Kadar Immunoglobulin G­Difteri dan Tetanus pada Anak Sekolah Dasar Kelas Satu

Yulia Iriani, Carolina Fetri Kaharuba, Dian Puspita Sari, Mutiara Budi Azhar, Wisman Tjuandra, Zarkasih Anwar

Sari


Latar belakang. Pada pertengahan tahun 2000 terjadi peningkatan jumlah kasus difteri dan tetanus yang
dirawat di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Peningkatan ini diperkirakan karena
menurunnya konsistensi pelaksanaan program imunisasi sebagai dampak krisis multi dimensi yang menimpa
Indonesia.
Tujuan. Mengukur kadar anti toksin antidifteri (IgG difteri) dan antitetanus (IgG tetanus) pada anak SD
kelas 1 di Palembang pada bulan Oktober 2008, untuk menggambarkan efektivitas imunisasi DPT pada
anak yang lahir antara tahun 2001 – 2003 di Palembang.
Metode. Subyek penelitian adalah murid SD kelas 1 dari 5 SD negeri di 5 Kecamatan di Kota Palembang.
Kadar IgG antidifteri dan tetanus ditetapkan dengan cara ELISA dan dikelompokkan menjadi terproteksi
penuh jika kadar IgG ≥0,1 IU/ml, proteksi dasar jika kadar 0,01 IU/ml - 0,1 IU/ml dan tanpa proteksi
jika kadar <0,01 IU/ml.
Hasil.Seratus tujuh puluh subyek kelompok difteri dan 164 kelompok tetanus memiliki rentang usia 5 – 8
tahun, status imunisasi dasar lengkap masing-masing 44% dan 43%, dan imunisasi DPT ≥3 kali88% dan
87%. Rerata kadar IgG antidifteri 0,268 IU/ml, IgG antitetanus 0,253 IU/ml. Tingkat proteksi terproteksi
penuh terhadap difteri dan tetanus masing-masing terdapat pada 56% dan 60% subyek, proteksi dasar 41%
dan 38%, tanpa proteksi 3% dan 1%. Kelengkapan status imunisasi DPT secara bermakna berhubungan
dengan tingkat proteksi terhadap difteri (p=0,022; OR=2,97; 95% CI: 1,13 – 7 ,78) dan tetanus (p=0,001;
OR=5,64; 95% CI: 1,94 – 16,42).
Kesimpulan.Tingkat proteksi terproteksi penuh terhadap difteri dan tetanus masing-masing adalah 56%
dan 60%. Tingkat proteksi tersebut dipengaruhi oleh kelengkapan status imunisasi DPT.


Kata Kunci


difteri; tetanus; IgG; tingkat proteksi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Tumbelaka A, Hadinegoro SRS. Difteria, tetanus, pertu- ertusis (DPT). Dalam: Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro

SRS, Kartasmita CB, Ismoedijanto, Soedjatmiko,

penyunting. Pedoman Imunisasi Indonesia. Edisi ke-3.

Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008.h.143-56.

BPS-Statistic Indonesia and ORC Macro. Indonesia

Demographic and Health Survey (IDHS) 2002 – 2003.

Jakarta: Biro Pusat Statistik; 2003.

Subdit Imunisasi Ditjen PPM&PLP Dinas Kesehatan

Propinsi Sumatera Selatan. Rekapitulasi hasil imunisasi

per kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Subdit Imunisasi Ditjen PPM&PLP,1994-2007.

Kaharuba CF. Status imunitas terhadap difteria pada

anak kelas 1 SD di beberapa Sekolah Dasar di Palembang

tahun 2008 [tesis]. Palembang: Program Pasca Sarjana

Universitas Sriwijaya; 2009.

Sari DP. Status imunitas terhadap tetanus pada anak

kelas I SD di beberapa Sekolah Dasar di Palembang

tahun 2008 [tesis]. Palembang: Program Pasca Sarjana

Universitas Sriwijaya; 2009.

Skogen V, Jenum PA, Danilova E, Koroleva VN, Halvorsen DS, Sjursen H. Immunity to diphtheria among

children in Northern Norway and North-Western Russia. Vaccine 2001;19:197-203.

Mortimer EA, Wharton M. Diphteria toxoid. Dalam:

Plotkin SA, Orenstein WA, penyunting. Vaccine. Edisi

ke-3. Philadelphia: WB Saunders; 1999.h.140-55.

Galazka AM. Module 1: General Immunology. The

immunological basis for immunization series. Geneva:

WHO;1993. Didapat dari: http://www.who.ch/programmes/

gpv/gEnglish/avail/gpvcatalog/catlog1.htm

Galazka AM. Module 3: Tetanus. The immunological

basis for immunization series. Geneva:WHO; 1993.

Didapat dari: http://www. who.ch/programmes/gpv/gEnglish/

avail/gpvcatalog/catlog1.htm

Galazka AM. Module 2: Diphtheria. The immunological

basis for immunization series. Geneva: WHO; 1993.

Didapat dari: http://www.who.ch/programmes/gpv/gEnglish/

avail/gpvcatalog/catlog1.htm

Wielen MV, Damme PV, Joosens E, Francois G, Meurice

F, Ramalho A. A randomized controlled trial with a

diphtheria-tetanus-acellular pertusis vaccine in adults.

Vaccine 2000;18:2075-82.

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan. Buku Profil

Kesehatan Sumatera Selatan tahun 2010. Palembang:

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan; 2010.

Didapat dari: http://www.depkes.go.id/downloads/profil_kese­

hatan_prov kab/profil_kes_sumsel_2010.pdf

Sandjaja, Widodo Y. Cakupan imunisasi hasil Riskesdas

sebagai dasar penyusunan program imunisasi pada bayi.

Simnas VI Balitbangkes. Jakarta, 20-21 Desember 2010.

Didapat dari: http ://www.litbang.depkes.go.id/ simnas6/

materi/GIZIdanKIA/cakupan_imunisasi_hasil_riskesdas.

pdf

Jutianingsih A, Soedibyo S. Profil status imunisasi dasar

balita di poliklinik umum Ilmu Kesehatan Anak Rumah

Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sari Pediatri

;9:121-6.

Dinelli MIS, Fisberg M, Moraes-Pinto MI. Tetanus and

diphtheria immunity in adolescents from Sao Paulo,

Brazil. Braz J Med Biol Resp 2007;40:259-63.

Prijanto M, Handajani S, Parwati D, Siburian F, Sumarno, Wurjani HS. Status kekebalan terhadap difteria dan

tetanus pada anak usia 4-5 tahun dan siswa SD kelas VI.

Cermin Dunia Kedokteran 2002;134:24-6.

Galazka AM. The changing epidemiology of diphteria

in the vaccine era. J Infect Dis 2000;181(suppl):S2-9.

Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia

Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008. Didapat

dari: http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil 20

Kesehatan 20 Indonesia 202007. pdf




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp14.1.2012.46-51

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.