Gambaran Klinis Kriptorkismus di Poliklinik Endokrinologi Anak RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Tahun 1998 - 2002
Sari
Latar belakang: kriptorkismus merupakan kelainan organ seksual lelaki yang sering
ditemukan. Sampai berapa tahun terapi hormonal dan pembedahan dilakukan masih
kontroversial.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur saat berobat pertama kali, asal
rujukan, lokasi testis, peran perabaan, penyakit penyerta, dan peran terapi hormonal
pada kriptorkismus.
Cara kerja: Penelitian dilakukan secara retrospektif dari semua pasien baru yang didiagnosis
kriptorkismus di Poliklinik Endokrinologi Anak RSCM selama 5 tahun (Januari 1998 –
Desember 2002).
Hasil: diteliti 63 pasien baru, 58 pasien diantaranya dengan kriptorkismus murni, dan 5 pasien
testis retraktil. Didapat 22,4% kriptorkismus bilateral, 77,6% kriptorkismus unilateral,
kriptorkismus kanan dan kiri jumlahnya hampir sama. Pasien yang dirujuk oleh spesialis anak
33,3%. Umur pertama datang di poliklinik 9 bulan-2 tahun 24,1%, dan >2 tahun 56,9%.
Pada perabaan, lokasi testis paling banyak tak teraba 74,1%, setelah dikonfirmasi dengan USG
75% hasilnya sama dengan perabaan. Kriptorkismus disertai skrotum bifidum dan hipospadia
12,6%, mikropenis 11,1%, sindrom Prader Willi, sindrom Noonan, sindrom Kallmann masingmasing
1,6% dan merupakan penyakit dasar kriptorkismus. Keberhasilan Terapi hormonal
65% ( inguinal 77,8% dan pada testis tak teraba 50%) , terapi dimulai sejak umur 9 bulan.
Kesimpulan: sebagian besar pasien datang pada umur >2 tahun, sedangkan terapi
hormonal dimulai pada umur 9 bulan dengan keberasilan 65%. Pemeriksaan fisik sama
akurat dibandingkan dengan pemeriksaan USG. Terapi hormonal pada kriptorkismus
umur 6 bulan - 2 tahun masih efektif sebelum terapi bedah dilakukan.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Rukman Y, Darmawan BS. Aspek hormonal pada
kriptorkismus. Dalam: Rukman Y, Batubara JRL, Tridjaja
B, penyunting. Tatalaksana optimal kriptorkismus.
Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
IDAI Jaya: 1994. h. 17-25.
Batubara JRL. Terapi hormonal pada kriptorkismus. Dalam:
Rukman Y, Batubara JRL, Tridjaja B, penyunting.
Tatalaksana optimal kriptorkismus. Jakarta: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI RSCM IDAI Jaya; 1994. h. 37-49.
August GP. Hypogonadism and cryptorchidism. Dalam:
Current review of pediatric endocrinology. Washington:
Serono Symposia; 1993. h. 57-64.
Witchel SF. Ambigous genilalia. Dalam: Sperling MA,
penyunting. Pediatric endocrinology. second ed. New
York: Saunders, 2002. h.111-133.
Darmawan BS. Perjalanan alamiah kriptorkismus pada
bayi lahir hidup di RSCM hingga usia 9 bulan. Tesis.
Peserta Program Studi IKA – FKUI Jakarta: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI RSCM, 1997. h. 1-73.
Ferrer FA, Mckenna PH. Current approaches to the
undescended testicle. Contemporary Pediatrics Arch
; 1:1-10.
Danou M. Ambigous genitalia, micropenis, hypospadia,
and cryptorchidism. Dalam: Lifshitz F, penyunting. Pediatric
endocrinology .Edisi ketiga. New York: Marcel
Dekker; 1996. h. 281-303.
Pielai SB, Besner GE. Pediatric testicular problems. Pediatric
Clinics of North America 1998; 45: 1-18.
Anonymous. Cryptorchidism (editorial). Medicine 2002;
h. 2-11.
Himawan S. Segi patologik kriptorkismus. Dalam:
Rukman Y, Batubara JRL, Tridjaja B, penyunting. Tata
laksana optimal kriptorkismus. Jakarta: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI RSCM IDAI Jaya; 1994. h.1-15.
Elder JS. Ultrasonography is unnecessary in evaluating
boys with a nonpalpable testis. Pediatrics 2002; 110: h.
-8.
Firman K. Peran pencitraan pada kriptorkismus. Dalam:
Rukman Y, Batubara JRL, Tridjaja B, penyunting. Tata
laksana optimal kriptorkismus. Jakarta: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI RSCM IDAI Jaya; 1994. h. 27-36.
Jordan GH. Laparoscopic management of the undescended
testicle. Urol Clin N Am 2001; 28: h.1-11.
Dale S, Howard H, Susan S, Stephen R, Michael Z,
Dauglas C at all. Hormonal therapy for the subfertility
of cryptorchidism. Dalam: Liestal FH, Liestal,
penyunting. Hormone research. 2001: h. 33-7.
Roger M, Lahlau N, Chaussain JL. Gonadotropin releasing
hormone testing in pediatrics. Dalam: Ranke MB,
penyunting. Diagnostics of adolescents. Tubingen:
Johann Ambrosius Barth; 1996. h. 346-69.
Anonymous. Undescended testicle (Editorial). Finnish
Med Soc Duod 2001; 11: h.1-20.
Docimo SG. The undescended testicle: diagnosis and
management. Am Fam Phy 2000; 62:1-10.
Michael F, Ioamus G, Giorgos V, Charissis. thirteen years
experience with the combined hormonal therapy of cryptorchidism.
Dalam: Liestal FH, Liestal BH, penyunting.
Hormone research 2001. h. 33-7.
Firdaoessaleh. Peran bedah pada kriptorkismus. Dalam:
Rukman Y, Batubara JR, Tridjaja B, penyunting. Tatalaksana
optimal kriptorkismus. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI-RSCM IDAI Jaya; 1994. h.51-70.
Wales JKH, Rogal AD, Wit JM. Abnormal genitalia.
Dalam: Color atlas of pediatric endocrinology and
growth. London: Mosby Wolfl;. 1996. h. 99-116.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp5.3.2003.111-6
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.