Kejadian Demam dan Kadar IL-10 Serum Pasca Imunisasi DTwP/HepB Ketiga pada Bayi yang Mendapat dan Tidak Mendapat ASI Eksklusif

Andri Firdaus, Alex Chairulfatah, Budi Setiabudiawan

Sari


Latar belakang. Dilaporkan bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih jarang mengalami demam pasca imunisasi. Berbagai faktor yang berperan diantaranya adalah IL-10 yang banyak ditemukan dalam ASI.
Tujuan. Membandingkan kejadian demam dan kadar IL-10 serum pasca imunisasi DTwP/HepB ketiga antara bayi yang mendapat dan tidak mendapat ASI eksklusif.
Metode. Penelitian potong lintang dilaksanakan dari September–Desember 2012 melibatkan 70 bayi usia 4–6 bulan yang menerima imunisasi DTwP/HepB ketiga. Pengukuran suhu tubuh dilakukan sebelum, 30 menit, 6 jam, 12 jam, dan 24 jam pasca imunisasi atau saat demam dilakukan oleh ibu yang telah dilatih. Kadar IL-10 serum diperiksa dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Analisis statistik dilakukan dengan uji chi-kuadrat Pearson dan Mann-Whitney.
Hasil. Delapan dari 35 bayi yang mendapat ASI eksklusif (23%) dan 32 dari 35 bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif (91%) mengalami demam pasca imunisasi (p<0,001; RP 0,25). Demam pasca imunisasi timbul lebih cepat pada bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Dari 24 bayi yang mengalami demam dalam 3 jam pasca imunisasi , 22 bayi (92%) tidak mendapat ASI eksklusif dan 2 bayi (8%) mendapat ASI eksklusif (p<0,001). Rata-rata suhu pada bayi yang mendapat ASI eksklusif 37,8 oC, sedangkan yang tidak mendapat ASI eksklusif 38,1 oC (p=0,033). Kadar IL-10 serum rata-rata bayi yang tidak mengalami demam pasca imunisasi 3,25 pg/mL, sedangkan yang mengalami demam 1,71 pg/mL (p<0,001). Kadar IL-10 serum rata-rata bayi yang mendapat ASI eksklusif 3,6 pg/mL, sedangkan yang tidak mendapat ASI eksklusif 1,1 pg/mL (p<0,001).
Kesimpulan. Kemungkinan kejadian demam pasca imunisasi pada bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif adalah 4 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif lebih cepat mengalami demam dengan suhu yang lebih tinggi. Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif mempunyai kadar IL-10 serum yang rendah daripada bayi yang mendapat ASI eksklusif.


Kata Kunci


ASI eksklusif; demam; IL-10; imunisasi DTwP/HepB

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


World Health Organization. Global strategy for infant and young child feeding. 2003 [diunduh 25 Desember 2010]. Didapat dari:: http://whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241562218.pdf.

Gartner L, Morton J, Lawrence R. Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics 2005;115:496-506.

Garofalo R. Cytokines in human milk. J Pediatr 2010;156:36-40.

Pisacane A, Continisio P, Palma O, Cataldo S, Michele F, Vairo U. Breastfeeding and risk for fever after immunization. Pediatrics 2010;125:1448-52.

Silfverdal S, Ekholma L, Bodin L. Breastfeeding enhances the antibody response to Hib and Pneumococcal serotype 6B and 14 after vaccination with conjugate vaccines. Vaccine 2007;25:1497-502.

Fadlyana E, Tanuwidjaja S, Rusmil K, Dhamayanti M, Soemara L, Dharmayanti R. Imunogenitas dan keamanan vaksin DPT setelah imunisasi dasar. Sari Pediatri 2002;4:129-34.

Jong D, Tumbelaka A, Latief A. Adverse events following immunization of combined diphteria, whole-cell pertussis, tetanus, and hepatitis B (DPwT/HB) vaccine. Paediatr Indones 2004;44:209-14.

Wahab A, Julia M. Sistem imun, imunisasi, dan penyakit imun. Jakarta: Widya Medika; 2002.

Knufa M, Habermehl P, Cimino C, Petersen G, Schmitt J. Immunogenicity, reactogenicity and safety of a 7-valent pneumococcal conjugate vaccine (PCV7) concurrently administered with a DTPa-HBV-IPV/Hib combination vaccine in healthy infants. Vaccine 2006;24:4727-36.

Pichichero M, Bernstein H, Blatter M, Schuerman L, Cheuvart B, Holmes S. Immunogenicity and safety of a combination diphtheria, tetanus toxoid, acellular pertussis, hepatitis B, and inactivated poliovirus vaccine coadministered with a 7-valent pneumococcal conjugate vaccine and a haemophilus influenzae type b conjugate vaccine. J Pediatr 2007;151:43-9.

Avner J. Acute fever. Pediatr Rev 2009;30:5-13.

Kohl K, Marcy S, Blum M, Jones M, Dagan R, Hansen J, dkk. Fever after immunization: Current concepts and improved future scientific understanding. Vaccine. 2004;39:389-94.

Marcy S, Kohl K, Dagan R, Nalin D, Blum M, Jones M, dkk. Fever as an adverse event following immunization: case definition and guidelines of data collection, analysis, and presentation. Vaccine 2004;22:551-6.

Lawrence R, Pane C. Human breast milk: current concepts of immunology and infectious disease. Curr Probl Pediatr Adolesc Health Care 2007;37:7-36.

Asadullah K, Sterry W, Volk H. Interleukin-10 therapy: review of a new approach. Pharmacol Rev 2003;55:241-69.

Cody C, Barraf L, DCherry J, Marcy M, Manclark C. Nature and rates of adverse reactions associated with DTP and DT immunizations in infants and children. Pediatrics 1981;68:650-60.

Jaber L, Ashkenazi S. Characterization of the febrile response to diphteria-tetanus-pertussis vaccination. International Journal of Risk & Safety in Medicine 2000;13:23-7.

Freitas F, Sato H, Aranda C, Arantes B, Pacheco M, Waldman E. Adverse events following diphteria, pertussis and tetanus vaccinations and factors associated with severity. Rev Saude Publica 2007;41:1-10.

Verschoor P, Wilschut J, Jonge G. Frequent symptoms after DTPP vaccinations. Arch Dis Child 1991;66:1408-12.

Conti B, Tabarean I, Andrei C, Bartfai T. Cytokines and Fever. Frontiers in Bioscience 2004;9:1433-49.

Mann D. Breastfeeding cuts fever risk after vaccines. 2010 [diunduh 8 November 2010]. Didapat dari: http://www.webmd.com.

Granot E, Golan D, Berry E. Breast-fed and formula-fed infants do not differ in immunocompetent cell cytokine production despite differences in cell membrane fatty acid composition. Am J Clin Nutr 2000;72:1202-5.

Alarcon M, Garza C, Habicht J, Martınez L, Pegueros V, Villalpando S. Breastfeeding attenuates reductions in energy intake induced by a mild immunologic stimulus represented by DPTh immunization: possible roles of interleukin-1, tumor necrosis factor and leptin. J Nutr 2002;132:1293-98.

Tumbelaka A, Hadinegoro S, Ismoedijanto. Difteria, tetanus, pertusis. Dalam: Ranuh I, Suyitno H, Hadinegoro S, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soedjatmiko, penyunting. Pedoman imunisasi di Indonesia. Edisi ke-4. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008.h.289-302.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp15.6.2014.427-32

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.