Hubungan Defisiensi Besi dengan Perilaku Anak Usia Sekolah di Kota Palembang
Sari
Latar belakang. Prevalensi defisiensi besi anak usia sekolah di Indonesia sebesar 47,2%. Defisiensi besi
menyebabkan perkembangan dan fungsi saraf terganggu, termasuk timbulnya masalah perilaku. Belum ada
penelitian yang menilai hubungan defisiensi besi dan masalah perilaku anak usia sekolah di Palembang.
Tujuan. Menganalisis hubungan defisiensi besi dengan masalah perilaku anak usia sekolah di Palembang.
Metode. Desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah
anak Sekolah Dasar (SD) usia 6-12 tahun di Palembang yang dipilih dengan multi stage random sampling
pada bulan April sampai Juni 2013. Pada semua subjek penelitian dilakukan pemeriksaan fisis, laboratorium
(hemoglobin, besi serum, dan saturasi transferin), dan penilaian perilaku menggunakan Pediatric Symptom
Checklist (PSC) 17. Perbedaan kejadian masalah perilaku antara subjek dengan dan tanpa defisiensi besi
dianalisis dengan uji kai kuadrat. Faktor risiko lain yang berpengaruh dianalisis dengan regresi logistik.
Hasil. Dari 125 subjek yang terpilih didapatkan prevalensi defisiensi besi 26,6%, anemia defisiensi besi
25%, dan kejadian masalah perilaku 29%. Dari 33 subjek dengan defisiensi besi terdapat 20 yang memiliki
masalah perilaku, sedangkan dari 81 subjek tanpa defisiensi besi terdapat 14 dengan masalah perilaku (uji
kai kuadrat, p=0,001; OR 7,363; IK95%:2,978-18,203). Pada penilaian tipe perilaku, terdapat hubungan
bermakna antara defisiensi besi dengan perilaku internalisasi (p=0,001, OR 7,604; IK95%:2,462-18,363).
Ditemukan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku, melalui analisis regresi logistik, yaitu defisiensi
besi (p=0,001; adjusted OR 6,901; IK95%:2,816-16,914).
Kesimpulan. Defisiensi besi merupakan faktor risiko terjadinya masalah perilaku, terutama perilaku
internalisasi.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
WHO. Cause of iron deficiency. Dalam: Preventing iron
deficiency in women and children: tehnical consensus
on key issues. New York:WHO;1999.
Clark SF. Iron deficiency anemia. Nutr Clin Pract
;23:128-41.
Soedjatmiko, Sekartini R, penyunting. Anemia
pada anak sekolah di 11 propinsi di Indonesia.
Jakarta:IDAI;2003.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Badan Penelitian
dan Pengembang Kesehatan. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Riskesdas. Jakarta:Depkes RI;
Raspati H, Reniarti L, Susanah S. Anemia defisiensi besi.
Dalam: Permono B, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti
E, Abdulsalam M, penyunting. Buku Ajar Hematologi
Onkologi Anak. Edisi Pertama. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI;2005.h.30-43.
Beard JL. Iron deficiency alters brain development and
functioning. J Nutr 2003;133:1468-72.
Nyayu Fatimah DM, Rismarini. Pengaruh defisiensi besi
terhadap cognitive intelligence anak sekolah dasar di
Kota Palembang (tesis). Palembang: Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya, 2008.
Pollitt E. Iron deficiency and cognitive function. Am J
Clin Nutr 1993;13:521-37.
Soemantri AG, Pollitt E, Kim I. Iron deficiency
anemia and educational achiement. Am J Clin Nutr
;42:1221-28.
Lozoff B, Jimenez E, Hagen J, Mollen E. Poorer
behavioral and developmental outcome more than 10
years after treatment for iron deficiency in infancy.
Pediatrics 2000;105:e51-61.
Mubarak A, Fadel W, Said S, Hammar MA. Profile
behavior and IQ in anemic children. CNS Spectrum
;15:1-6.
Saragih RAC, Zulaicha TM, Sofyani S, Lubis B, Lubis
IZ. Behavior of elementary school children with iron
deficiency anemia after iron therapy. Paediatr Indones
; 49:276-81.
Soedjatmiko. Skrining gangguan perkembangan perilaku
anak dengan pediatric symptomp checklist. Pediatric
Update 2005. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan
Jakarta: IDAI Jaya;2005.h.53-8.
Wu AC, Lesperance L, Bernstein H. Screening for iron
deficiency. Hematology 2002; 23:171-7.
Peter WD, Wright E. The individuals with disabilities
education improvement act (IDEA), 2004. Diakses
tanggal 2 Februari 2015. Didapat dari: www.wrightslaw.
com/idea/idea.2004.all.pdf
Yudianita K, Rismarini. Hubungan gangguan bahasa
dengan gangguan perilaku pada anak prasekolah di kota
Palembang (tesis). Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2009.
Harahap DF, Sjarif DR, Soedjatmiko, Widodo DP,
Tedjasaputra MS. Identification of emotional and
behavior problems in obese children using child behavior
checklist (CBCL) and 17-items pediatric symptom
checklist (PSC-17). Paediatr Indones 2010;50:42-8.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp16.5.2015.307-14
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.