Indeks Mentzer sebagai Alat Diagnostik Anemia Defisiensi Besi di Sarana Kesehatan dengan Fasilitas Terbatas: Perbandingan Berbagai Nilai Cut Off
Sari
Latar belakang. Anemia defisiensi besi (ADB) adalah penyebab tersering anemia pada anak kurang dari 5 tahun dan dapat menyebabkan gangguan kognitif, perilaku, dan pertumbuhan yang menetap sehingga diagnosis harus ditegakkan sedini mungkin. Diagnosis ADB ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium yang mahal dan tidak tersedia merata di Indonesia. Untuk itu, penggunaan Indeks Mentzer (IM) merupakan salah satu alat penegakan diagnosis yang mudah.
Tujuan. Mengetahui validitas IM untuk mendiagnosis ADB di daerah dengan fasilitas terbatas, dan mengetahui apakah cut-off point baru diperlukan untuk populasi di Indonesia.
Metode. Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan metode potong lintang. Subjek adalah anak sehat berusia 12-59 bulan yang pucat. Penapisan dilakukan di 27 Posyandu dan 27 PAUD di Kecamatan Jatinegara. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi menjalani pemeriksaan darah perifer lengkap, kemudian subjek dengan anemia mikrositik hipokrom diperiksa profil besi dan C-reactive protein (CRP). Validitas dinilai dengan membandingkan IM dengan hasil profil besi. Penentuan cut-off point spesifik untuk populasi di Indonesia dilakukan dengan membandingkan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif (NDP) dan negatif (NDN), rasio kemungkinan positif (RKP), dan rasio kemungkinan negatif (RKN) antara beberapa cut-off points.
Hasil. Penelitian ini mendapatkan 340 subjek dengan klinis pucat, 100 subjek setuju untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, dan sisa 45 subjek dengan anemia mikrositik hipokrom. Penelitian ini memberikan sensitivitas 60,5%, spesifisitas 28,6%, NDP 82,1%, NDN 11,8%, RKP 0,9, dan RKP 1,4. Titik potong baru yang disarankan adalah 10,7 dengan sensitivitas 81,6% dan NDP 86,1%.
Kesimpulan. Nilai diagnostik IM rendah dengan NDP yang baik untuk diagnosis ADB. Titik potong 10,7 dapat juga digunakan sebagai uji tapis ADB di fasilitas terbatas.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Lanzkowsky P. Classification and diagnosis of anemia during childhood. Dalam: Lanzkowsky manual of pediatric hematology and oncology. Edisi ke-4. London: Elsevier;2005.h.31-46.
McLean E, Cogswell M, Egli I, Wojdyla D, de Benoist B. Worldwide prevalence of anemia. Dalam: Badham J, Zimmermann MB, Kraemer K, penyunting. The guidebook of nutritional anemia. Geneva: WHO Press;2007.h.11-2.
Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013.
Clark SF. Iron deficiency anemia. Nutr Clin Pract 2008;23:128-41.
Gunadi D, Lubis B, Rosdiana N. Terapi dan suplementasi besi pada anak. Sari Pediatri 2009;11:207-22.
World Health Organization. Iron deficiency anaemia : assessment, prevention and control – a guide for programme managers. Geneva: WHO Press; 2001.
Sekartini R, Soedjatmiko, Wawolumaya C, Yuniar I, Dewi R, Nycane, dkk. Prevalens anemia defisiensi besi pada bayi usia 4-12 bulan di Kecamatan Matraman dan sekitarnya, Jakarta Timur. Sari Pediatri 2005;7:2-8.
Cook JD. Diagnosis and management of iron deficiency anemia. Clin Haematol 2005;18;319-32.
Eleftheriou A, Angastiniotis M. A report on thalassemia for the Association of South East Asian Nations. Thalasemia International Federation; 2013.
Submaraniam G, Girish M. Iron deficiency anemia in children. Indian J Pediatr 2015;10:1643-9.
White KC. Anemia is a poor predictor of iron deficiency among toddlers in United States. Pediatrics 2005;115:315-20.
Alam SLS, Purnamasari R, Bahar E, Rahadiyanto KY. Mentzerindex as a screening tool for iron deficiency anemia in 6-12 year-old children. Paediatr Indones 2014;54:294-8.
Vehapoglu A, Ozgurhan G, Demir AD, Uzuner S, Nursoy MA, Turkemen S, Kacan A. Hematological indices for differential diagnosis of β-thalassemia trait and iron deficiency anemia. Anemia. 2014;2014:1-7.
Ozdemir N. Iron deficiency anemia from diagnosis to treatment in children. Turk Ped Ars 2015;50:11-9.
Sandjaja S, Budiman B, Harahap H, Ernawati F, Soekatri M, Widodo Y dkk. Food consumption and nutritional and biochemical status of 0.5 – 12-year-old Indonesia children : the SEANUTS study. Br J Nutr 2013;110:11-20.
Mentzer WC, Jr. Differrentiation of iron deficiency from thalassemia trait. Lancet 1973;1:882.
Puspogenoro HD, Wirya IGNW, Pudjiadi AH, Bisanto J, Zulkarnain SZ. Uji diagnostik. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke5. Jakarta: Sagung Seto;2014.h.219-42.
Windgassen EB, Funtowicz L, Lunford TN, Harris LA, Mulvagh SL. C-reactive protein and high-sensitivity C-reactive protein: an update for clinicians. Postgrad Med 2011;123:114-9.
Pasricha SR, Black J, Muthayya S, Shet A, Bhat V, Nagaraj S, dkk. Determinants of anemia among young children in rural India. Pediatrics 2010;26:140-9.
Chuan S, Jiang YM, Shi H, Liu JH, Zhou WJ, Dai QK. Evaluation of indices in differentiation between iron deficiency anemia and β-thalassemia trait for Chinese children. J Pediatr Hematol Oncol 2010;32:218-22.
Miller JL. Iron deficiency anemia: a common and curable disease. Cold Spring Harb Perspect Med 2013;3:1-13.
Gorakshakar AC, Colah RB. Is RBC discrimination index suitable for differentiating between α- and β-thalassemias? Indian J Hum Genet 2011;17:115-6.
Amid A, Haghi-Ashtiani B, Kirby-Allen M, Haghi Asthiani MT. Screening for thalassemia carriers in population with high rate of IDA. Hemoglobin. 2015:39;141-3.
Dahlan, MS. Analisis penelitian diagnostik. Dalam: Penelitian diagnostik. Jakarta: Salemba Medika:2009.h.19-30.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp21.3.2019.145-51
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.