Herpes Zoster Oftalmikus Sinistra Diseminata dengan Infeksi Sekunder pada Anak
Sari
Dilaporkan seorang anak perempuan berumur 6 tahun dengan herpes zoster oftalmikus
sinistra diseminata yang mengalami infeksi sekunder. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anammesis dan gambaran klinis yang khas berupa erupsi unilateral dan terbatas pada
daerah kulit yang dipersarafi oleh satu ganglion sensorik. Komplikasi herpes zoster pada
mata relatif tinggi terutama bila mengenai saraf trigeminus cabang nasosiliaris. Pasien
diobati dengan asiklovir 5x200 mg dan, seftriakson 2x500 mg. Pada mata kiri diberikan
asiklovir salep mata, air mata buatan, xitrol dan sulfas atropin. Lesi kulit dikompres
dengan larutan NaCl 0,9% lalu diberikan salep asam fusidat. Evaluasi pada hari keempat
perawatan menunjukkan vesikel sudah menghilang, terdapat krusta kuning kehitaman
dan pada fase penyembuhan hari keduabelas, pada daerah perut terdapat bercak-bercak
hipopigmentasi. Pemeriksaan mata menunjukkan adanya perbaikan, tanpa meninggalkan
gejala sisa.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Handoko RP. Penyakit virus. Dalam: Djuanda A,
penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin;
edisi ke-3, Jakarta: Balai Penerbit, 1999. h. 107-9.
Wenkel H, Rummelt V. Detection of Varicella Zoster
Virus DNA and Voral Antigen in Human Eyes after Herpes
Zoster Ophthalmicus. Ophthalmology 1998;
:1323-30.
Liesegang TJ. The varicella zoster virus: Systemic and
occular features. J Am Acad Dermatol 1984; 11:165-
Rober I, Laibson P. Herpes zoster opthalmicus. Dalam:
Leibowitz HM, penyunting. Corneal Disorders Clinical
Diagnosis and Management. Philadelphia: WB
Saunders, 1984. h. 409-19.
Oxman MN, Alani R. Varicella and herpes zoster. Dalam:
Fitzpatrick TB, Eizen AZ, penyunting. Dermatology in
General Medicine; edisi ke-4. New York: Mc Graw Hill,
h. 2534-72.
Martin GM, Lawrence RS. Herpes zoster. Dalam:
Behrman RE, Vaughn VC, Nelson WE, penyunting.
Textbook of Pediatrics; edisi ke-14, Philadelphia: WB
Saunders, 2000. h. 975-7.
Gershon A, Russa P. Varicella-zoster infections. Dalam:
Krugman S, Katz SL, Gershon A, penyunting. Infectious
Diseases of Children; edisi ke-9, St Louis; Mosby 1992. h. 587-614.
Wiryadi BE. Diagnosis herpes zoster. Disampaikan pada
Diskusi Panel Penatalaksanaan Infeksi Virus Varisela-
Zoster, Jakarta, 2 Februari, 1994.
Brunell PA. Varicella-zoster infections. Dalam: Feigin
RD, Cherry JD, penyunting pediatric infectious Diseases:
edisi ke-3. Philadelphia: WB Saunders, 1992. h.
-91.
Stratman E. Visceral zoster as presenting treatment of
disseminated herpes zoster. JAm Ac Dermatol 2002;
:771-4.
Mc Crary ML, Severson J, Trying SK. Varicella zoster
virus. J Am Acad Derematol 1999; 41:1-14.
Karbassi M, Raizman MB, Schuman JS. Herpes zoster
opthalmicus. Surv Ophthalmol 1992; 36:395-410.
Pusponegoro EHD. Pengobatan herpes zoster.
Disampaikan pada Diskusi Panel Penatalaksanaan
Infeksi Virus Varisela-Zoster, Jakarta, 2 Februari,
Kelompok Studi Herpes Indonesia. Penatalaksanaan
kelompok penyakit Herpes di Indonesia Jakarta:
Kelompok Studi Herpes Indonesia 1997. h. 35-45.
Lily S, Indrarini. Penatalaksanaan infeksi virus varisela
zoster pada bayi dan anak. MDVI 2000; 45:65S-72S.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp4.3.2002.125-8
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.