Peningkatan Sensitivitas Dua Kali Uji Tuberkulin untuk Mendeteksi Infeksi Tuberkulosis pada Anak dengan Penyakit Keganasan

Arismunanto Kurniawan, Fifi Sofiah, Dian Puspita Sari, Yuwono Yuwono

Sari


Latar belakang. Pasien imunokompromais lebih berisiko terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Sensitivitas uji tuberkulin pada pasien anak dengan keganasan berkurang karena penurunan T helper 1 (Th 1). Diperlukan dua kali uji tuberkulin untuk meningkatkan sensitivitas uji tuberkulin pada anak dengan keganasan.
Tujuan. Mengetahui penggunaan dua kali uji tuberkulin lebih sensitif mendeteksi infeksi tuberkulosis pada anak dengan keganasan dibandingkan satu kali uji tuberkulin.
Metode. Penelitian cross sectional dilakukan Juli 2016 sampai 31 Maret 2017 pada pasien anak yang baru terdiagnosis penyakit keganasan, usia 6 bulan sampai 18 tahun di Rumah Sakit Dr. M. Hoesin (RSMH). Uji tuberkulin dilakukan pada semua subjek. Anak dengan hasil uji tuberkulin negatif saat uji tuberkulin pertama, dilakukan uji tuberkulin kedua setelah 2 sampai 4 minggu uji tuberkulin pertama. Hasil positif bila indurasi ≥5 mm.
Hasil. Lima puluh pasien anak dengan keganasan ikut dalam penelitian. Tigapuluh dua subjek laki-laki, 18 subjek perempuan. Jenis penyakit keganasan terbanyak adalah leukemia limfoblastik akut 27 (54%). Pada uji tuberkulin pertama didapatkan hasil positif pada 4 subjek dan pada uji tuberkulin kedua didapatkan hasil positif pada 7 subjek. Terdapat perbedaan signifikan (p<0,001) antara indurasi hasil uji tuberkulin pertama dan kedua. Terdapat peningkatan sensitivitas dua kali uji tuberkulin dibandingkan satu kali uji tuberkulin.
Kesimpulan. Penggunaan dua kali uji tuberkulin pada anak dengan keganasan lebih sensitif untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis dibandingkan satu kali uji tuberkulin.


Kata Kunci


dua kali uji tuberkulin; anak; keganasan;sensitivitas

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Mohammad, Esmal M, Abdelfatah M, Soliman W. Comparison of the 2-step tuberculin skin test and quantiferon-Tb gold in- tube test in the screening of latent tuberculosis infection in cancer patients. Egypt: Faculty of Medicine Minia University; 2015.

Rahajoe N, Basir D, Makmuri, Kartasasmita B. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Edisi ke-2. Jakarta: UKK Respirologi PP Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008.

Rahajoe, dkk. Petunjuk teknis manajemen TB Anak. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2016.

Kamboj M, Sepkowitz K. The risk of tuberculosis in patients with cancer. New York: Infectious Disease Service Memorial Sloan- Kettering Cancer Centre; 2006 .h.1592-5.

Hadir A, Mahallawy E, Somia AE, Nefisa GR, Ayman ES, Soheir AE, dkk. Tuberculosis in cancer patients: Role of newer techniques in relation to conventional diagnosis methods. J Advanced Res 2010;1:157-62.

Lardizabal A and Reichman L. Diagnosis of laten tuberculosis infection. Dalam: Schlossberg D, penyunting. Tuberculosis and non-tuberculous Mycobacterial infection. Edisi ke-5. New York: McGraw-Hill; 2006.h.61-70.

Ministry of Health New Zealand. Guidelines for tuberculosis Control in New Zealand. Dalam: Diagnosis and treatment of latent tuberculosis infection. Wellington: Ministry of Health New Zealand; 2010.

Menzies D. Interpretation of repeated tuberculin test. Am J Respir Crit Care Med 1999;159:15–21.

Arwin AP, Julius Roma, Nia Kurniati. Penyakit defisiensi imun buku ajar alergi-imunologi anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;2007.h.313-32 .

Health and Human Services Centers for Disease Control and Prevention. Latent tuberculosis infection: a guide for primary health care providers. Diakses pada: 10 Februari 2018. Didapat dari: https://www.cdc.gov/tb/publications/ltbi/pdf/targetedltbi.pdf.

Spring A, Katherine, Creek T. Two-Step Mantoux testing. Center for disease control. Edisi ke-10. The Australian Immunization Handbook; 2014.h. 413.

Salehzadeh F, Arshi S, Habibzadeh. Tuberculin Skin Test (PPD) and its conversion After one year in school children. Int J Trop Med 2009;4:37-40

Lesaca MY, Lazarte MD. The prevalence of Tb infection and disease among children with acute leukemia. J PIDSP 2009;10:1-8

Permono HB, Sutaryo, Ugrasena, Windiastuti E, Abdulsalam M. Leukemia akut. Dalam: Buku ajar hematologi-onkologi anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2005.h.236-47.

Tazi I, Hidane Z, Zafad S, Harif M, Benchekroun S, Raul Ribeiro R. Nutritional status at diagnosis of children with malignancies in Casablanca. Casablanca: Hematology an Pediatric Oncology Department, Hospital Morocco;2008.h.1-6.

Trajman A, Steffen RE, Menzies D. Interferon-gamma release assays versus tuberculin skin testing for the diagnosis of latent tuberculosis infection: an interview of the evidence. Pulm Med 2013;2013:601737. doi: 10.1155/2013/601737.

Frieden TR. TB Elimination: tuberculin skin testing. Center for disease control and prevention. Diakses pada 10 Februari 2018. Didapat dari: https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/testing/skintestresults_revised.pdf

Nevita, Retno Sutomo, Rina Triasih. Faktor risiko kejadian sakit tuberkulosis pada anak yang kontak serumah dengan penderita tuberkulosis dewasa. Sari Pediatri 2014;16:5-10.

Burl S, Adetifa UJ, Cox M, Touray E, Whittle H, McShane H. The tuberculin skin test (TST affected by recent BCG vaccination but not by exposure of nontuberculosis Mycobacteria (NTM) during early life. Plos

One 2010;5:e12287. https://doi.org/10.1371/journal.

pone.0012287.

Dowling J, Levy O. Ontogeny of early life immunity. Trends Immunol 2014;35:299-310.doi: 10.1016/j.it.2014.04.007

Agarwal S, Kumar Das S, Agarwal GG, Srivastava R. Steroids decrease prevalence of positive tuberculin skin test in rheumatoid arthritis : implications on anti-TNF therapies. Interdisciplinary Perspectives on Infect Dis 2014, Article ID 430134, 5 pages http://dx.doi.org/10.1155/2014/430134.

Matarollo S, Sherene Loi, Helene Duret, Yuting Ma, Laurence Zitvogel, Mark J. Smyth. Pivotal role of innate and adaptaive immunity in anthracycline chemotherapy of established tumors. Am Assoc for Cancer Res 2011 DOI: 10.1158/0008-5472.CAN-11-0753.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp19.5.2018.245-51

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.