Faktor Determinan Klinis pada Malaria Anak
Sari
Wabah malaria ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, antara lain di pantai
selatan Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur, namun penyebaran penyakit terbesar
terdapat di daerah luar Jawa-Bali kawasan timur. Masalah malaria bersifat local
specific. Manifestasi malaria pada anak berbeda dan kurang spesifik dibanding orang
dewasa, dan belum ditemukannya definisi klinis berupa keluhan dan atau gejala
klinis malaria pada anak di daerah endemis tertentu. Hal ini menyebabkan
overdiagnosis dan overtreatment untuk malaria dan kemungkinan terabaikannya
pengobatan untuk penyakit lain. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keluhan
dan atau gejala klinis yang dapat digunakan sebagai determinan klinis malaria pada
anak. Hasil penelitian ini berguna bagi pasien demam atau riwayat demam dalam
satu minggu terakhir, dan yang berada di daerah endemis malaria. Dilakukan suatu
studi cohort yang merupakan penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif berlokasi
Kabupaten Sikka- NTT, selama bulan Mei-Juni 1999. Di antara 165 anak yang
memenuhi kriteria inklusi, 79 pasien (47,9%) dengan definitif malaria dan 86 pasien
bukan malaria (52,1%), sebagian besar pasien adalah kelompok umur 1-4 tahun
(64,6%) Dari analisis gabungan antara uji Kai-kuadrat dan metode Delphi terdapat
kesesuaian mengenai keluhan dan gejala klinis malaria yang prominen, namun
mengingat insidensi penyakit malaria pada tiap kelompok umur, determinan klinis
pada penelitan ini paling cocok diterapkan pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu
splenomegali, menggigil, pucat, dan hiperpireksia. Perlu dilakukan studi serupa di
daerah endemis lain.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
White NJ. The treatment of malaria, current concepts.
N Engl J Med 1996; 335:800-6.
Olliario P, Cattani J, Wirth D. Malaria, the submerged
disease. JAMA SEA 1996; June: 25-9.
Trigg Pl, Kondrachine AV. The current global malaria
situation. Dalam: Sherman, I.W. penyunting, Malaria:
parasite, biology, pathogenesis, and protection.
Washington, American Society for Microbiology;
h.11-22.
Gilles H. Management of severe and complicated malaria,
a practical handbook. World Health Organization, Geneva
Kompas. Malaria lebih mematikan daripada AIDS.
Jakarta 21 Agustus 1997. 3.
Dachlan YP. Situasi penanggulangan malaria dengan
pemeriksaan mikroskopis. Tropic Disease Center – Unair,
Surabaya 1998.
Redd SC, Kazambe PN, Luby SP, Nwanyanwu O,
Hightower AW, Ziba C, dkk. Clinical algorithm for
treatment of plasmodium falciparum malaria in children.
Lancet, 1996; 347:223-7.
Mashaal H. Physician’s guide to effective management
of cases of malaria. Southeast Asean Medical Information
Center – International Medical Foundation of Japan,
Gomes M, Espino FE, Abaquin J,Realon C, Salazar NP.
Symptomatic identification of malaria in the home and
in the primary health care clinic. Bull. WHO1994; 72 :
-90.
Genton B, Smith T, Baea K, Narara A, Al-Yaman F, Beck
HP, Hii J, Alpers M. Malaria: how useful are clinical
criteria for improving the diagnosis in a highly endemic
area? Trans Soc Trop Med Hyg 1994; 88:537-41.
Tjiptono F. Prinsip-prinsip total quality service. Cetakan
pertama, Yogyakarta Penerbit Andi; 1997.h.154-6.
Spencer HC. Epidemiology of malaria. Clinics in tropical
medicine and communicable diseases, 1986; 1 (1):pp 1-
White NJ. Malaria. Dalam: Cook, G.C. penyunting,
Manson’s Tropical Disease. Edisi ke-20, London, WB
Saunders; 1996.h.1087-164.
Vince JD. Malaria in children in Papua New Guinea.
PNG Med J, 1992; 35 (4):258-63.
Knell AJ. Malaria. A publication of the tropical
programme of the wellcome trust. Ocford University
Press, Oxford 1991.
White NJ, Pukrittayakamee S. Clinical malaria in the
tropics. Med J Aust 1993; 197-203.
Lubanga RGN, Norman S, Ewbank D, Karamangi C.
Maternal diagnosis and treatment of children’s fever in
an endemic malaria zone of Uganda: Implications for
the malaria control programme. Acta Tropica, 1997;
:53-64.
Direktorat Jendral P3M & PLP. Penatalaksanaan malaria
berat di rumah sakit dan puskesmas Departement
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1991.
Rampengan TH. Malaria. Tidak dipublikasikan, 1997.
Muhe L, Oljira B. Degefu H, Enquesellassie F, Weber
MW. Clinical algorithm for malaria during low and high
transmission seasons. Arch Dis Child. 1999; 81:216-20
(abstrak).
Bradley DJ. The epidemiology of malaria in the tropics
and in travellers. Dalam: Pasvol, G. penyunting. Bailliere’s
clinical infectious diseases, International Practice and Research: Malaria 2 Bailliere Tindall, London. 1995.h.
-26.
Smith T, Hurt T, Teuscher T, Tanner M. Is fever a good
sign for clinical malaria in surveys of endemic
communities? Am J Trop Med Hyg 1995; 52:306-10.
Siswanto L, Made Sidia. Gambaran klinik malaria yang
dirawat di Bagian Anak RSU Sumbawa, 1997. Cermin
Dunia Kedokteran 2000; 126:17-21.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp3.2.2001.106-14
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.