Berbagai Teknik Pemeriksaan untuk Menegakkan Diagnosis Penyakit Alergi

Ni Putu Sudewi, Nia Kurniati, EM Dadi Suyoko, Zakiudin Munasir, Arwin AP Akib

Sari


Angka kejadian penyakit alergi makin meningkat selama tigapuluh tahun terakhir dan tidak jarang mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan mengganggu tumbuh kembang anak. Faktor herediter merupakan penyebab terpenting terjadinya penyakit alergi namun paparan lingkungan, infeksi, dan kondisi psikis juga sering kali menjadi faktor pencetus. Tata laksana utama penyakit alergi adalah tindakan pencegahan terhadap alergen penyebab namun tidak jarang alergen penyebab sulit diidentifikasi hanya berdasarkan pada anamnesis. Disamping itu banyak pula kasus alergi dengan gejala menyerupai penyakit lain, maka diperlukan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis dan menentukan alergen penyebab.

Kata Kunci


alergi; diagnosis

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Atkins D, Leung DYM. Diagnosis of allergic disease. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders; 2004.h.747-51.

Munasir Z. Pemeriksaan laboratorium. Dalam: Arwin AAP, Munasir Z, Kurniati N, penyunting. Buku ajar alergi - imunologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2007.h.465-80.

Phillips CD, Platts-Mills TAE. Chronic sinusitis : relationship between CT findings and clinical history of asthma, allergy, eosinophillia, and infection. AJR 1995;164:185-7.

Paznanovic SA, Kingdom TT. Total IgE levels and peripheral eosinophillia correlation withmucosal disease based on computed tomographic imaging of the paranasal sinus. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2007;133:701-4.

Leung DYM. Diagnosis and treatment of allergic disease. Dalam: Leung DYM, Sampson HA, Geha RS, Szefler SJ, penyunting. Pediatric allergy: principles and practice. Edisi ke-1. Missouri; 2003.h.233-51.

Munasir Z. Uji kulit terhadap alergen. Dalam: Arwin AAP, Munasir Z, Kurniati N, penyunting. Buku ajar alergi - imunologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2007.h.445-7.

Ruznak C, Davies RJ. ABC of allergies : diagnosing allergy.BMJ 1998; 316:686-9.

Harsono A. Uji provokasi makanan. Dalam: Arwin AAP, Munasir Z, Kurniati N, penyunting. Buku ajar alergi - imunologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2007.h.4556-60.

Bischoff SC, Mayer J, Wedemeyer J, Meier PN, Zeck-Kapp G, Wedi B, Cetin Y, dkk. Colonoscopic allergen provocation (COLAP): a new diagnostic approach for gastrointestinal food allergy. Gut 1997; 40:745-53.

Nowak-Wegrzyn A. Future approaches to food allergy. Pediatrics 2003;111:1672-80.

Ballardini N, Nilsson C, Nillson M, Lilja G. ImmunoCAP Phadiatop Infant: a new blood test for detecting IgE sensitisation in children at 2 years of age. Allergy 2006;61:337-43.

Hiller R, Laffer S, Harwanegg C, Huber M, Schmidt WM, Twardosz A, Barletta B, dkk. Microarrayed allergen molecules: diagnostic gatekeepers for allergy treatment. The FASEB Journal express article 10.1096/fj.01-071 fje, 14 Jan 2002.

Shapiro GG, Anderson JA. Controversial techniques in allergy. Pediatrics 1988; 82:935-7.

Lewith GT, Kenyon JN, Broomfield J, Prescott P, Goddard J, Holgate ST. Is electrodermal testing as effective as skin prick test for diagnosing allergies? A double blind, randomised block design study. BMJ 2001; 322:131-4.

Hennecke J, Hennecke SM. Manual of BICOM® bioresonance therapy.

Happle R. The essence of alternative medicine. Arch Dermatol 2009; 134:1455-60.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp11.3.2009.174-8

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.