Frekuensi Ekokardiografi pada Fase Awal Penyakit Kawasaki

Najib Advani

Sari


Latar belakang. Penyakit Kawasaki (PK) merupakan suatu vaskulitis akut, terutama menyerang balita. Aneurisme koroner terjadi pada 15%-25% pasien PK yang tidak diobati. Ekokardiografi merupakan sarana non-invasif dengan spesifisitas dan sensitivitas tinggi untuk mendeteksi kelainan koroner pada segmen proksimal. American Heart Association menganjurkan ekokardiografi pada tahap awal, dilakukan tiga kali, yaitu saat diagnosis, 1-2 minggu kemudian dan 4-6 minggu selanjutnya.
Tujuan. Untuk mengetahui apakah pada pasien PK yang tanpa komplikasi, ekokardiografi saat awal cukup dilakukan dua kali berturut turut saja.
Metode. Dilakukan studi retrospektif dari data rekam medis pasien Kawasaki di lima rumah sakit di Jakarta dan Tangerang beserta hasil ekokardiografi serial sejak Januari 2003 sampai Juli 2013. Semua pasien didiagnosis dan ditatalaksana oleh peneliti berdasarkan kriteria AHA 2004. Kriteria inklusi adalah semua pasien yang memenuhi kriteria diagnosis dan ekokardiografi pertama serta kedua hasilnya normal serta ekokardiogarfi diulang serial hingga akhir masa penelitian, minimal satu tahun.
Hasil. Dari 503 pasien Kawasaki pada saat diagnosis, 163 menunjukkan dilatasi koroner dan 340 normal. Di antara 340 pasien tersebut, 228 memenuhi kriteria inklusi dan dilakukan ekokardiografi serial antara 1 hingga 10,5 tahun. Didapatkan bahwa jika hasil ekokardiografi pertama dan kedua normal maka hasil ekokardiografi selanjutnya hingga akhir masa pengamatan tidak tampak kelainan.
Kesimpulan. Pada pasien Kawasaki dengan hasil pemeriksaan ekokardiografi pertama dan kedua menunjukkan arteri koroner normal, cukup dilakukan ekokardiografi dua kali dan tidak harus diulang. Hal ini terutama pada pasien yang mengalami kendala akses maupun biaya.


Kata Kunci


penyakit Kawasaki; ekokardiografi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Newburger JW, Takahashi M, Gerber MA, Gewitz MH, Tani LY, Burns JC, dkk. Diagnosis, treatment, and long-term management of Kawasaki disease: A statement for health professionals from the Committee on Rheumatic Fever, Endocarditis and Kawasaki Disease, Council on Cardiovascular Disease in the Young, American Heart Association. Circulation 2004;110:2747-71.

Capannari TE, Daniels SR, Meyer RA, Schwartz DC, Kaplan S. Sensitivity, specificity and predictive value of twodimensional echocardiography in detecting coronary artery aneurysms in patients with Kawasaki disease. J Am Coll Cardiol 1986;7:355-360.

Newburger JW, Takahashi M, Burns JC. Kawasaki disease. J Am Coll Cardiol. 2016;67(14):1738–1749. doi: 10.1016/j.jacc.2015.12.073.

Friedman KG, Gauvreau K, Hamaoka-Okamoto A, Tang A, Berry E, Tremoulet AH, Mahavadi VS, Baker A, deFerranti SD, Fulton DR, Burns JC, Newburger JW. Coronary artery aneurysms in Kawasaki disease: Risk factors for progressive disease and adverse cardiac events in the US population. J Am Heart Assoc 2016;5:e003289.

de Zorzi A, Colan SD, Gauvreau K, Baker AL, Sundel RP, Newburger JW, dkk. Coronary artery dimensions may be misclassified as normal in Kawasaki disease. J Pediatr 1998;133:254-8.

Advani N, Sastroasmoro S, Ontoseno T, Uiterwaal CS. Long-term outcome of coronary artery dilatation in Kawasaki disease. Ann Pediatr Card 2018;11:125-9.

Lee MH, Dai ZK, Lee MS, Hsu JH, Chuang HY, Wu JR. The recommended frequency of echocardiography in follow up evaluation of patients with Kawasaki disease. Acta Paediatr Taiwan 2005:46:346-51.

Scott JS, Ettedgui JA, Neches WH. Cost-effective use of echocardiography in children with Kawasaki disease. Pediatrics 1999;104:e57-e59.

Tuohy AMM, Tani LY, Cetta F, Lewin MB, Eidem BW, Van Buren P dkk. How many echocardiograms are necessary for follow- up evaluation of patients with Kawasaki disease. Am J Cardiol 2001;88:328-30

Advani.N. Penyakit Kawasaki: faktor risiko terjadinya aneurisme koroner, perjalanan klinisnya, serta jumlah dan kualitas sel progenitor endotel, disertasi. Jakarta: FKUI, 2014.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp20.3.2018.152-7

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.