Hubungan Asma, Rinitis Alergik, Dermatitis Atopik dengan IgE Spesifik Anak Usia 6 - 7 Tahun

Opy Dyah Paramita, Harsoyo N, Henry Setiawan

Sari


Latar belakang. Alergi adalah reaksi hipersensitivitas diperantarai oleh IgE. Manifestasi alergi adalah asma,
rinitis alergik (RA) dan dermatitis atopik (DA). Salah satu pemeriksaan alergi adalah IgE spesifik, dengan
diketahui jenis alergen maka kejadian alergi pada anak dapat dicegah.
Tujuan. Membuktikan hubungan jenis alergi (asma, RA, dan DA) dengan kadar IgE spesifik tungau debu
rumah, kecoa, dan putih telur.
Metode. Penelitian cross sectionaldilakukan Januari-April 2011 di dua sekolah dasar. Anak dengan gejala
asma, rinitis alergik, dan dermatitis atopik berdasarkan kuesioner International Study of Asthma and Alle
rgies in Childhood(ISAAC) dilakukan pemeriksaan IgE spesifik tungau debu rumah, putih telur, dan kecoa.
Uji statistik dengan Fisher exact test,Cramers V, Lambda,dan regresi logistik dengan metode enter.
Hasil. Duapuluh enam subjek yang mengikuti penelitian ini, terdiri dari 6 subjek asma, 15RA, dan 5 DA.
Hasil pemeriksaan IgE spesifik positif tungau debu rumah, kecoa, dan putih telur secara berturut-turut
adalah asma 3, 2, 0; RA 7, 3, 3; dan DA 2, 1, 2. Fischer exact testpada IgE spesifik tungau debu rumah
(p=1,000; PR=1,190;95% CI=0,372-3,811), IgE spesifik kecoa (p=1,000; PR=1,190; 95% CI=0,176-8,061),
IgE spesifik putih telur (p=0,236; PR=0,357; 95% CI=0,080-1,601).
Kesimpulan.Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis alergi (asma, rinitis alergik, dan dermatitis
atopik) dengan kadar IgE spesifik tungau debu rumah, kecoa, dan putih telur pada anak usia 6-7 tahun
dan jenis alergen terbanyak pada asma, rinitis alergik dan dermatitis atopik adalah tungau debu rumah.


Kata Kunci


asma; rinitis alergik; dematitis atopik; imunoglobulin E spesifik

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Baratawidjaya KG. Reaksi hipersensitivitas. Dalam:

Imunologi dasar. Edisi ke-7. Jakarta. Balai penerbit FKUI

h. 157-61.

Akib AAP. Mekanismedasarpenyakitalergi. Dalam:

Pediatric skin allergy and ist problem. Pendidikan

kedokteran berkelanjutan LVIII di Jakarta tanggal 20-21 Juni 2010. Jakarta: DepartemenIlmuKesehatanAnak

FKUI-RSCM 2010. h .7-15.

Arshad SH, Holgate ST, Adkinson NF, Babu KS.Allergy.

Atlas Medical Publishing Ltd; 2005.h.1-3.

ISAAC phase one. Diunduh pada tanggal 14 Juni 2010

dari: http://isaac.auckland.ac.nz/phases/phaseone/phaseone.

html.

Koshak EA, Daghistani KJ, Jamal TS, Backer WS. Allergy workup in allergic rhinitis at Jeddah Saudia Arabia. The

Internet J Health2006;5:1-7.

Nency YM, Prevalensi dan faktor risiko alergi pada

anak usia 6-7 tahun di Semarang, [Tesis]. Semarang:

UniversitasDiponegoro, 2005.

Quillen DM, Feller DB. Diagnosing rhinitis: allergic vs

non allergic. Am Fam Physician .2006;73:1583-90.

Wistiani. Faktor risiko alergi pada anak di RS Dr.

Kariadi Semarang. [Tesis]. Semarang: Universitas

Diponegoro,2002.

Banac S, Tomulic KL, Ahel V, Rozmanic V, .Simundic

n, Zubovic S, dkk. Prevalence of asthma and allergic

diseases in Croatian children: survey study. Croatian

Med J2004;721-26.

Wan KS, Yang W, Wu WF. A Survey of serum specific-IgE

to common allergens in primary school children of Taipei

city. As pac J allergy and Immunol.2010;28:1-6.

Chamara RP, Wronka I, Muc M. Prevalence and

correlates of allergic diseas among children. J physiol

and pharmacol2008;549-56.

Zeyrek CD, Zeyrek F, Sevinc E, Demir E. Prevalence of

asthma and allergic disease in Sanluria, Turkey, and the

relation to environmental and socioeconomic factors: Is

the hygiene hypothesis enough? J Investig Allergol Clin

Immunol2006;16:290-5.

Burmester GR, PezuttoA.Respiratory diseases. Dalam:

Color atlas of immunology. Jerman: Georg Thieme

Verlag; 2003. h. 214-5.

Widodo P. Hubungan antara rinitis alergi dengan faktorfaktor risiko yang mempengaruhi pada siswa SLTP

kota Semarang usia 13-14 tahun dengan menggunakan

kuesioner ISAAC (Tesis). Semarang: Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro, 2004.

Cantani A. Epidemiology and natural history of

atopic diseases. Dalam: Pediatric allergy, asthma, and

immunology. Berlin: Springer;2008. h. 334-63.

Lee CS, Tang RB, Chung RL.The evaluation allergens and allergic disease in children. J Microbiol

Infect2000;33:227–32.

Cunha SSD, Barreto ML, Fiaccone RL, Cooper PJ,

NevesNMA,Simoes SDM. Asthma cases in childhood

attributed to atopyintropical area in Brazil. Rev Panam

Salud Publica 2010;28:405-11.

Martinez TB, Ara CG, Pena JM, Esteban MM.

Prediction of tolerance on the basis of quantification of

egg white-specific IgE antibodies in children with egg

allergy. J Allergy ClinImmunol2002;220:304-8.

Syrjänen AK, Reijonen TM, Romppanen J, Korhonen

K, Savolainen K, Korppi M. Allergen-spesific immuno-globulin E anti bodies in wheezing Infants: the risk for

asthma in later childhood. Pediatrics:2003;255-61.

Munasir Z, Suryoko EMD. Reaksi hipersensitivitas.

Dalam: Akib AAP, Munasir Z, Kurniati N.Penyunting.

Buku Ajar Alergi Imunologi Anak. Edisi Ke-2. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI;2008.h.115-25.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp14.6.2013.391-7

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.