Kekerasan terhadap Remaja serta Faktor-Faktor yang Memengaruhi pada Masa Pandemi COVID-19

Irene Audrey Davalynn Pane, Rini Sekartini

Sari


Latar belakang. Pandemi COVID-19 telah membuat pemerintah mengeluarkan peraturan untuk tetap berada di rumah. Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh meningkatkan durasi aktivitas remaja di rumah dan menimbulkan faktor lain yang berkaitan dengan kejadian kekerasan. Setiap tahunnya, kekerasan terhadap remaja terus meningkat. Dengan dampak buruk yang diakibatkan oleh kekerasan, timbul kepentingan mendesak untuk melakukan penelitian mengenai kejadian kekerasan terhadap remaja dan faktor-faktor yang dapat memengaruhi.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prevalensi kekerasan terhadap remaja di masa pandemi COVID-19 beserta faktor yang memengaruhi.
Metode. Penelitian observasional menggunakan analisis deskriptif dan bivariat dengan metode desain studi potong-lintang dengan pengisian kuesioner secara daring. Dilaksanakan pada bulan oktober hingga November 2021, dengan metode total population sampling dengan kriteria inklusi setiap anak yang berusia 10-18 tahun, mampu memahami dan menguasai Bahasa Indonesia, dan berdomisili di Indonesia, dan memiliki ponsel/ gadget jenis apapun milik sendiri yang dapat dipakai untuk mengisi kuesioner. Kriteria eksklusi subjek adalah anak yang tidak memiliki gangguan kognitif serta gangguan komunikasi dan  tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
Hasil. Didapatkan total subjek yang diteliti yakni 106 subjek. dengan sebaran terbanyak berdasarkan usia 14-17 tahun 61,3%, jenis kelamin perempuan 66%, posisi anak terakhir 34%, dan mengikuti pembelajaran jarak jauh sebanyak 96,2%. Remaja yang taat pada protokol kesehatan 21,7% dan tidak taat 78,3%. Jenis keluarga terbanyak ialah keluarga inti 83% dan orang tua remaja yang bekerja sebanyak 91,5%. Pendidikan orang tua tertinggi adalah sarjana, ayah (47,2%) dan ibu (36,8%). Sebanyak 67,9% remaja mengalami kekerasan dengan jenis kekerasan tertinggi ialah penelantaran (50,9%). Seluruh faktor pada penelitian secara statistik tidak berhubungan bermakna.
Kesimpulan. Kekerasan terhadap remaja tidak berhubungan secara statistik dengan faktor anak (usia, jenis kelamin, posisi anak, pembelajaran jarak jauh) dan faktor lingkungan (jenis keluarga, pendidikan dan pekerjaan orang tua, serta tingkat ketaatan terhadap protokol kesehatan)


Kata Kunci


kekerasan; remaja; pandemi; COVID-19

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


orld Health Organization. Novel coronavirus (2019-ncov) situation report. Geneva: WHO; 2020 Jan 20. 5p. Report No:1.

Susiana S. Kekerasan dalam rumah tangga pada masa pandemi covid-19. Info singkat: kajian singkat terhadap isu aktual dan strategis. Pusat penelitian badan keahlian DPR RI 2020;12: 13-8.

Dhama K, Khan S, Tiwari R, Sircar S, Bhat S, Malik YS, dkk. Coronavirus disease 2019-covid-19. Clin Microbiol Rev 2020; 3:e000028-20.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi terkini perkembangan coronavirus disease 1 juli 2020 [Internet]. Indonesia: Kemenkes RI; 2020 Juli 1 [cited 2021 Jul 30]. Didapat dari: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-1-juli-2020.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pengetatan aktivitas masyarakat selama periode ppkm darurat 3-20 juli 2021 [Internet]. Indonesia: Kemenkes RI; 2020 Juli 3 [cited 2021 Jul 30]. Didapat dari: file:///C:/Users/win10/Downloads/files75753infografis%20PPKM%20darurat.pdf.

Hillis S, Mercy J, Amobi A, Kress H. Global prevalence of past-year violence against children: a systematic review and minimum estimates. Pediatrics 2016;137:e20154079.

World Health Organization. Orientation programme on adolescent health for health-care providers [Internet]. WHO; [cited 2021 Jul 30]. Didapat dari: https://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/pdfs/9241591269_op_handout.pdf.

Pemerintah Republik Indonesia. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Jakarta: Pemerintah RI; 2002 Oktober 22. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109.

Gerintya S. 73,7 persen anak Indonesia mengalami kekerasan di rumahnya sendiri [Internet]. Tirto id: 2017 November 21; [cited 2021 Jul 30]. Didapat dari: https://tirto.id/737-persen-anak-indonesia-mengalami-kekerasan-di-rumahnya-sendiri-cAnG.

Kurniasari A, Widodo N, Husmiati, Susantyo B, Wismayanti YF, Irmayani. Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan di Indonesia. Sosio Konsepsia 2017:6; 289-97.

Kandedes I. Kekerasan terhadap anak di masa pandemi covid 19. Jurnal Harkat: Media Komunikasi Gender 2020; 16:66-76.

Krug E, Dahlberg L, Mercy J. World report on violence and health. Geneva: World Health Organization; 2002.h. 3331.

Kamus besar Bahasa Indonesia [Internet]. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2016 [cited 2020 Jul 24]. Didapat dari: https://kbbi.web.id/keras .

Eriyanti LD. Pemikiran johan galtung tentang kekerasan dalam perspektif feminisme. Jurnal Hubungan Internasional 2017;6:1-11.

Alison R, Anthony BZ, Natalie JG, Alexander B. Violence: a glossary. J Epidemiol Community Health 2007; 61:676-80.

Author Unknown. Child and adolescent development [Internet]. United Nation: ARC; [cited 2021 Jul 30]. Didapat dari: https://www.unhcr.org/3bb81bad4.pdf.

Pemerintah Republik Indonesia. Undang-undang nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Jakarta: Pemerintah RI; 23 Juli 1979. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32.

Bundy DAP, Silva Nd, Horton. Child and adolescent health and development. Edisi ke-3. Washington (DC): The International Bank for Reconstruction and Development; 2017.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Bank data perlindungan anak [Internet]. Indonesia: KPAI; 2020 [cited 2021 July 6]. Didapat dari: https://bankdata.kpai.go.id/tabulasi-data/data-kasus-pengaduan-anak-2016-2020.

Center for Disease Control and Prevention. Preventing child abuse and neglect [Internet]. USA: CDC; year unknown [reviewed 2021 March 15; cited 2021 Jul 07]. Didapat dari: https://www.cdc.gov/violenceprevention/childabuseandneglect/fastfact.html.

Youth Violence: A report of the surgeon general. Rockville (MD): Office of the Surgeon General (US); 2001.

Unicef. A familiar face: violence in the lives of children and adolescents [Internet]. New York: Unicef Division of Data; 2017 November [cited 2021 Aug 8]. Didapat dari: https://data.unicef.org/resources/a-familiar-face/.

American Psychological Association. How COVID-19 may increase domestic violence and child abuse [Internet]. Washington: APA; 2020 [cited 2021 Aug 8]. Didapat dari: https://www.apa.org/topics/covid-19/domestic-violence-child-abuse.

Child Welfare. Long-term consequences of child abuse and neglect [Internet]. Washington, DC: Child Welfare Information Gateway; 2019 [cited 2021 Aug 8]. Didapat dari: https://www.childwelfare.gov/pubpdfs/long_term_consequences.pdf.

Dhamayanti M, Noviandhari A, Masdiani N, Pandia V, Sekarwana N. The association of depression with child abuse among Indonesian adolescents. BMC Pediatrics 2020;20:313.

Andini TM, Sulistyowati T, Alifatin A, Sudibyo RP, Suharso W, Hidayati DS, dkk. Identifikasi kejadian kekerasan pada anak di kota malang. Jurnal Perempuan dan Anak 2019;2:13-28.

Farid MRA. Kekerasan terhadap perempuan dalam ketimpangan relasi kuasa: studi kasus di rifka annisa women’s crisis center. Jurnal Studi Gender 2019;14:175-90.

Bullinger LR, Boy A, Feely M, Messner S, Raissian K, Schneider W, dkk. Home, but left alone: time at home and child abuse and neglect during COVID-19. J Family Issues 20219;0:1-25.

Jaworska N, MacQueen G. Adolescence as a unique developmental period. J Psychiatry Neurosci 2015; 40:291-3.

Al-Zorfi MAF, Al-Ibrahimi HJM. Assessment of violence among late adolescence. Medico-legal Update 2020; 20:330-2.

Suryani. Benarkah faktor gender berperan dalam pengungkapan kekerasan seksual anak: studi meta analisis. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada 2015:36;55-72.

Morgan T, Yang S, Liu B, Cao Y. A comparison of psychological resilience and related factors in Chinese firstborn and only children. Asian J Psychiatry 2020;23:53.

Pittner K, Van Ijzendoorn MH, Alink LRA, Buisman RSM, Compier-De Block LHCGC, Van Den Berg LJM, dkk. The genetic and environmental etiology of child maltreatment in a parent-based extended family design. Development and Psychopathology Cambridge University Press 2019:31;157-72.

Adawiyah R, Nurhaeni N. Faktor-faktor yang memengaruhi child maltreatment selama wabah COVID-19. Jurnal Ilmu Keperawatan Anak 2021i:4;27-36.

Hasudungan P, Al Husna RAF. Work from home dan peningkatan jumlah kekerasan terhadap perempuan. Paradigma Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Pascasarjana 2020;1:46-54.

Kadir A, Handayaningsih A. Kekerasan anak dalam keluarga. Jurnal Wacana Psikologi 2020;12:133-45.

Barboza GE, Schiamberg LB, Pachl L. A spatiotemporal analysis of the impact of COVID-19 on child abuse and neglect in the city of Los Angeles, California. Child Abuse & Negl 2021; 116:104740.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp25.1.2023.46-53

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.