Kadar Transforming Growth Factor β-1 Urin pada Berbagai Keadaan Proteinuria
Sari
Latar belakang. Proteinuria masif pada sindrom nefrotik (SN) akan menginduksi suatu rentetan reaksi biologis di tubular proksimal. Reaksi ini mengaktivasi peptida vasoaktif dan produksi sitokin, seperti TGF-β1. Di dalam urin, TGF-β1 urin merupakan sitokin fibrogenik yang pluripoten, yang melalui beberapa patomekanisme menyebabkan fibrosis interstisial dan glomerulosklerosis yang pada akhirnya menimbulkan gagal ginjal.
Tujuan. Mengetahui kadar TGF-β1 urin pada berbagai keadaan proteinuria, yakni pada anak dengan sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS), dalam keadaan remisi maupun relaps, dan pada anak dengan sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS).
Metode. Penelitian dengan desain potong lintang ini dilakukan di 8 pusat ginjal anak di Indonesia. Subyek penelitian ini terdiri atas 34 anak dengan SNSS steroid remisi, 31 anak dengan relaps, 55 anak dengan SNRS, dan 35 anak tanpa penyakit ginjal sebagai kontrol. Kadar proteinuria dan TGF-β1 urin diperiksa pada sampel urin sewaktu yang diambil pagi hari. Kadar TGF-β1 urin diperiksa dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (Quantikine kit for human TGF-β1 immuno assay; R&D Systems, Mineapolis, MN). Kadar proteinuria kuantitatif diperiksa dengan cara kolorimetri (Randox kit; Randox Laboratories, United Kingdom)
Hasil. Kadar proteinuria tertinggi didapatkan pada SN relaps, yang secara bermakna lebih tinggi daripada kadar SNRS. Namun, kadar TGF-β1 urin pada SN relaps sama tinggi dengan kadarnya pada SNRS yang secara bermakna lebih tinggi daripada kadarnya pada SN remisi. Kadar TGF-β1 urin pada SN remisi tidak berbeda dengan kadarnya pada anak tanpa penyakit ginjal. Terdapat korelasi positif antara kadar TGF-β1 dan protein urin (r=0,649 ;p<0,0001).
Kesimpulan. Kadar TGF- β1 urin pada anak dengan SN relaps sama tingginya dengan kadar TGF- β1 urin pada SNRS, yang secara bermakna lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar pada anak dengan sindrom nefrotik remisi, maupun anak tanpa penyakit ginjal.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Travis L, Glauser WW. Nephrotic syndrome. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2004. Diunduh dari: http://www. emedicine. com/ped.topic1564.htm.
Wila Wirya IGN. Penelitian beberapa aspek klinis dan patologi anatomis sindrom nefrotik primer pada anak di Indonesia [Disertasi]. Jakarta: FKUI;1992.
Woo KT, Lau YK. Proteinuria: clinical significance and basis for therapy. Singapore Med J 2001;42:385-9.
Perico N, Codreanu I, schieppati A, Remuzzi G. Pathophysiology of disease progression in proteinuric nephropathies. Kidney Int 2005;67:S79-S82.
Praga M, Morales E. Renal damage associated with proteinuria. Kidney Int 2002;62:S42-S46.
Border WA, Noble NA. Interactions of transforming growth factor-β and angiotensin II in renal fibrosis. Hypertension 1998;31:181-8.
Taal MW, Brenner BM. Renoprotective benefits of RAS inhibition: from ACEI to angiotensin II antagonists. Kidney Int 2000;57:1803-17.
Kagami S, Border WA, Miller DE, Noble NA. Angiotensin II stimulates extracellular matrix protein synthesis through induction of transforming growth factor-β expression in rat glomerular mesangial cells. J Clin Invest 1994;93:2431-7.
Inigo P, Campistol JM, Lario S, Piera C, Campos B, Bescos M, dkk. Effects of losartan and amlodipine on intrarenal hemodynamics and TGF-β1 plasma levels in a crossover trial in renal transplant recipients. J Am Soc Nephrol 2001;12:822-7.
Murakami K, Takemura T, Hino S, Yoshioka K. Urinary transforming growth factor-β in patients with glomerular diseases. Pediatr Nephrol 1997;11:334-6.
Rossing K, Jacobsen P, Pietraszek L, Parving HHP. Renoprotective effects of adding angiotensin II receptor blocker to maximal recommended doses of ACE inhibitor in diabetic nephropathy. A randomized double-blind crossover trial. Diabetes Care 2003;26:2268-74.
Kincaid-Smith P, Fairley K, Packham D. Randomized controlled crossover study of the effect on proteinuria and blood pressure of adding an angiotensin II receptor antagonist to an angiotensin converting enzyme inhibitor in normotensive patients with chronic renal disease and proteinuria. Nephrol Dial Transplant 2002;17:597-601.
Milliner DS, Morgenstern BZ. Angiotensin converting enzyme inhibitors for reduction of proteinuria in children with steroid-resistant nephritic syndrome. Pediatr Nephrol 1991;5:587-90.
Yang Y, Ohta K, Shimizu M, Nakai A, Kasahara Y, Yachie A, Koizumi S. Treatment with low-dose angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI) plus angiotensin II receptor blocker (ARB) in pediatric patients with IgA nephropathy. (Abstrak) Clin Nephrol 2005;64(1):35-40. Diakses tanggal 5 Desember 2016. Diunduh dari: http://www. Medscape.com/medline/abstract.
Agarwal R, Siva S, Dunn SR, Sharma K. Add on angiotensin II
receptor blockade lowers urinary transforming growth factor-β levels. Am J Kidney Dis 2002;39:486-92.
DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp20.5.2019.309-15
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
Email: editorial [at] saripediatri.org
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.