Metode Kanguru Sebagai Pengganti Inkubator Untuk Bayi Berat Lahir Rendah

Rulina Suradi, Piprim B. Yanuarso

Sari


Penggunaan inkubator untuk merawat bayi berat lahir rendah (BBLR) memerlukan
biaya yang tinggi. Akibat terbatasnya fasilitas inkubator, tidak jarang satu inkubator
ditempati lebih dari satu bayi. Hal tersebut meningkatkan risiko tejadinya infeksi
nosokomial di rumah sakit. Metode kanguru (MK) ditemukan pada tahun 1983 oleh
dua orang ahli neonatologi dari Bogota, Colombia untuk mengatasi keterbatasan
jumlah inkubator. Setelah dilakukan berbagai penelitian, ternyata MK tidak hanya
sekedar menggantikan peran inkubator, namun juga memberi banyak keuntungan
yang tidak bisa diberikan oleh inkubator. Metode kanguru mampu memenuhi
kebutuhan asasi BBLR dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan
rahim sehingga memberi peluang BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar.
Metode kanguru dapat meningkatkan hubungan emosi ibu-bayi, menstabilkan suhu
tubuh, laju denyut jantung dan pernapasan bayi, meningkatkan pertumbuhan dan
berat badan bayi dengan lebih baik, mengurangi stres pada ibu dan bayi, mengurangi
lama menangis pada bayi, memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan
produksi ASI, menurunkan kejadian infeksi nosokomial, dan mempersingkat masa
rawat di rumah sakit. Mengingat berbagai kelebihannya, diperlukan upaya yang lebih
strategis untuk mempopulerkan metode yang sangat bermanfaat ini.


Kata Kunci


BBLR; metode kangguru; inkubator

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia

Jakarta: Pusat Data Kesehatan Jakarta,1998;217.

Rohimi S. Sebaran karakteristik bayi berat lahir rendah

(pertumbuhan janin terhambat dan prematur). (Tesis).

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997.

Chundrayetti E. Kesakitan dan kematian neonatal dini pada

bayi berat lahir rendah dan beberapa faktor yang

mempengaruhinya di RSUP Dr M Djamil Padang. Dalam:

Firmansyah A, Trihono PP, Oswari H, dkk., penyunting.

Buku Abstrak KONIKA XI Jakarta. Jakarta: IDAI, 1999;

Poerwosudarmo SS, Sunarya, Monintja HE. Perinatal

mortality in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital

Jakarta. Pediatr Indones 1971; 11: 67-74.

Susilowati R. Kematian neonatal dini dalam hubungannya

dengan berat lahir dan masa gestasi. (Tesis) Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989.

Catatan rekam medik Subbagian Perinatologi IKA

FKUI/RSCM (tidak dipublikasi).

Monintja HE. Kematian perinatal. Dalam: Wiknjosastro

H, penyunting. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1994; 785-90.

Suradi R, Chair I, Thaha RM. Acceptance of the

kangaroo care method by mothers in rural area. Paediatr

Indones 1998;38:215-23.

Kosim MS. Pola infeksi nosokomial di bangsal bayi baru

lahir Bagian IKA FK Universitas Diponegoro/ RSUP Dr

Kariadi Semarang. Dalam: Firmansyah A, Sastroasmoro

S, Trihono PP, dkk., penyunting. Buku Naskah Lengkap

KONIKA XI Jakarta. Jakarta: IDAI, 1999;h. 535-45.

World Health Organization. Thermal control of the

newborn: a practical guide. WHO/FHE/MSM/93.2

Whitelaw A, Sleath K. Myth of the marsupial mother:

home care of very low birth weight babies in Bogota,

Colombia. Lancet 1985; I:1206–8.

Ludington-Hoe SM, Golant SK. Kangaroo care, the best

you can do to help your preterm infant. New York:

Bantam Books, 1993:3-30.

Tessier R, Cristo M, Velez S, Giron M, dkk. Kangaroo

mother care and the bonding hypothesis. Pediatrics

;102:1-8.

Monintja HE. Beberapa aspek kebutuhan bayi kurang

bulan. Dalam: Suradi R, Monintja HE, Amalia P,

Kusumowardhani D, penyunting. Penanganan mutakhir

bayi prematur. Naskah lengkap Pendidikan Kedokteran

Berkelanjutan Bagian Ilmu Kesehatan Anak XXXVIII.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI,1997; h.11-43.

Kadri N. Mekanisme pertahanan tubuh pada bayi

prematur. Dalam: Suradi R, Monintja HE, Amalia P,

Kusumowardhani D, penyunting. Penanganan mutakhir

bayi prematur. Naskah lengkap Pendidikan Kedokteran

Berkelanjutan Bagian Ilmu Kesehatan Anak XXXVIII.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI,1997; h.115-30.

Sloan NL, Camacho LWL, Rojas EP, Stern C. Kangaroo

mother method: randomised controlled trial of an

alternative method of care for stabilised low-birthweight

infants. Lancet 1994; 344:782–5.

Boedjang RF. Pengendalian infeksi nosokomial di ruang

rawat neonatus. Dalam: Suradi R, Monintja HE, Amalia

P, Kusumowardhani D, penyunting. Penanganan

mutakhir bayi prematur. Naskah lengkap Pendidikan

Kedokteran Berkelanjutan Bagian Ilmu Kesehatan Anak

XXXVIII. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,1997; h.151-6.

Markum AH, Monintja HE, Boedjang RF. Janin dan

neonatus. Dalam: Markum AH, Ismael S, Alatas H, dkk,

penyunting. Buku ajar ilmu kesehatan anak jilid 1.

Jakarta: FKUI,1991; h.205-40.

Cattaneo A, Davanzo R, Uxa F, Tamburlini G.

Recommendations for the implementation of kangaroo

mother care for low birthweight infants. Acta Paediatr

; 87:440–5.

Bergman NJ, Jurisoo LA. The ‘kangaroo-method’ for

treating low birth weight babies in a developing country.

Tropical Doctor 1994;24:57-60.

Levin A. The mother-infant unit at Tallinn children’s

hospital, Estonia: a truly baby-friendly unit. Birth

;21:39-44.

Christensson K, Bhat GJ, Amadi BC, Eriksson B, Hojer

B. Randomised study of skin-to-skin versus incubator

care for rewarming low risk hypothermic neonates. The

Lancet 1998;352:1115.

Charpak N, Ruiz-Pelaez JG, Figueroa Z, Charpak Y.

Kangaroo mother versus traditional care for newborn

infants £ 2000 grams: a randomized, controlled trial.

Pediatrics 1997;100:683-8.

Cattaneo A, Davanzo R, Worku B, dkk. Kangaroo

mother care for low birthweight infants: a randomized

controlled trial in different settings. Acta Paediatr

;87:976-85.

Charpak N, Ruiz-Pelaez JG, Charpak Y. Rey-Martinez

kangaroo mother program: an alternatif way of caring

for low birth weight infants? One year mortality in a

two cohort study. Pediatrics 1994;94: 804-10.

De Chateau P, Winberg B. Longterm effect on mother

infant behaviour of extra contact during the first hours

post partum. II A follow-up at three months. Acta

Paediatr Scand 1977;66:145-51.

Klaus MH, Kennell JH. Care of the parents. Dalam:

Klaus MH, Fanaroff AA, penyunting. Care of the highrisk

neonate. Edisi ke-4. Philadelphia: WB Saunders

Company, 1993; h.189-211.

Ludington-Hoe SM, Golant SK. Kangaroo care, the best

you can do to help your preterm infant. New York:

Bantam Books, 1993; h.67-84.

Anderson GC. Touch and the kangaroo care method.

Dalam: Field TM, penyunting. Touch in early

development. New Jersey: Lawrence Erlbaum

Associates,1995; h.35-51.

Anderson GC, Wood CE, Chang HP. Self-regulatory

mothering vs. nursery routine care postbirth: effect on

salivary cortisol and interactions with gender, feeding,

and smoking. Dipresentasikan pada International

Workshop on Kangaroo Mother care II, Perancis 30

November – 4 Desember 1998.

Hurst NM, Valentine CJ, Renfro J, dkk. Skin-to-skin

holding in the neonatal intensive care unit influences

maternal milk volume. J Perinatol 1997;17:213-7.

Whitelaw A. Kangaroo baby care: just a nice experience

or an important advance for preterm infants? Pediatrics

;85:604-5.

Alisjahbana A, Usman A, Irawaty S, Triyati A. Prevention

of hypothermia of low birth infants using the kangaroo

method. Paediatr Indones 1998;38:205-14.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp2.1.2000.29-35

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.