Dampak Lama Fototerapi Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total pada Hiperbilirubinemia Neonatal

M Sholeh Kosim, Robert Soetandio, M Sakundarno

Sari


Latar belakang. Fototerapi dapat menurunkan kadar bilirubin total namun lama pemberian fototerapi masih belum jelas. Fototerapi di RS dr Kariadi biasanya dilakukan selama 12-24 jam berturut-turut tanpa memandang kadar bilirubin total awal.
Tujuan. Menganalisis perbedaan rata-rata penurunan kadar bilirubin total dalam 6 jam, 12 jam, 18 jam, dan 24 jam setelah pemberian fototerapi.
Metode. Penelitian kuasi eksperimental pada 40 neonatus hiperbilirubinemia, dibagi 4 kelompok (kelompok I: bilirubin total 13-15 mg/dL, fototerapi 6 jam; kelompok II: 16-17 mg/dL, fototerapi 12 jam; kelompok III: 18-20 mg/dL, fototerapi 18 jam dan kelompok IV: >20 mg/dL, fototerapi 24 jam), menggunakan 4 buah lampu biru khusus fluoresen (Philips TL52/20W), dengan jarak 50 cm. Keadaan hemolitik dan ASI merupakan variabel perancu yang mempengaruhi efek fototerapi. Uji Wilcoxon signed ranks test digunakan untuk menganalisa perbedaan rerata penurunan kadar bilirubin total terhadap lamanya fototerapi.
Hasil. Tidak terdapat perbedaan bermakna penurunan kadar bilirubin total pada kelompok II dan III (p>0,05), sebaliknya ada perbedaan bermakna penurunan kadar bilirubin total pada kelompok IV (p<0,05). Setelah enam jam penurunan kadar bilirubin total terbesar terjadi pada kelompok IV (4,83±2,42 mg/dL). Pada akhir fototerapi, penurunan kadar bilirubin total pada kelompok I, II, III, dan IV adalah 3,14±1,86 mg/dL, 4,89±1,82 mg/dL, 7,96±1,94 mg/dL, dan 13,41±3,27 mg/dL. Tidak ada perbedaan bermakna kadar bilirubin total setelah fototerapi antara kelompok berdasarkan gambaran hemolitik atau pemberian ASI.
Kesimpulan. Rerata penurunan kadar bilirubin total secara berurutan terdapat pada kadar bilirubin total >20mg/dL yang diberikan fototerapi selama 24 jam.


Kata Kunci


hiperbilirubinemia; fototerapi; neonatus

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Health Technology Assesment. Tata laksana ikterus neonatorum. HTA Indonesia; 2004; Jakarta: Unit pengkajian teknologi kesehatan direktorat jenderal pelayanan medik departemen kesehatan RI; 2004.

Etika R, Harianto A, Indarso F, Damanik SM. Hiperbilirubinemia pada neonatus. Dalam: Permono B, Kaspan MF, Soegianto S, Soejoso DA, Narendra M, Noer MS, penyunting. Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: Surabaya Intellectual Club 2004.h.97-112.

Stoll B, Kliegman R. Jaundice and hyperbilirubinemia in the newborn. Dalam: Behrman R, Kleigman R, Jenson H, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: W.B. Saunders; 2004.h.592-8.

Bhutani VK. Newborn jaundice and disorders of bilirubin metabolism. Dalam: Bhutani VK, Rao MN, Sagar DV, Fernandez A, penyunting. Recent advances in neonatology. Edisi ke-1. New Delhi: Jaypee brothers medical publishers; 2004.h.7-15.

Dennery P, Seidman D, Stevenson D. Neonatal hyperbilirubinemia. N Eng J Med 2001;344:581-90.

Hammerman C, Kaplan M. Recent developments in the management of neonatal hyperbilirubinemia. Neoreviews. 2000;1:19-23.

Philip A. The rise and fall of exchange transfusion. Neoreviews 2003;4:169-74.

Kappas A. A method for interdicting the development of severe jaundice in newborns by inhibiting the production of bilirubin. Pediatrics 2004;113:119-22.

Facchini F, Otilia M, Silva B. Intensive phototherapy treatment for severe hemolytic disease of the newborn. J de Pediatrica 2000;76:387-90.

Deorari A, Agarwal R. Unconjugated Hyperbilirubinemia in Newborns: Current Perspective. Indian Pediatrics 2002;39:30-42.

Vreman H, Wong R, Stevenson D. Phototherapy: current methods and future directions. Semin perinatol 2004;28:326-33.

AAP. Management of hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks of gestation. Pediatrics 2004;114:297-316.

Porter ML, Dennis BL. Hyperbilirubinemia in term newborn. American family physician 2002;65:599-606.

Clemons R. Issues in newborn care. Primary care clinics in office practice 2000;27:259-62.

Moyer V, Ahn C, Sneed S. Accuracy of clinical judgment in neonatal jaundice. Arch Pediatr adolesc med 2000;154:391-4.

Martin C, Cloherty J. Neonatal hyperbilirubinemia. Dalam: Cloherty J, Eichenwald E, Stark A, penyunting. Manual of neonatal care. Edisi ke-5. USA: Lippincott wiliams & wilkins; 2004.h.185-221.

RSDK. Penatalaksanaan terapi sinar. Prosedur tetap pelayanan perinatal risiko tinggi rumah sakit dokter Kariadi semarang. Semarang 2006:75-6.

Surjono A, Suradi R, Djauhariah A, Kosim M, Indarso F, Usman A, dkk. Ikterus. Dalam: Kosim M, Surjono A, Setyowireni D, penyunting. Buku Panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan dan perawat di rumah sakit. Edisi ke-1. Jakarta: MNH-JHPIEGO-Depkes RI; 2003.h.42-8.

Stokowski LA, Short M, Witt CL. Fundamentals of phototherapy for neonatal jaundice. Adv Neonatal Care 2006;6:303-12.

Hansen T. Phototherapy for neonatal jaundice still in need of fining tuning. Acta Paediatr 2000;89:770-2.

Cohen SM. Jaundice in the full-term newborn. Pediatr Nurs. 2006;32:202-8.

Rubaltelli FF, Zanardo V, Granati B. Effect of various phototherapy regimens on bilirubin decrement. Pediatrics 1978;61:838-41.

Steffensrud S. Hyperbilirubinemia in term and near-term infants: kernicterus on the rise? NBIN 2004;4:191-200.

Gulcan H, Tiker F, Kilicdag H. Effect of feeding type on the efficacy of phototherapy. Indian Pediatrics 2007;44:32-6.

Tan KL. Comparison of the effectiveness of phototherapy and exchange transfusion in the management of non hemolytic neonatal hyperbilirubinemia. Pediatrics 1975;87:609-12.

Stanley I, Chung M, Kulig J, O’Brein R, Sege R, Glicken S, et al. An evidence-based review of important issues concerning neonatal hyperbilirubinemia. Pediatrics 2004;114:130-53.

Maurer HM, Kirkpatrick BV, McWilliams NB, Draper DA, Bryla DA. Phototherapy for hyperbilirubinemia of hemolytic disease of the newborn. Pediatrics 1985:407-12.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp10.3.2008.201-6

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.