Inkontinensia Urin pada Anak

Taralan Tambunan

Sari


Secara umum gangguan berkemih yang disebut mengompol dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu enuresis dan inkontinensia urin. Enuresis dianggap sebagai akibat
maturasi proses berkemih yang terlambat, umumnya tidak ditemukan kelainan organik
yang nyata sebagai penyebab. Inkontinensia urin didefinisikan sebagai pengeluaran urin
yang terjadi tanpa kontrol (involunter) meskipun si pasien berusaha sekuat mungkin
menahannya, kencing bisa menetes dan tidak lampias, terjadi seketika. Dalam kenyataan
sehari-hari, tidak mudah membedakan enuresis dengan inkontinensia urin. Inkontinensia
urin lebih sering bersifat kronik dan progresif. Klasifikasi dapat disusun berdasarkan
etiologi, kelainan pola berkemih maupun berdasarkan tingkat lesi neurologik. Pendekatan
diagnostik yang lebih mutakhir didasarkan pada hasil pemeriksaan miksiosistoureterografi
dan urodinamik yang menggolongkan inkontinensia dalam dua bagian yaitu
inkontinensia fungsional dan organik. Dalam periode 11 tahun di Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI-RSCM Jakarta (1989-2000) tercatat 18 kasus inkontinensia urin, 9 di
antaranya tergolong dalam buli-buli neurogenik akibat spina-bifida. Masalah utama yang
dihadapi ialah ISK berulang dan gagal ginjal kronik. Penanganan yang baik dan tepat
harus dimulai dari upaya diagnostik yang akurat. Prioritas utama ialah pemeliharaan
fungsi ginjal, pemberantasan infeksi berulang dengan memperhatikan kondisi neurologis
yang diderita. Kerjasama antar disiplin seperti urologi, pediatri dan rehabilitasi medik
sangat diperlukan, namun di atas segalanya, perhatian, kesabaran dan dedikasi untuk
menolong pasien sangat penting agar kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan.


Kata Kunci


Sfingter neuropati; disfungsi non-neuropati; inkontinensia struktural

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Atala A, Baner SB. Bladder dysfunction. Dalam: Barrat

TM, Avner ED, Harmon WE, penyunting. Pediatric

Nephrology. 4th ed. Baltimore: Lippincot William &

Wilkins, 1999. h. 913-30.

Mundy AR. The neuropathic bladder. Dalam:

Postlehwaite RJ penyunting. Clinical Paediatric Nephrology. 2nd ed. Oxford: Butterworth-Heinemann,

h. 319-33.

Van Gool JD. Disorders of micturition. Dalam:

Postlehwaite RJ, penyunting. Clinical Paediatric

Nephrology. 2nd ed. Oxford: Butterworth-Heinemann,

h. 59-74.

Jarvelin MR, Moilanen I, Kangas P, Morning K,

Vikevainen-Tervonen L, Huttunen NP, Seppanen J.

Aetiological and precipitating factors for childhood

enuresis. Acta Paediatr Scand 1991; 80:361-9.

Meadow SR. Day wetting. Pediatr Nephrol 1990;

:178-84.

Hunshar S, Arnold EP, Burgio K, Diokuo AC, Herzog

AR, Mallet VT. Epidemology and natural history of

urinary incontinence. Dalam: Abrams P, Khoury S, Wein

A, penyunting. Incontinence. 1st International

consultation on incontinence. 1998, Monaco June 28 –

July 1, 1998; 199-226.

Abrams P, Blaivas JG, Stanton SL, Andersen JT. The

standarisation of terminology of lower urinary tract

function. Scand J Urol Nephrol 1988; Supp; 114:5

dikutip dari Hunshar S, Arnold EP, Burgio K, Diokuo

AC, Herzog AR, Mallet VT. Epidemology and natural

history of urinary incontinence. Dalam: Abrams P,

Khoury S, Wein A, penyunting. Incontinence. 1st

International consultation on incontinence. 1998,

Monaco June 28 – July 1, 1998:199-226.

Tanagho EA. Urinary incontinence. Dalam: Tanagho EA,

MC Aninch JW, penyunting. Smith General Urology.

th ed. California, Appleton and Lange, 1995. h. 536-

Van Gool JD, Bloom DA, Butter RJ, Djurhuus JC,

Hjalmas K, de Jong TPVM, Kaplan WE, Peters CA,

Podesta ML. Conservative management in children.

Dalam: Abrams P, Khoury S, Wein A, penyunting.

Incontinence. First international consultation on

incontinence. Monaco, June 28-July 1, 1998; 487-549.

Varlan DE, Dippel J. Non neurogenic bladder and

chronic renal insufficiency in childhood. Pediatr Nephrol

; 9:1-5.

Fernandes ET, Reinberg Y, Vernier R, Gonzales R.

Neurogenic bladder dysfunction in children: Review of

pathophysiology and current management. J Pediatr

; 124:1-7.

Madersbacher H, Windaele JJ, Igawa Y, Chartier-Kastler

E, Fall M, Kovindka A, Perkash I, Pesce F. Conservative

management in the neuropathic patient. Dalam: Abrams

P, Khoury S, Wein A, penyunting. Incontinence. First

international consultation on incontinence. Monaco,

June 28 – July 1, 1998; 775-95.

Tambunan T, Trihono PT, Pardede SO. Urinary

incontinence in children in Cipto Mangunkusumo

Hospital Jakarta. A serial case report. Paediatr Indones

(dalam proses pencetakan).

Duckett JW, Raezer DM. Neuronuscular dysfunction

of the lower urinary tract. Dalam: Kelalis PP, King LR,

Belman AB, penyunting. Clinical Paediatric Urology.

Philadelphia, WB Saunders Co, 1976. h. 401-26.

Malone PSJ. The management of urinary incontinence.

Arch Dis Child 1997; 77:175-8.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp2.3.2000.163-9

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.