Peran Instrumen Modifikasi Tes Daya Dengar sebagai Alat Skrining Gangguan Pendengaran pada Bayi Risiko Tinggi Usia 0-6 Bulan

Rini Andriani, Rini Sekartini, Ronny Suwento, Jose RL Batubara

Sari


Latar belakang. Gangguan pendengaran pada bayi dapat menghambat perkembangan bicara, bahasa, dan
kemampuan kognitif. Identifikasi dan intervensi segera dengan program skrining akan mencegah konsekuensi
tersebut. Pemeriksaan elektrofisiologi merupakan alat skrining yang direkomendasikan namun memerlukan
alat khusus, biaya dan tenaga ahli, sehingga diperlukan kuesioner pendengaran (hearing checklist) sebagai
alat skrining. Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan instrumen tes daya dengar sebagai
alat skrining gangguan pendengaran yang kemudian dimodifikasi pada tahun 2005.
Tujuan. Membandingkan sensitivitas dan spesifisitas instrumen modifikasi tes daya dengar (MTDD) dengan baku
emas pemeriksaan skrining pendengaran yaitu distortion-product otoacoustic emission (DPOAE) dan AABR.
Metode. Studi potong-lintang di RSCM pada bayi usia 0-6 bulan dengan satu atau lebih faktor risiko
seperti riwayat keluarga dengan tuli bawaan, infeksi TORCH, prematuritas, berat badan lahir rendah,
hiperbilirubinemia dengan terapi sinar atau transfusi tukar, sepsis awitan lambat dan meningitis, nilai skor
Apgar rendah, distress pernapasan, pemakaian alat bantu napas dan pemakaian obat yang bersifat ototoksik
selama lebih dari 5 hari. Subjek dilakukan pemeriksaan fisis, pertumbuhan dan perkembangan, MTDD,
DPOAE dan AABR.
Hasil. Enam puluh subjek diperoleh ikut dalam penelitian, lelaki lebih banyak dengan rasio 1,1:1. Sebagian
besar subjek merupakan anak pertama (38,3%), diasuh oleh orangtua (60%) dan memiliki ô€´3 faktor risiko
(70%). Pemakaian obat yang bersifat ototoksik (76,7%) merupakan faktor risiko terbanyak. Prevalensi
gangguan pendengaran berdasarkan MTDD 63,3% sedangkan kombinasi DPOAE dan AABR 11,7%. Umur
subjek merupakan faktor yang secara bermakna mempengaruhi hasil MTDD (nilai p=0,032). Sensitivitas
dan spesifisitas MTDD berturut-turut 85,7% dan 39,6%.
Kesimpulan. Instrumen MTDD bukan merupakan alat skrining pendengaran yang ideal namun dibutuhkan
dan dapat digunakan di negara berkembang seperti Indonesia


Kata Kunci


skrining pendengaran; DPOAE; AABR; bayi risiko tinggi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


American Academy of Pediatrics. Clinical report:

Guidance for the clinician in rendering pediatric

care. Hearing assessment in infants and children:

Recommendations beyond neonatal screening. Pediatrics

;111:436-40.

Haddad Joseph Jr. Hearing loss. Dalam: Kliegman RM,

Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting.

Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia:

WB Saunders; 2007.h.2620-8.

Suwento R. Gangguan pendengaran pada bayi dan anak:

skrining, diagnosis dan intervensi. Dalam: Pusponegoro

HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, penyunting. A

journey to child neurodevelopment: Application in daily

practice. Edisi ke-1. Jakarta: IDAI; 2010.h.65-77.

Lasky RE, Williams Al. The development of the auditory

system from conception to term. NeoRev 2005;6:e141-

Meyer C, Witte J, Hildmann A, Hennecke KH, Schunck

KU, Maul K, dkk. Neonatal screening for hearing

disorders in infants at risk: incidence, risk factors, and

follow-up. Pediatrics 1999;104:900-4.

Alviandi W. Deteksi dini gangguan pendengaran dan

wicara. Simposium Mengenal keterlambatan wicara

pada anak. Jakarta, 7 Agustus 2004.

Lima GML, Marba STM, Santos MFC. Hearing

screening in a neonatal intensive care unit. J Pediatr

;82:110-4.

Suwento R. Deteksi dini gangguan pendengaran pada

bayi dan anak prasekolah. Serba-serbi penyakit THT

menuju hidup sehat. Jakarta, 30 Agustus 2002.

American Academy of Pediatrics. Task Force on Newborn

and Infant Hearing. Newborn and infant hearing loss:

Detection and intervention. Pediatrics 1999;103:527-

Joint committee on infant hearing. Year 2000 position

statement: Principles and guidelines for early hearing

detection and intervention programs. Pediatrics

;106:789-817.

Kelly DP, Abiratno SF. Hearing impairment. Dalam:

Carey WB, Crocker AC, Coleman WL, Elias ER,

Feldman HM, penyunting. Developmental-behavioral

pediatrics. Edisi ke-4. Philadelphia: Saunders-Elsevier;

h.687-97.

Nelson HD, Bougatsos C, Nygren P. Universal newborn

hearing screening: systematic review to update the 2001

US preventive services task force recommendation.

Pediatrics 2008;122:e266-76.

Wills LM, Wills KE. Hearing impairment. Dalam:

Parker S, Zuckerman B, Augustyn M, penyunting.

Developmental and behavioral pediatrics: a handbook

for primary care. Edisi ke-2. Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins; 2005.h.215-21.

Gell FM, White EM, Newell K, Mackenzie I, Smith

A, Thompson S, dkk. Practical screening priorities for

hearing impairment among children in developing

countries. WHO Buletin OMS 1992;70:645-55.

Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan:

Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang

anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta:

Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat;

h.66.

Fatmawaty. Tes daya dengar sebagai uji tapis terhadap

kemungkinan gangguan pendengaran pada anak

dengan keterlambatan bicara (disertasi). Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2005.

Jurkovicova J, Aghova L, Elmy HAW, Huttova M.

Hearing impairment in premature infants in relation to

risk factors for hearing loss. Int Pediatr 2002;17:172-8.

Prince CB, Miyashiro L, Weirather Y, Heu P, Aghova L.

Epidemiology of early hearing loss detection in Hawaii.

Pediatrics. 2006;111:1202-6.

Olusanya BO, Parker S. Community-based infant

hearing screening in a developing country: parental

uptake of follow-up services. BMC Public Health

;9:66.

White KR, Forsman I, Eichwald J, Munoz K. The

evolution of early hearing detection and intervention

programs in the United States. Semin Perinatol

;34:170-9.

Cristobal R, Oghalai JS. Hearing loss in children with

very low birth weight: current review of epidemiology

and pathophysiology. Arch Dis Child Fetal Neonatal

;93:F462-F468.

Korres S, Nikolopoulos TP, Komkotou V, Balatsouras D,

Kandiloros D, Constantinou D, et al. Newborn hearing

screening: effectiveness, importance of high-risk factors,

and characteristics of infants in the Neonatal Intensive

Care Unit and Well Baby Nursery. Otol Neurotol

;26:1186-90.

Cone-Wesson B, Vohr BR, Sininger YS, Widen JE,

Folsom RC, Gorga MP, dkk. Identification of neonatal

hearing impairment: infant with hearing loss. Ear &

Hearing 2000;21:488-503.

Selimoglu E. Aminoglycoside-induced ototoxicity. Curr

Pharm Des 2007;13:119-26.

Newton VE, Liu Xuezhong, Ke Xiaomei, Xu Lirong,

Bamford JM. Evaluation of the use of a questionnaire

to detect hearing loss in babies in China. Int J Pediatr

Otorhinolaryngol 1999;48:125-9.

Newton VE, Macharia I, Mugwe P, Ototo B, Kan

SW. Evaluation of the use of a questionnaire to detect

hearing loss in Kenyan pre-school children. Int J Pediatr

Otorhinolaryngol 2001;57:229-34.

Biernath K, Holstrum WJ, Eichwald J. Hearing screening

for newborns: the midwife’s role in early hearing

detection and intervention. J Midwifery Womens

Health. 2009;54:18-26.

Baltussen R, Ju Li, Li Dong Wu, Xiao Hui Ge, Bai Yu

Teng, Xi Bin Sun, dkk. Costs of screening children for

hearing disorders and delivery of hearing aids in China.

BMC Health Serv Res 2009;9:64.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp12.3.2010.174-83

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.