Pengobatan Cefixime pada Demam Tifoid Anak

Sri Rezeki S Hadinegoro, Alan R Tumbelaka, Hindra Irawan Satari

Sari


Telah dilakukan penelitian uji klinis non-komparatif pengobatan cefixime terhadap
demam tifoid anak di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta, sejak Mei
1999 – Januari 2000. Subyek berumur antara 3-15 tahun dengan diagnosis klinis demam
tifoid tanpa komplikasi. Di antara 25 orang pasien yang ikut dalam penelitian, terdapat
11 laki-laki dan 14 perempuan, 16 (64%) pasien termasuk kelompok 5-9 tahun dan 8
(32%) berumur >10 tahun. Delapan belas anak menderita demam di rumah selama 7
hari atau lebih. Selain demam, mual, muntah, perasaan tidak enak di perut, delirium
dan hepatomegali merupakan gejala yang terbanyak ditemukan. Lebih dari separuh
jumlah kasus menderita demam antara 37,5-38,5oC dan 7 anak lainnya mengalami
demam lebih dari 39oC. Peningkatan LED dan SGOT/SGPT terdapat pada hampir
semua kasus. Semua pasien mendapat pengobatan cefixime 10-15mg/kgbb/hari, dibagi
2 dosis selama 10 hari. Penurunan suhu (time of fever defervescence) terjadi setelah 6,0
hari (SB 3,1) pengobatan. Cure rate, yang menggambarkan efikasi cefixime terdapat
pada 21 (84%) dan gagal 4 (16%) kasus. Penilaian hasil pengobatan hari kelima pada
21 kasus menunjukkan 11 pasien sembuh sempurna, 10 pasien lainnya keadaan klinis
baik namun masih demam dan suhu turun pada hari berikutnya. Kegagalan bakteriologis
dijumpai pada 1 kasus, termasuk dalam kelompok gagal secara klinis. Secara bakteriologis,
3 pasien resisten terhadap salah satu dari ketiga antibiotik konvensional. Satu orang
pasien resisten chloramphenicol dan 2 orang resisten ampisilin. Dua puluh satu (84%)
di antara 25 pasien tetap sensitif terhadap ketiga antibiotik konvensional. Dalam
penelitian ini tidak terdapat satu kasus pun dengan MDRST. Secara umum cefixime
mempunyai efikasi yang baik dan dapat ditoleransi oleh semua pasien dengan efek
samping ringan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan evaluasi lebih lanjut
mengenai dosis dan lama pengobatan.


Kata Kunci


cefixime; multiple drug resistance; Salmonella typhi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ringo-Ringo PH. Pola resistensi antibiotik pada

penderita demam tifoid anak di Bagian Ilmu Kesehatan

Anak FKUI.RSCM Jakarta Tahun 1990-1994. Tesis

Program Studi ilmu Kesehatan Anak Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 1996.

Hadinegoro SR. Masalah multiple drug resistance pada

demam tifoid anak. Dipresentasikan pada simposium

New treatment of typhoid fever in children. Jakarta, 26

Agustus 1998.

Bhutta ZA, Khan IA, Molla AM. Therapy of multidrugresistant

typhoid fever with oral cefixime vs. intravenous

ceftriaxone. Pediatr Infect Dis J 1994; 13:990-4.

Girgis NI, Sultan Y, Hammad O, Farid ZH. Comparison

of the efficacy, safety, and cost of cefixime, ceftriaxone,

and aztreonam in the treatment of multidrug-resistant

Salmonella typhi septicemia in children. Pediatr Infect

Dis J 1995; 14:603-5.

Mirza SH. The prevalence and clinical features of multidrug

resistant Salmonella typhi infections in Baluchistan,

Pakistan. Ann of Trop Med and Parasitol 1995; 89:513-

Memon IA, Billoo AG, Memon HI. Cefixime: An oral

option for the treatment of multidrug-resistant enteric

fever in children. South Med J 1998; 90:1204-7.

Matsumoto K. Pharmacokinetics/pharmacodynamics

and in-vitro antimicrobial activity of cefixime for

Salmonella typhi. Third Asia Pacific Symposium on

Thyphoid Fever and Other Salmonellosis. Bali, 11

Desember 1997.

Hadinegoro SR. Pengobatan ceftriaxone dosis satu kali

sehari pada demam tifoid anak. Dipresentasikan pada

KONIKA IX, di Semarang 13-17 Juni 1993.

Hadinegoro SR. Kuinolon pada anak suatu dilema.

Dalam: Alan RT, Hadinegoro SR, Oswari H. penyunting.

Naskah lengkap pendidikan kedokteran berkelanjutan

Bagian Ilmu Kesehatan Anak XL. Balai Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta. 1997:133-40.

Billoo AG. Cefixime: An oral option for the treatment

of MDR enteric fever in children. Third Asia Pacific

Symposium on Thyphoid Fever and Other Salmonellosis.

Bali, 11 Desember 1997.

Bhutta ZA. MDR Typhoid: a potential algorithmic

approach to diagnosis and management. Third Asia-

Pacific Symposium on Typhoid Fever and Other

Salmonellosis. Bali, 11 Desember 1997.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp2.4.2001.182-7

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.