Pengaruh Pemberian Madu pada Diare Akut
Sari
Latar belakang. Diare masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, tahun 2003 angka kesakitan
diare meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,08 kali per tahun, meningkat
dibandingkan tahun 1996. Hasil studi laboratorium dan uji klinis, madu murni memiliki aktivitas bakterisidal
yang dapat melawan beberapa organisme enteropathogenic.
Tujuan. Menilai dan membuktikan bahwa pemberian madu pada pasien diare akut akan mengurangi
frekuensi diare, lama rawat, dan meningkatkan berat badan
Metode. Randomized controlled trial tersamar tunggal pada 70 subyek diare akut dengan diare ringan sedang,
yang dibagi menjadi 2 kelompok: kelompok suplementasi madu dan kontrol.
Hasil. Perbedaan frekuensi diare antara 2 kelompok terjadi pada hari ke-2 (IK95% -2,87;-0,22), hari ke-4
(IK95% -1,52;-0,08) dan hari ke-5 (IK95% -0,99;-0,04), p<0,05. Rerata lama rawat diare cair akut pada
kelompok suplementasi madu 59,46 jam (±3,89), kelompok kontrol 71,20 jam (±3,89) dengan nilai p=0,036
(IK95% -22,71;-0,77). Perawatan hari ke 3 kelompok suplementasi madu mengalami kesembuhan 50%,
kelompok kontrol 25%. Proporsi kenaikan berat badan pada kelompok suplementasi 82,9% sedangkan
kelompok kontrol 80% dengan nilai p=0,947.
Kesimpulan. Pemberian madu terbukti menurunkan frekuensi diare pada hari ke 2, 4, dan 5, memperpendek
lama perawatan serta kesembuhan 50% yang terjadi di hari ke-3.Tidak terdapat perbedaan kenaikan berat
badan pada kedua kelompok.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dinas Kesehatan.
Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2004. 2006
[Diakses pada 25 April 2008]. Didapat dari: http://www.
health-lrc.or.id/profil2004/bad4.htm#1
Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia
2007 [Diakses pada 26 Maret 2008]. Didapat dari:
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil Kesehatan
Indonesia 2006.pdf
Jeffrey AE, Echazarreta CM. Medical uses of honey.
Rev Biomed 1996; 7: 43-49. [Diakses pada tanggal 13
Maret 2008]. Didapat dari: http://www.uady.mx/~biomedic/
revbiomed/pdf/rb96716.pdf
Haffejee IE, Moosa A. Honey in the treatment of
infantile gastroenteritis. Br Med J 1985;290:1866-7.
[Diakses pada tanggal 13 Maret 2008]. Didapat
dari:http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=
&blobtype=pdf
Kajiwara S, Gandhi H, Ustunol Z. Effect of honey on
the growth of and acid production by human intestinal
Bifidobacterium spp. An in vitro comparison with
commercial oligosaccharides and inulin. J Food Prot 2002;
: 214-8.
Puspitasari I. Rahasia sehat madu. Yogyakarta: B First,
Juli 2007.
Arnon SS. Infant botulism. [Diakses pada April 2009].
Didapat dari: http://www.infantbotulism.org/readings/ibchap.
Sudigbia I. Pengaruh suplementasi tempe terhadap
kecepatan tumb uh pada pasien diare anak umur 6-24
bulan [Disertasi]. Semarang: Universitas Diponegoro;
:7-37.
Brewster David R. Intestinal permeability in proteinenergy
malnutrition. Dalam: Zulfikar Ahmed Bhutta,
penyunting. Contemporary issues in childhood diarrhoea
and malnutrition. Pakistan: Oxford University Press;
h.126-79.
Kleinman RE. Persistent Diarrheal Disease. Dalam:
Pediatric Nutrition Handbook. Edisi ke-4. Elk Grove
Village, IL: American Academy of Pediatrics; 1998.h.337-
Suheryati, Azhali M.S., Yasmar A, Sumarna N. Prevalensi
infeksi rotavirus pasien diare akut pada anak usia 1-60
bulan di Puskesmas kota Bandung. Kumpulan makalah
Kongres Nasional II Badan Koordinasi Gastroenterology
anak Indonesia (BKGAI) di Bandung, 2003 July 3-5.
Bandung, BKGAI: 361.
Ali ATM. Natural honey accelerates healing of
indomethacin-induce antral ulcers in rats. Saudi Med J
;16:161-6.
Sudarmo SM. Peranan probiotik dan prebiotik dalam
upaya pencegahan dan pengobatan diare pada anak.
Kumpulan makalah kongres nasional II badan koordinasi
gastroenterology anak Indonesia (BKGAI) di Bandung,
July 3-5. Bandung, BKGAI:115-31.
Rastall R.A. Bacteria in gut: friends and foes and how
to alter the balance. America Society for Nutritional
Sciences. J. Nutr 2004;134:2022S-6S [Diakses pada
tanggal 26 Maret 2008]. Didapat dari: http://jn.nutrition.
org/cgi/reprint/134/8/2022S
Beretta G, Gelmini F, Lodi V, Pizzalunga A, Facino R.M. Profile of nitric oxide (NO) metabolites (nitrate,
nitrite and N-nitroso groups) in honeys of different
botanical origins: nitrate accumulation as index
of origin, quality and therapeutic opportunities. J
Pharm Biomed Anal 2010;53:343-9. [Diakses pada
Agustus 2010]; Didapat dari: http://www.sciencedirect.
com/science?_ob=MImg&_imagekey=B6TGX-4YVY736-
-7&_cdi=5266&_user=10&_pii=S0731708510002360&_
orig=browse&_coverDate=11%2F02%2F2010&_
sk=999469996&view=c&wchp=dGLzVlb-zSkWb&md5=9d
ec8faca605c5cb4ec8323c6f4d0&ie=/sdarticle.pdf
Kartasasmita R.E. Perkembangan obat anti radang bukan
steroid. Acta Pharmaceutica Indonesia 2002;27:75-
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp12.5.2011.289-95
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.