Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Vaksin Kombinasi DPwT (Sel Utuh) dan Hepatitis B
Sari
Indonesia merupakan wilayah dengan endemis tinggi hepatitis B, maka vaksinasi hepatitis
B (hep B) merupakan solusi terbaik untuk mencegah penyakit ini. Kombinasi hep B
dengan DPwT (pertusis whole cell) = sel utuh dalam satu kemasan, memberikan
kenyamanan pada pasien dan memudahkan pelayanan kesehatan. Di samping keuntungan
ini, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) vaksin ini perlu diperhitungkan. Untuk
mengetahui KIPI vaksin ini, dilakukan studi prospektif pada 74 bayi berumur 2-6 bulan
di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM Jakarta antara Juli 2000 sampai dengan Maret
2001. Bayi-bayi tersebut diberi 3 dosis vaksin kombinasi DPT dan hep B (DPwT/hep
B) dengan selang waktu 5 minggu. Kartu observasi harian terhadap gejala yang timbul
selama 5 minggu pasca imunisasi diisi orangtua dan data dikumpulkan pada kunjungan
berikutnya. Umumnya KIPI timbul kurang dalam 72 jam setelah pemberian vaksin.
Frekuensi KIPI tersering adalah demam (58,8%) diikuti oleh rewel (31,7%) dan demam
tinggi (16,2%). Kejang umum timbul pada 1 kasus setelah pemberian dosis pertama
dan pada 1 kasus lain kejang disertai demam tinggi. Setelah pemberian dosis ketiga
pada kedua kasus tersebut, pasien mendapat antipiretik dan kejang berhenti tanpa
pengobatan anti kejang. Tidak ditemukan KIPI pada vaksin DPwT/hep B yang
memerlukan perawatan di rumah sakit. KIPI yang didapatkan umumnya bersifat ringan
sampai sedang.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Mahoney FJ, Kane M. Hepatitis B vaccine. Dalam:
Plotkin SA, Orenstein WA, penyunting. Vaccine. Edisi
ke-3. Philadelphia:Saunder, 1999. h. 158-82.
Sub Direktorat Imunisasi, Direktorat Jendral PPM & PLP.
Petunjuk pelaksanaan program imunisasi. Edisi ke-3.
Jakarta: Direktorat Jendral PPM & PLP, 1993. h. 1-42.
Atkinson W, Humiston S, Wolfe C, Nelson R.
Epidemiologi and prevention of vaccine-preventable
diseases. Edisi ke-5. Atlanta: CDC, 1999. h. 224-46.
Edward KM, Decker MD, Mortimer EA Jr. Pertussis
vaccine. Dalam: Plotkin SA, Orenstein WA, penyunting.
Vaccines. Edisi ke-3. Philadelphia:Saunder, 1999. h. 293-
Aristegui J, Garrote E, Gonzalez A, Arrate JP, Perez A,
Vandepapeliere P. Immune response to a combined
hepatitis B, diphtheria, tetanus and whole-cell pertussis
vaccine administered to infants at 2,4 and 6 months of
age. Vaccine 1997;15:7-9.
Papaevangelou G, Karvelis E, Alexiou D, Kiossoglou K,
Roumeliotou A, Safary A, dkk. Evaluation of a combined
tetravalent diphtheria, tetanus, whole-cell pertussis and
hepatitis B candidate vaccine administered to healthy
infants according to a three-dose vaccination schedule.
Vaccine 1995;13:175-8.
Lambert PH, Siegrist CA. Science, medicine & the
future: vaccine & vaccination. BMJ 1997;315:1595-8.
Pichichero ME. New combination vaccine. Pediatric Clin
North Am 2000;47:407-26.
Decker MD, Edward KM. Combination vaccine. Dalam:
Plotkin SA, Orenstein WA, penyunting. Vaccines. Edisi
ke-3. Philadelphia: Saunders, 1999. h. 508-30.
Decker MD. Edward KM. Combination vaccine: hopes
and challenges. Pediatric infect Dis J 1994;13:345-8.
Usonis V, Bakasenas V, Taylor D, Vamdepapeliere P.
Immunogenicity and reactogenicity of a combined
DPTw-Hepatitis B vaccine in Lithuanian infants. Eur J
Pediatric 1996;155:189-93.
Poovorawan Y, Theamboonlers A, Sanpavat S,
Pongpunlert W, Chumdermpadetsuk S, Safary A,
dkk.The immunogenicity and reactogenicity of
combined tetravalents diphtheria, tetanus, pertusis and
hepatitis B vaccine in infants. Proceedings of the
International Symposium on Viral Hepatitis & Liver
Disaese: Molecules today, more cures tommorrow,
Tokyo, May 10-14, 1993.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp3.2.2001.72-6
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.