Efektivitas Kombinasi Artesunat-Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada Pengobatan Malaria FalciparumTanpa Komplikasi pada Anak
Sari
Latar belakang. Kombinasi antimalaria termasuk artemisinin sering tidak sesuai secara farmakokinetika sehingga
berpotensi untuk resistensi. Untuk itu penilaian terhadap kombinasi artemisinin dengan obat yang mempunyai
waktu paruh yang pendek diperlukan dalam pengobatan malaria falciparumtanpa komplikasi pada anak.
Tujuan. Untuk membandingkan efektifitas kombinasi artesunat-klindamisin dengan kinin-klindamisin
pada pengobatan malaria falciparumtanpa komplikasi pada anak.
Metode. Penelitian dilakukan dengan metode uji klinis acak terbuka yang dilaksanakan pada bulan Oktober
sampai November 2010 di Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara. Subjek berusia 7 sampai 12 tahun
dan dijumpai Plasmodium falciparumpada pemeriksaan darah tepi. Kelompok I menerima kombinasi
artesunat-klindamisin (artesunat 4mg/kg, dan klindamisin 7mg/kg, per dosis). Kelompok II menerima
kombinasi kinin-klindamisin (kinin 4 mg/kg dan klindamisin 7mg/kg, per dosis). Kedua kelompok beri
obat dua kali sehari selama tiga hari berturut-turut. Parasitemia dihitung pada hari 1, 2, 3, 7, 14, dan 28.
Analisis didasarkan intention to treat analysis.
Hasil. Penelitian diikuti dua ratus anak. Adequate clinical parasitological respons dari artesunat-klindamisin
dijumpai berbeda secara bermakna dibandingkan kinin-klindamisin 94% dan 62% (p=0,0001). Kesembuhan
artesunat-klindamisin dicapai hari ke-3 dan ke-4 belas 97% (p=0,001). Kesembuhan kinin-klindamisin
dicapai pada hari ke-14 dan ke-28 92% (p=0.236). Pada pengamatan tidak dijumpai efek samping yang
serius.
Kesimpulan.Kombinasi artesunat-klindamisin lebih efektif dari pada kinin-klindamisin pada pengobatan
malaria falciparumtanpa komplikasi pada anak
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI.
Malaria. Dalam: Buku ajar infeksi dan pediatrik tropis.
Edisi keÂ2. Jakarta : IDAI; 2008.h.408Â37.
Tjitra E. Pengobatan malaria dengan kombinasi
artemisinin. Puslitbang Pemberantasan Penyakit Menular.
Diunduh dari www.depkes.go.id.diaksestahun 2010.
Azlin E, Batubara I, Dalimunthe W, Siregar C, Lubis B,
Lubis M, Pasaribu S. The effectiveness of chloroquine
compared to fansidar in treating falciparum malaria. Paed
Indones 2004; 44:17Â20.
Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Pedoman tata
laksana kasus malaria di Indonesia: Gebrak Malaria
Jakarta: Bakti Husada; 2005.h.1Â38.
Zein U. Penanganan terkini malaria falciparum. Divisi
Penyakit Tropik Dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran USU; 2005.h.1Â13.
Yerra A, Nagar P. An overview of WHO guidelines on
the management of malaria. 2008.
Battin M, White N. Are artemisinin derivates safe
in neonates? International Child Health Review
Collaboration, penyunting. University of Auckland. New
Zealand; 2006.h.1Â3.
Ramharter M, Oyakhirome S, Klouwenberg, Adegnika
AA, Agnandji ST, Missinou MA, dkk. ArtesunateÂ
clindamycin versus kininÂclindamycin in the treatment
of Plasmodium Falciparum Malaria :A randomized
controlled trial. Clin Infect Dis 2005; 40:1777Â84.
Olliaro PL, Taylor WRJ. Developing artemisinin based
drug combinations for the treatment of drug resistant
falciparum malaria: A review. J Postgrad Med 2004;
:40Â4.
Siahaan L. Kombinasi kiniaÂklindamisin 3 hari pada
penderita malaria falciparum tanpa komplikasi. Maj
Kedok Nusantara 2008; 41:88Â92.
Tjitra E. Manifestasi klinis dan pengobatan malaria.
Cermin Dunia Kedok 1994;94:7Â13.
World Health Organization. Antimalarial drug
combination therapy.Geneva: WHO;2001.
Betrand L. Clindamycin as an antimalarial drug:
Review of clinical trials. J Antimicrob Chemother 2002;
:2315Â20.
Ramharter M, Noedl. H, Winkler. Graninger W,
Wernsdorfer WH, Kremsner PG, Winkler S. In vitro
activity and interaction of clindamycin combined with
dihydroartemisinin against plasmodium falciparum.
Antimicrob Agents and Chemother 2003;47:3494Â9.
Pukritta S, Chantra A, Vanijanonta S, Clemens R.
Therapeutic responses to quinine and clindamycin in
multidrugÂresistant falciparum malaria. Antimicrobial
Agents and Chemotherapy 2000:2395Â8.
Kremsner PG, Winkler S,Brand C, Neifer S, Bienzle
U, Graninger W. Clindamycin in combination with
chloroquine or quinine is an effective therapy for
uncomplicated plasmodium falciparum malaria in
children from Gabon. J Infect Dis 1994;169:467Â70.
Borrmann S, Issifou S, Esser G, Adegnika AA, Ramharter
M, Matsiegui PB, dkk. FosmidomycinÂclindamycin for
the treatment of plasmodium falciparum Malaria. The
J Infect Dis Soc of Am 2004; 190:1534Â40.
Krause PJ. Malaria (Plasmodium). Dalam: Behrman ER,
Kliegman MR, Jonson BH, penyunting. Nelson textbook
of pediatrics. Edisi keÂ18. Philadelphia; Saunders;
h.1139Â43.
Ganiswarna G, Setiabudy R, Suyatna FD. Dalam:
Sukarban S, Zunilda SB, penyunting. Farmakologi dan
terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;1995. h.545Â59.
Hardjasaputta SL, Budipranoto G, Sembiring SU.
Clindamycin. Dalam: Data obat di Indonesia. Edisi ke
Â10. Gradian Medipress; 2002.h.336Â7.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp13.6.2012.420-5
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.