;505-12. Diunduh dari: http://pediatrics.
aappublications.org/cgi/content/abstract/99/4/505
Aksglaede L, Sorensen K. Recent decline in age at breast
development: the Copenhagen puberty study. J Pediatrics
;123;e932-e9. Diunduh dari: http://www.pediatrics.
org/cgi/content/full/123/5/e932
Delemarre-Van de Waal HA. Central regulation of
human puberty. DeBoer-Nieuwkoop: vrije universiteit
te Amsterdam, 1984.
Roman R, Johnson MC, Codner E, Boric MA, Avila A,
Cassoria F. Activating GNAS gene metation in patient
with premature thelarche. J Pediatr 2004;145:1-8.
Diunduh dari: http://home.mdconsult.com
Batubara JR, Soesanti Frida, Delemarre-Van de Waal
HA. Age at menarche in Indonesian girls : A National
Survey. Acta Med Indones 2010;42:78-81.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp13.5.2012.346-50
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.